Pengertian Materi Pembelajaran


Dalam sebuah pembelajaran materi yang akan diberikan merupakan unsur yang tidak dapat dilupakan oleh seorang pendidik. Materi atau bahan merupakan medium untuk mencapai tujuan pengajaran yang dikonsumsi oleh peserta didik. Materi merupakan inti dari kegiatan pembelajaran, karena bahan pelajaran itulah yang akan diupayakan untuk dikuasai oleh peserta didik.
Bahan atau materi pelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.[1]
Dalam menetapkan materi pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru, diantaranya adalah: [2]
1.      Materi pelajaran hendaknya menunjang untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
2.      Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan atau perkembangan siswa.
3.      Materi pelajaran hendaknya terorganisir secara sistematik dan berkesinambungan.
4.      Materi pelajaran hendaknya mancakup hal-hal yang bersifat faktual mauoun konseptual.
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi tiga aspek.[3] Pertama, pengetahuan (knowledge), pengetahuan merujuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal dan dikuasai oleh siswa sehingga manakala diperlukan, siswa dapat mengungkapkannya kembali.
Kedua, keterampilan (skill). Keterampilan menunjuk pada tindakan-tindakan fisik atau non-fisik yang dilakukan oleh seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu.
Ketiga, sikap (attitude). Sikap menunjuk pada kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini kebenarannya oleh siswa.
Menurut Hilda Taba, materi pelajaran atau bahan dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan, yakni fakta khusus, ide-ide pokok, konsep, dan sistem berfikir. [4] Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana. Fakta khusus ini biasanya merupakan informasi yang tingkat kegunaannya paling rendah.
Ide-ide pokok bisa berupa prinsip atau generalisasi. Memahami ide pokok memungkinkan kita bisa menjelaskan sejumlah gelajal spesifik atau sejumlah materi pelajaran.
Konsep lebih tinggi tingkatannya dibanding dengan ide pokok, memahami konsep berarti memahami sesuai sesuatu yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berfikir lebih mendalam.
Sistem berfikir berhubungan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah secara empiris, sistematis dan terkontrol yang kemudian dinamakan berfikir ilmiah. Setiap disiplin ilmu memiliki sistem berfikir yang tidak sama, oleh sebab itu materi tentang sistem berfikir erat kaitannya dengan struktur keilmuan.


[1] Sanjaya, Perencanaan dan Desain, 141
[2] Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 102
[3] Sanjaya, Perencanaan dan Desain, 142
[4] Ibid., 144

Tidak ada komentar:

Posting Komentar