KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ,
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.
مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مَحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ, صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ,
أَمَّابَعْدُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى
: “وَأَمَّا مَنْ أُوْتِىُ كِتَابَهُ
بِشِمَالِهِ فَيَقُوْلُ يَالَيْتَنِيْ لَمْ أُوْتَ كِتَابِيَهْ” فَيَاأَيُّهَا
النَّاسْ إِتَّقُ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,
Hendaknya
Tiang muslim kedah syukur dateng Allah
atas nikmatipun, Lajeng kawulo wasiat dating pribadi kiambak soho maasyirol
muslimin untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dalam segala keadaan dan
waktu. Takwa, setunggal kalimat imgkamg ringan kaucapaken ananging ewet ngamalaken
Maasyirol
muslimin Rokhimakullah
satunggal
dinten ,naliko Umar bin Khaththab ra tanglet dateng sahabat Ubay bin
Ka’ab ra tentang taqwa, lajeng Ubay bin Ka’ab jawab: “Nopotoh jenengan nate
lumampah wonten satungggaling panggenan ingkang katah erine?” Sahabat umar
jawab: “Tentu” nuli sahabat Ubay ra jawab: “Nopo ingkang jenengan laksanaaken?”
berkatalah Umar ra: “Aku tansah ati ati supoyo selamet songko eri tersebut”.Lajeng
Ubay ra matur: “Mekaten ingkang namine
taqwa”.
Dialog
ingkang kasebat gambaraken taqwa ingkang dipun perintahaken Allah wonten kitab-Nya
Alqur’an yakni supados senantiasa
waspada dan hati-hati dalam setiap tindakan keseharian,
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah,
Hendaklah
kita bersegera mencari bekal guna menuju pertemuan kita dengan Allah karena
kita tidak tahu kapan ajal kita itu datang. Dan allah swt berfirman:
“Dan
berbekallah, maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah
kepada-Ku, Hai orang-orang yang berakal” (QS Al-Baqarah : 197)
Ketahuilah
wahai saudaraku, Manusia setapak demi setapak menjalani kehidupannya dari alam
kandungan, alam dunia, alam kubur dan alam akhirat. Tahapan-tahapan tersebut
harus dijalani sampai akhirnya nanti kita akan menemui alam akhirat tempat kita
memperhitungkan amalan-amalan yang telah kita lakukan didunia. Maka tatkala
kita mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi saw yang memberitakan
tentang keadaan hari akhirat, hendaklah hati kita menjadi takut, menagislah
mata kita, dan menjadi dekatlah hati kita kepada Allah swt.
Akan
tetapi, bagi orang-orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah swt
tatkala disebut kata Neraka, Adzab, Ash-Shirat dan lain sebagainya seakan
terasa ringan diucapkan oleh lisan-lisan mereka tanpa makna sama sekali. Na’udzubillahi
min dzalik. Mari kita perhatikan firman Allah swt dalam surat Al-Haqqah
ayat 25-29:
“Adapun
orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata:
“Wahai Alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku
tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian Itulah yang
menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat
kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku.”
Dalam
ayat ini, Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya Juz IV hal 501, menerangkan
bahwa ayat tersebut menggambarkan keadaan orang-orang yang sengsara. Yaitu
manakala diberi catatan amalnya di padang pengadilan Allah swt dari arah tangan
kirinya, ketika itulah dia benar-benar menyesal. Dia mengatakan dengan penuh
penyesalan: “Andaikana saya tidak usah diberi catatan amalan ini dan tidak usah
tahu apakah hisab terhadap saya (tentu itu lebih baik bagi saya) dan
andai kata saya mati terus dan tidak usah hidup kembali.
Coba
perhatikan ayat selanjutnya:
“Peganglah
Dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah Dia ke dalam
api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah Dia dengan rantai yang
panjangnya tujuh puluh hasta.”
(QS Al-Haaqah : 30-32)
Bagi
kaum beriman, yang mengetahui makna yang terkandung dalam ayat tersebut,
menjadi bergetarlah hatinya, akan menetes air mata mereka, terisaklah
tangis mereka dan keluarlah dari keringat dingin dari tubuh mereka. Seakan saat
itu mereka sedang merasakan peristiwa yang sangat dahsyat. Maka tumbuhlan rasa
takut yang amat mendalam kepada Allah swt agar tidak menjadi orang-orang yang
celaka seperti ayat diatas.
Jama’ah
Shalat Jum’at Rahimakumullah,
Sesungguhnya
manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan akan dikumpulkan menjadi satu
untuk mempertanggungjawabkan diri mereka. Allah swt berfirman:
“Dan
dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang
dekat. (yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya
Itulah hari ke luar (dari kubur).”
