BAB I
PENDAHULUAN
A.   
Latar belakang
Dalam rangka meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang dan tingkat pendidikan, perlu
dilakukan upaya inovatif oleh para guru dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang pendidik.
Terdapat banyak cara dan upaya yang
dapat dilakukan oleh para pendidik dalam mewujudkan tujuan instruksional
pendidikan, salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga terjadilah
suatu proses belajar yang ideal. 
Penggunaan media pembelajaran dapat
mempertinggi kualitas proses belajar dan mengajar yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media pembelajaran mempuanyai
kegunaan dan manfaat yang banyak, salah satunya adalah dalam proses
pembelajaran, media dapat menjadi pembangkit keinginan, minat dan motivasi bagi
para peserta didik untuk belajar. 
B.    
Rumusan masalah 
1.     
Bagaimana
pemanfaatan media pembelajaran?
2.     
Bagaimana
penggunaan media dalam proses pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A.   
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran, terdapat
dua unsur penting yang tidak bisa diabaikan, yaitu metode mengajar dan media
pembelajaran. Kedua unsur ini salaing berkaitan karena pemilihan suatu metode
mengajar akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang akan digunakan.
Media merupakan  sarana  penyalur
 pesan  atau
 informasi  belajar
 yang hendak  disampaikan
 oleh  sumber
 pesan
 kepada  sasaran
 atau  penerima  pesan tersebut.  Dalam   kegiatan  belajar-mengajar,
 sumber  pesan  adalah  guru  dan
penerima pesan
adalah murid.[1]
Media pembelajaran merupakan suatu
program yang dibuat dengan rancangan yang sistematis melalui berbagai langkah
pengembangan yang melibatkan berbagai terampil dan ahli serta menggunakan
berbagai jenis peralatan.[2]
Pemanfaatan media merupakan salah
satu jalan untuk memudahkan seorang pendidik dalam melaksanakan tugasnya.
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh seorang guru atau pendidik.[3]
Pemanfaatan  media  pembelajaran  yang  relevan
 dalam
 kelas
 dapat
 mengoptimalkan
 proses
pembelajaran. Bagi guru,
media membantu mengkonkritkan konsep atau gagasan
dan membantu memotivasi peserta
belajar aktif. Bagi siswa, media
dapat menjadi jembatan
untuk berpikir kritis dan   berbuat.  Dengan  demikian
 media
 dapat
 membantu
 tugas
 guru
 dan
 siswa
 mencapai kompetensi   dasar  yang  ditentukan.  Akan  tetapi,
 seringkali
 media
 pembelajaran  hanya sekadar menjadi alat bantu guru, dan jarang digunakan oleh siswa.
Agar media pembelajaran
dapat dimanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa
tentang materi yang akan diajarkan. Terkait dengan itu, media perlu dikembangkan berdasarkan relevansi, kompetensi dasar, materi  dan  karakteristik siswa. Guru dapat berperan sebagai
kreator yaitu menciptakan dan memanfaatkan  media
 yang
 tepat,
 efisen,
 dan
 menyenangkan bagi  siswa.
Namun  dalam  pe- manfaatannya di kelas, perlu
 ditekankan bahwa siswalah yang seharusnya memanfaatkan media pembelajaran tersebut.
Media  pembelajaran
 yang
 dapat
 dikembangkan
 dan
 dimanfaatkan
 guru
 sangat
 bervariasi. Beberapa contoh
media pembelajaran yang dimaksud adalah:
foto, karikatur, poster, koran, bagan, grafik, peta, benda
 model, permainan, slide, proyeksi
 komputer, overhead  transparansi, radio, televisi, lingkungan (fisik, alam, sosial, dan
peristiwa). Beberapa media,
seperti media sederhana
yang terjangkau, kadang
perlu  dikembangkan, dimodifikasi, dikombinasikan dengan media lain, atau  dicari  alternatif  media
lainnya yang juga  relevan  untuk  membantu
 pencapaian
 tujuan pembelajaran. Media dari alat dan bahan  sederhana seringkali menarik dan menantang karena dapat  merangsang kreativitas  guru  dalam
 mengidentifikasi dan  siswa  dalam  menggunakannya. Media sederhana dan terjangkau sangat
disarankan  meskipun media-media yang lebih modern seperti
komputer dapat dimanfaatkan jika tersedia.[4]
Namun betapa pun baiknya suatu
program jika tidak dimanfaatkan dengan baik maka tidak memberikan hasil guna
yang baik pula. Oleh sebab itu perlu dirancang pemanfaatan media pembelajaran
sebaik mungkin agar supaya pemanfaatn media pembelajaran dapat efektif. 
