Biografi singkat
Imam Muslim
Al-Imam Abul Husain
Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi atau sering dikenal sebagai Imam
Muslim (821-875) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada
sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di Naisaburi.
Beliau juga sudah
belajar hadis sejak kecil seperti Imam Bukhari dan pernah mendengar dari
guru-guru Al Bukhari dan ulama lain selain mereka. Orang yang menerima hadis dari
beliau ini, termasuk tokoh-tokoh ulama pada masanya. Ia juga telah menyusun
beberapa tulisan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling bermanfaat adalah
kitab Shahihnya yang dikenal dengan Shahih Muslim. Kitab ini disusun lebih
sistematis dari Shahih Bukhari.
Kedua kitab hadis shahih
ini; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim biasa disebut dengan Ash Shahihain. Kadua
tokoh hadis ini biasa disebut Asy Syaikhani atau Asy Syaikhaini, yang berarti
dua orang tua yang maksudnya dua tokoh ulama ahli hadis. Imam Al-Ghazali dalam
kitab Ihya Ulumuddin terdapat istilah akhraja hu yang berarti mereka
berdua meriwayatkannya. Ia belajar hadis
sejak masih dalam usia dini, yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz, Irak,
Syam, Mesir dan negara-negara lainnya.
Di Khurasan, ia berguru
kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray ia berguru kepada
Muhammad bin Mahran dan Abu `Ansan. Di Irak ia belajar hadis kepada Imam Ahmad
dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz belajar kepada Sa`id bin Mansur dan Abu
Mas`Abuzar; di Mesir berguru kepada `Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan
kepada ulama ahli hadis yang lain.
Beliau berkali-kali
mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadis, dan
kunjungannya yang terakhir pada 259 H, di waktu Imam Bukhari datang ke
Naisabur, beliau sering datang kepadanya untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika
terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung
kepada Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan
Az-Zihli. Muslim dalam Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan
hadis-hadis yang diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa
ia lakukan terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadis dalam Sahihnya, yang
diterimanya dari Bukhari, padahal ia pun sebagai gurunya. Nampaknya pada hemat
Muslim, yang lebih baik adalah tidak memasukkan ke dalam Sahihnya hadis-hadis
yang diterima dari kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui mereka sebagai
guru.
Imam Muslim wafat pada
Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar
Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H / 5 Mei 875. dalam usia 55 tahun.