Secara
etimologi metode berasal dari dua perkataan yaitu “Meta” yang berarti
“Melalui” dan “Hodos” yang berarti “Jalan” atau “Cara”.[1]
Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia metode didefinisikan sebagai cara yang
telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud tertentu.
Secara
terminologi metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat
tercapai secara optimal.[2]
Lebih lanjut Mulyasa menjelaskan bahwa metode adalah jalan yang harus ditempuh
dan dilalui untuk mencapai suatu tujuan dengan cara mendidik yang secara
filosofis berarti pembinaan atau pembentukan sikap dan kepribadian yang beruang
lingkup pada wilayah kognitif, konatif, afektif, dan psikomotorik dalam diri
manusia.[3]
Metode adalah
seperangkat cara, jalan dan teknik yang harus dimiliki dan digunakan oleh
pendidik dalam upaya menyampaikan dan memberikan pendidikan kepada peserta
didik agar mencapai tujuan pendidikan yang termuat kurikulum yang telah
ditetapkan.[4] Para
ahli pendidikan berpendapat bahwa tidak ada metode pembelajaran yang dipandang
paling baik karena baik tidaknya metode mengajar sangat tergantung kepada
tujuan pengajaran, materi yang diajarkan, jumlah peserta didik, fasilitas
penunjang, kesanggupan individual, dan lain-lain. Oleh sebab itu, kegiatan pengajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yang sederhana sampai yang kompleks.
Dalam memilih
dan menggunakan metode pembelajaran haruslah memperhatikan beberapa prinsip.
Prinsip-prinsip tersebut dapat menunjukkan dan mengarahkan dalam pemilihan dan
penerapan metode sehingga dapat terlaksana secara efektif dan efisien sesuai
dengan tingkat kebutuhannya.
Diantara
prinsip-prinsi metode pembelajaran adalah:[5] Pertama,
prinsip mempermudah. Metode pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang
pendidik pada dasarnya adalah untuk mempermudah peserta didik dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sekaligus mengidentifikasikan dirinya
dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan
tersebut.
Kedua, berkesinambungan.
Pendidikan adalah suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus. Oleh
sebab itu, dalam menggunakan metode pembelajaran seorang pendidik haruslah
memeprhatikan kesinambungan pemberian materi, tidak hanya mengejar target
pencapaian kurikulum.
Ketiga, prinsip
fleksibel dan dinamis. Metode yang digunakan harus bersifat fleksibel dan
dinamis sebab dengan kelenturan dan kedinamisasian tersebut pelaksanaan
pembelajaran tidak terlihat monoton dan membosankan dengan satu macam metode
saja.
Dari
prinsip-prinsip tersebut, dapat dipahami bahwa menentukan sebuah metode tidak
bisa seenaknya, melainkan harus memperhatikan beberapa prinsip tertentu agar
materi yang disampaikan dapat diserap dan dipahami peserta didik dengan mudah,
begitu juga proses pembelajaran tidak monoton dan membosankan.
Macam-macam Metode Pembelajaran
Metode-metode
yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran adalah:
1.
Metode ceramah
Yang dimaksud
dengan metode ceramah adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
pengertian-pengertian materi kepada peserta didik dengan jalan menerangkan dan
menuturkan secara lisan.[6] Penggunaan
ceramah sebagai metode sangat ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian
informasi dan pengertian. Kelemahannya adalah siswa cenderung pasif, pengaturan
kecepatan secara klasikal ditentukan oleh pengajar, kurang cocok untuk
pembentukan keterampilan dan sikap, dan cenderungmenmpatkan guru sebagai
otoritas terakhir.[7]
Metode ceramah
ini merupakan metode kombinasi dari metode hafalan, diskusi, dan tanya jawab.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah
sebagai berikut:
a)
Mendefinisikan istilah-istilah
tertentu
b)
Pembuatan bagian-bagian atau
sub-sub bagian dari materi yang dibicarakan.
c)
Pembuatan ikhtisar dalam bentuk
pengungkapan dari inti pembicaraan
d)
Langkah terakhir, mengajukan dan
memecahkan keberatan-keberatan dan memberikan kesempatan kepada guru untuk
menjawab dan mengklarifikasi jika ada salah pengertian[8]
2.
Metode tanya jawab
Metode ini
dilaksanakan dengan cara guru menyampaikan pesan atau materi pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik untuk dijawab,
atau sebaliknya. Dengan pertanyaan tersebut diharapkan guru dapat memberikan
stimulus yang dapat menjadikan pengarahan bagi aktifitas belajar peserta didik.[9]
3.
Metode diskusi
Metode diskusi
adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau penyusun berbagai alternatif pemecahan atas
suatu masalah.[10]
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berupa tukar pendapat, pemunculan ide-ide
serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung
dalam kelompok itu untuk mencapai kebenaran.[11]
4.
Metode demonstrasi
Metode demonstrasi
adalah metode paling sederhana dibandingkan dengan metode-metode lainnya.
Metode ini merupakan suatu cara menyajikan materi dengan memprtunjukkan obyek
secara langsung atau dengan mempertunjukkan cara atau proses sesuatu secara
langsung.
Disisi lain peserta didik mengamati
dengan teliti dan seksama saat guru memperagakan sesuatu sebagai alat bantu
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan susuatu.[12]
[2] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 187
Tidak ada komentar:
Posting Komentar