Ada beberapa pola  pemanfaatan media pembelajaran. Berikut ini
pola-pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan antara lain :
1.     
Pemanfaatan media dalam situasi kelas (classroom setting)
Dalam tatanan (setting) ini, media pembelajaran dimanfaatkan
untuk menunjang   tercapainya   tujuan 
tertentu.  Pemanfaatannya  pun 
dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan
yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu,
serta strategi belajar  mengajar yang
sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah
sesuai dengan ketiga hal itu, yang meliputi tujuan, materi, dan strategi pembelajarannya.[5]
2.     
Pemanfaatan media di luar situasi kelas
     Pemanfaatan media pembelajaran di luar
situasi dapat dibedakan dalam dua kelompok utama:
a.      
Pemanfaatan
secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa di kontrol atau diawasi.
Pemakai media menggunakan media menurut kebutuhan masing- masing. Biasnya
pemakai media menggunakannya secara perorangan. Dalam menggunakan media ini
pemakai tidak dituntut untuk mencapai tingkat pemahaman tertentu.
b.     
Pemanfaatan
media
secara terkontrol.
Pemanfaatan  media  secara  terkontrol
 adalah  bahwa
 media
 itu digunakan   dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur
secara sistematis untuk 
 mencapai   tujuan   tertentu.   Dalam pemanfaatan media ini peserta didik
harus diorganisasikan dengan baik terlebih dahulu. 
Biasanya sasaran didik diatur dalam kelompok-kelompok belajar.
Setiap
 kelompok diketuai oleh pemimpin kelompok dan disupervisi
oleh seorang tutor.  Sebelum memanfaatkan media, tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dibahas atu
 ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya mereka dapat belajar dari media itu secara  berkelompok atau secara perorangan. Anggota
 kelompok
 diharapkan
 dapat  berinteraksi
 baik  dalam
diskusi maupun dalam bekerja sama untuk memecahkan  masalah, memperdalam
pemahaman, atau menyelesaikan
tugas-tugas
tertentu.
Hasil belajar mereka dievaluasi secara teratur.  Untuk
keperluan evaluasi  ini  pembuat
 program
 media
 perlu  menyediakan  akat
 evaluasi
tersebut. Pelksanaan
 evalusi dapat diatur oleh para tutor. Penilaian juga dapat  dilakukan
 oleh
 tutor 
 menggunakan
 kunci
 jawaban  yang
 telah disediakan oleh pembuat program.[6]
c.      
Pemanfaatan
media
secara perorangan,
kelompok atau massal
Media dapat digunakan secara perorangan. Artinya, media itu digunakan oleh orang saja. Banyak media yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangna. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk
pemanfaatan yang jelas sehingga orang  dapat menggunakannya dengan mandiri. Apabila di dalam suatu ruangan
 ada beberapa orang yang belajar
menggunakan media secara perorangan
sebaiknya masing-masing menempati 
karel  sehinnga
 tidak  saling menggangu.  Karel  adalah meja
belajar yang disekat-sekat menjadi bagian kecil yang hanya cukup untuk
duduk seorang. Tiap karel dilengkapi dengan perlengkapan media, seperti
tape  recorder,  proyek-proyek  film  bingkai,
 earphone,
 layar  kecil
 dan
sebagainya.
Media dapat digunakan secara berkelompok. Kelompok itu dapat berupa kelompok  kecil
 dengan anggota 2
s/d 8 orang. Atau berupa kelompok
besar yang
 beranggotakan 9 s/d 40 orang. Media yang dirancang untuk
digunakan 
secara  berkelompok 
juga memerlukan  buku  petunjuk.  Buku
petunjuk ini biasanya ditujukan  kepada pemimpin kelompok, tutor atau
guru. Keuntungan belajar menggunakan media secara berkelompok adalah
bahwa kelompok itu dapat melakukan diskusi
tentang bahan yang sedang
dipelajari.
Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan:
a)     
Suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga semua
anggota kelompok
dapat mendengarnya.
b)     
Gambar atau tulisan dalam media itu harus cukup besar sehingga dapat dilihat
oleh semua anggota
kelompok.
c)     
Perlu ada alat penyaji yang dapat
memperkeras
suara dan memperbesar gambar.
Media dapat juga digunakan
secara masal.
Orang yang
jumlahnya puluhan, ratusan,  bahkan  ribuan
 dapat
 menggunakan
 media
 itu  bersama-sama.
Media yang dirancang  seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio, televise, atau digunakan dalam ruang yang besar seperti film.[7]
B.    
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Salah satu ciri media pembelajaran
adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima.
Sebagian media dapat mengolah pesan dan respon siswa sehingga media itu sering
disebut media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa dapat berupa pesan
yang kompleks atau pesan yang sederhana.[8] 
Media yang digunakan dalam
pembelajaran meliputi media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media
berbasis visual, media bebasis audio-visual, dan media berbasis komputer.
1.     
Media Berbasis Manusia
Media berbasis  manusia  merupakan 
media  berbasis  media 
yang di pergunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau
informasi. Media manusia ini bermafaat khususnya bila tujuan kita adalah
mengubah sikap atau  ingin  secara 
langsung  terlibat  dengan 
pemantauan  pembelajaran  siswa. Misalnya media manusia dapat
mengarahkan   dan mempengaruhi proses
belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu
apa yang terjadi pada lingkungan belajar.
Dalam penggunaan media berbasis manusia, ada dua teknik efektif
yang dapat digunakan, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya
ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun
berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Sedangkan teknik
bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan gagasan-gagasan
melalui penggunaan pertanyaan-pertanyaan pancingan. [9]
Salah  satu  faktor 
penting  dalam  pembelajaran 
dengan  media  berbasis manusia  adalah 
rancangan  pelajaran  yang 
interaktif.  Dengan  adanya 
manusia sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka kesempatan
interaksi semakin terbuka  lebar.  Pelajaran 
interaktif   mendorong  partisipasi 
siswa  dan  jika 
di gunakan   dengan   baik  
dapat   mempertinggi   hasil  
belajar   dan   pengalihan pengetahuan.
Pembelajaran interaktif dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk
diantaranya adalah:
1.     
Pembelajaran
partisipatori, yaitu jenis pembelajaran yang dimulai dengan sesi curah pendapat
dari seluruh siswa.
2.     
Pembelajaran
main peran, yaitu pembelajaran yang dimulai dengan mein peran yang
diberitahapan dengan pelaku yang terdirin atas siswa dengan sukarela. 
3.     
Pembelajaran
kuistim, dimulai dengan mengumumkan bahwa akan ada kuis pada akhir pelajaran.
4.     
Pembelajaran
kooperatif, dimulai dengan menciptakan tim-tim atau kelompok-kelompok yang
bertanggung jawab untuk saling mengajar pengetahuan natu keterampilan khusus.
5.     
Debat
terstruktur, yaitu pembelajaran dengan menguraikan sebuah isu atau tema kepada
siswa untuk selanjutnya diperdebatkan oleh kelompok-kelompok siswa dengan
argumentasi yang mendukung timnya.
6.     
Pembelajaran
99 detik, merupakan rancangan pembelajaran yang membantu siswa memproses
informasi dengan meminta siswa mengorganisasikan secara singkat informasi
kedalam penyajian yang tidak lebih dari 99 detik.[10]
2.     
Media Cetakan
Dalam media cetakan yang paling umum di kenal adalah buku teks,
buku penuntun, jurnal, majalah,  dan  lembaran 
lepas.  Teks  berbasis 
cetakan  menuntut enam elemen  yang perlu di perhatikan pada saat merancang,
yaitu: konsistensi, format, 
oraganisasi,  daya  tarik, 
ukuran  huruf,  dan 
penggunaan  spasi  kosong. Perencanaan pembelajaran harus
berupaya untuk membuat materi dengan media berbasis teks ini menjadi
interaktif.
3.     
Media Audio
Pengertian media audio untuk pengajaran, di maksudkan sebagai bahan
yang mengandung   pesan dalam        bentuk auditif,            yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar-
mengajar.
Langkah-langkah yang perlu di perhatikan   dalam menggunakan media audio,  di  
dasarkan  pada  sistem 
pemanfaatanya  dalam  kegiatan 
pengajaran. Langkah-langkah tersebut adalah :
a.      