(QS Qaaf : 41-42)
Juga
Allah swt berfirman dalam surat Al-Mufhaffifin Ayat 4-7 yang berbunyi:
“Tidaklah
orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, Pada
suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan
semesta alam? Sekali-kali jangan curang, karena Sesungguhnya kitab orang yang
durhaka tersimpan dalam sijjin”.
Dan
manusia dibangkitkan dalam keadaan حُفاَةً عُرَاةً غُرْلاً (Tidak
beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan). Sebagai mana firman-Nya:
“Sebagaimana
kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan mengulanginya
(mengembalikannya).”
(QS Al-Anbiya : 104)
Manusia
akan dikembalikan secara sempurna tanpa dikurangi sedikitpun, dikembalikan dalam
keadaan demikian. Bercampur dan berkumpul antara laki-laki dan perempuan. Dan
tatkala Nabi Muhammad saw menceritakan hal tersebut kepada ‘Aisyah ra maka
berkatalah ia: “Wahai Rasulullah, antara laki-laki dan perempuan sebagian
mereka melihat sebagian yang lain?” kemudian Rasulullah saw bersabda:
أَلْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى بَعْدٍ
“Perkara
pada hari itu lebih keras dari pada sekedar sebagian mereka melihat kepada
sebagian yang lainnya”. (HR
Bukhari dan Muslim, dari Aisyah ra)
Pada
hari itu laki-laki tidak akan tertarik kepada wanita, dan demikian sebaliknya.
Sampai seseorang itu lari dari bapak, ibu dan anak-anak mereka karena takut
terhadap keputusan Allah swt pada hari itu. Sebagaimana Firman-Nya:
“Pada
hari ketika manusia lari dari saudaranya, Dari ibu dan bapaknya, Dari istri dan
anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang
cukup menyibukkannya.”
(QS Abasa : 34-37)
Demikianlah
peristiwa yang amat menakutkan yang akan terjadi di akhirat nanti,
mudah-mudahan menjadikan kita semakin takut kepada Allah swt
أَقُوْلُ قَوْلِىْ هَاذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ
وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ , إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH
KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ
سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مَحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ,
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ,
أَمَّابَعْدُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى
: “وَأَمَّا مَنْ أُوْتِىُ كِتَابَهُ
بِشِمَالِهِ فَيَقُوْلُ يَالَيْتَنِيْ لَمْ أُوْتَ كِتَابِيَهْ” فَيَاأَيُّهَا
النَّاسْ إِتَّقُ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ.
Dari
mimbar Jum’at ini kami sampaikan pula bahwasanya pada hari Akhir nanti matahari
akan didekatkan diatas kepala-kepala sehingga bercucuran keringat mereka
sehingga sebagian mereka akan tenggelam oleh keringat-keringat mereka sendiri,
akan tetapi hal itu tergantung dari apa yang telah mereka perbuat di dunia.
Imam
Muslim meriwayatkan dalam hadits yang Shahih Nomor 2864 dari Hadits Al-Miqdad
bin al-Aswad ra berkata, ‘Rasulullah saw bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى
تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ, فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَىْ قَدْرِ
أَعْمَالِهِمْ فِيْ اْلعَرَقِ , فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَىْ كَعْبَيْهِ ,
وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَىْ رُكْبَتَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَىْ
حَقْوَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا. وَأَشَارَ رَسُوْلُ
اللهِ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ.
“Matahari
akan didekatkan pada hari kiamat kepada para makhluk sampai-sampai jarak
matahari diatas kepala mereka hanya satu mil, maka manusia mengeluarkan
keringat tergantung amalan-amalan mereka. Diantara mereka ada yang mengeluarkan
keringat sampai mata kakinya dan ada yang sampai lututnya, ada juga yang sampai
pinggangnya dan ada yang ditenggelamkan oleh keringat mereka.” Dan Rasulullah saw member Isyarat
dengan tangannya ke mulutnya.
Dan
seandainya ada yang bertanya “Bagaimana itu bisa terjadi sedangkan mereka
berada ditempat yang satu?” Maka Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah
menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut: “Ada sebuah kaidah yang hendaknya
kita berpegang kepada kaidah itu, yaitu bahwa perkara ghaib wajib kita untuk
mengimaninya dan membenarkannya tanpa menanyakan bagaimananya. Karena perkara
tersebut berada diluar jangkauan akal-akal kita, kita tidak mampu mengetahui
dan menggambarkannya.”
Demikianlah
sebagian peristiwa di hari Akhir dan masih banyak lagi peristiwa yang akan kita
alami yang hal itu akan menggetarkan hati bagi orang-orang Mukmin dan
menjadikan mereka semakin takut kepada Allah swt
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَىْ النَّبِيْ,
يَاآيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَىْ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَصْحَابِهِ
وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ, وَاْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