Langkah
persiapan :
1)     
Persiapan  dalam 
merencana,  berkonsultasi  tentang 
materi  dan perencanaan,  mencatat 
beberpa  hal  yang 
bisa  membangkitkan interes, bahan
diskusi,  dan  cara-cara pengkaji pemahaman atau apresiasi.
2)     
Memberikan
pengarahan khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa yang akan di kemukakan
dalam materi
3)     
Kelompok
sasaran harus di perhhitungkan dan dalam keadaan siap
4)     
Periksa   peralatan  
yang   akan   di  
pergunakan.   Mungkin   ada kerusakan atau      kelainan yang dapat mengahambat proses pembelajaran. 
b.     
Langkah
penyajian :
1.     
Sajikan  dalam 
waktu  yang  tepat 
dengan  kebiasaan  atau 
cara mereka mendengarkan
2.     
Atur
situasi ruangan
3.     
Berikan  semangat 
untuk  memulai  mendengarkan 
dan  mulai konsentrasi terhadap
permasalahan yang akan di hadapi. [11]
4.     
Media Visual
Media  berbasis  visual 
(image/perumpamaan)  memegang  peran 
yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual bisa mempelancar
pemahaman dan  memperkuat   ingatan, 
serta  dapat  pula 
menumbuhkan  minat  siswa 
dan memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Pengajaran akan lebih efektif apabila obyek dan kejadian yang menjadi bahan pembelajaran
dapat divisualisasikan secara realistik.[12]
Bentuk  visual  bisa 
cerupa  gambar  represenatasi 
(gambar, lukisan, foto), diagram (hubungan organisasi, konsep, struktur
isi materi), peta, grafik, dan lain sebagainya. Ada beberapa prinsip umum yang perlu  di ketahui untuk penggunaan efektif media berbasis
visual, yakni sebagai berikut :
a)     
Usahakan
visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, gambar,
diagram, dan  bagan. Gambar realistis di gunakan
secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan realisme sulit di proses
dan di pelajari bahkan seringkali menganggu perhatian siswa untuk mengamati apa
yang seharusnya di amati.
b)     
Visual
di gunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
c)     
Gunakan  grafik 
untuk  menggambarkan ikhtisar keseluruhan  materi sebelum menyajikan unit demi unit
pelajaran untuk di gunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi.
d)    
Gunakan
gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep. Warna harus di gunakan secara
realistik
e)     
Warna  dan 
bayangan  di  gunakan 
untuk  mengarahkan  perhatian 
dan membedakan komponen-komponen.
f)      
Unsur-unsur
pesan dalam visual itu harus di tonjolkan dan dengan mudah di    bedakan dari unsur-unsur latar belakan untuk
mempermudah pengelolaan informasi.
g)     
Hindari
visual yang tak berimbang
h)     
Visual
yang di proyeksikan harus dapat tebaca dan mudah di baca.
i)       
Tekankan
kejelasan dan ketepatan dalam semua visual[13]
5.     
Media Audio Visual
Media audio-visual yang menggunakan penggunaan suara memerlukan
pekerjaan  tambahan untuk memproduksinya.
Salah satu pekerjaan yang penting adalah 
penulisan naskah  dan  storyboard 
yang  memerlukan  persiapan 
yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Naskah  yang  menjadi 
bahan  narasi  di 
saring,  dari  pelajaran 
yang kemudian disentesis ke dalam apa yang ingin di tunjukkan dan di
katakan. Narasi merupakan  penentuan  bagi 
tim  produksi  untuk 
memikirkan bagaimana vidio menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran.
Pada  awal  pelajaran 
media harus mempertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua
program yang dapat membangun rasa berkelanjutan sambung menyambung dan kemudian
menuntun kepada kesimpulan.
6.     
Media Berbasis Komputer
Komputer berperan 
berbeda-beda  dalam  bidang 
pendidikan,  ada  yang sebagai manajer dalam proses
pembelajaran, adapula komputer sebagai pembantu tambahan dalam pemebelajaran. Penggunanaan   komputer  
sebagai   media   pembelajaran   secara  
umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut :
a.      
Merencanakan,
mengatur, dan mengorganisasikan dan menjadwalkan pengajaran.
b.     
Mengevaluasi
siswa (tes)
c.      
 Mengumpulkan data mengenai siswa
d.     
Melakukan
analisis statistik mengenai data pembelajaran
e.      
Membuat   catatan  
perkembangan  
pembelajaran(kelompok   atau
perseorangan)
7.     
Media Lingkungan
Lingkungan  sebagai  media 
dan  sumber  belajar 
para  siswa  dapat 
di optimalisasikan dalam proses pengajaran untuk memperkaya bahan dan
kegiatan belajar  siswa   di  
sekolah.  Prosedur  belajar 
untuk  memanfaatkan  lingkungan sebagai media dan sumber  belajar di tempuh melalui beberapa cara
antara lain survey, berkemah, berkarya wisata, praktek lapangan, pelayanan pada
masyarakat, manusia sumber. Ada tiga macam lingkungan belajar  yakni lingkungan sosial, lingkungan alam,
lingkungan buatan.[14]
Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran memerlukan
persiapan dan perencanaan. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam
menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber balajar, yakni langkah
persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.[15]
BAB III
PENUTUP
A.   
Kesimpulan
1.     
Pemanfaatan
Media Dan Alat Pembelajaran
Ada beberapa pola 
pemanfaatan media pembelajaran. Berikut ini pola- pola pemanfaatan media
pembelajaran yang dapat dilakukan antara lain: 
a.      
Pemanfaatan
media dalam situasi kelas (classroom setting)
b.     
Pemanfaatan
media di luar situasi kelas
Pemanfaatan media pembelajaran di luar situasi dapat dibedakan
menjadi dua kelompok utama:
1.     
Pemanfaatan
secara bebas
2.     
Pemanfaatan
media secara terkontrol.
2.     
Penggunaan
Media Dan Alat Pembelajaran
Media yang digunakan dalam pembelajaran meliputi: 
a.      
Media
berbasis manusia
b.     
Media
berbasis cetakan
c.      
Media
berbasis visual
d.     
Media
bebasis audio-visual
e.      
Media
berbasis komputer
B.    
Saran
Dalam penulisan dan presentasi tugas ini, tidak menutup
kemungkinan jauh sekali dari kesempurnaan, baik dari metodologi, bahasan, dan penguasaan materi. Maka dari
itu,  kami  sangat
 mengharapkan
 saran
 dan  kritik,  baik
 secara teguran
 langsung  maupun
 tertulis
 kepada
 kami,
 agar  dapat
 dijadikan  sebagai introspeksi dan perbaikan dalam mengerjakan tugas dan kelompok selanjutnnya.
DAFTAR ISI
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA.
R, Rahardjo.
1986.  Desain Media: Pengantar Pembuatan OHT.  Jakarta: Nuffi C/Depdiknud/AA.
Sadiman, Arief S. et. al. 2009. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009 Media Pengajaran. Bandung:
Sinar Baru Algesindo Offset.  
t.n.“Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna-Paket Pelatihan 3”. 
http://inovasipendidikan.net/btl/BTL%203%20-%20IND%20FINAL%20(Unit%202%20B).pdf. (22 Oktober 2011)
[1] Rahardjo, R. Desain Media : Pengantar Pembuatan OHT, (Jakarta
: Nuffi C/Depdiknud/AA., 1986), 47
[2] Arief S.
Sadiman et. al. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2009), 189
[3] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2009), 15
[4]
t.n. “Pengajaran  Profesional dan Pembelajaran Bermakna
- Paket  Pelatihan 3”, http://inovasipendidikan.net/btl/BTL%203%20-%20IND%20FINAL%20(Unit%202%20B).pdf (22 Oktober 2011)
[5] Sadiman et.
al. Media Pendidikan, 190
[6] Sadiman et.
al. Media Pendidikan, 192
[7] Sadiman et.
al. Media Pendidikan, 196
[8] Arsyad, Media
Pembelajaran,  81
[9] Arsyad, Media
Pembelajaran,  84
[10] Arsyad, Media
Pembelajaran,  87
[11] Nana Sudjana
dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo
Offset, 2009), 132
[12] Sudjana dan
Ahmad Rivai, Media Pengajaran, 9
[13] Arsyad, Media
Pembelajaran,  93
[14] Sudjana dan
Ahmad Rivai, Media Pengajaran,209-213
[15] Sudjana dan
Ahmad Rivai, Media Pengajaran, 215
Tidak ada komentar:
Posting Komentar