TEORI KEPRIBADIAN KAREN HORNEY


Disusun Oleh:
Ah. Faishol Shodiqin

Fahrur Rozi

M. Yusuf

Didik Hadi Prayitno

Indri Aminatul U.



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Karen Danielson Horney dapat dikelompokkan sebagai orang yang keluar dari sudut pandang Freudian ortodoks. Meskipun bukan murid langsung atau kolega Freud, namun Horney telah ditraining di tempat pelatihan resmi psikoanalitik oleh salah satu murid Freud yang paling terpercaya. Sehingga mau tidak mau dia berada di kamp Freudian dalam jangka waktu yang lama.
Pada satu sisi, teori Horney dipengaruhi oleh jenis kelaminnya, namun mungkin juga lebih dipengaruhi oleh keadaan sosial dan budaya yang membuatnya terlihat (exposed). Dia datang beberapa dekade setelah munculnya perkembangan utama Freud, dan dia merancang pokok-pokok teorinya di tengah-tengah keadaan budaya yang sangat berbeda dari Freud-Amerika Serikat. Pada 1930-1940an, terjadi perubahan pandangan mengenai jenis kelamin dan peran jenis kelamin. Perubahan ini bisa dilihat di Eropa, namun lebih nyata terlihat di Amerika. Selain itu, keadaan sosial juga berbeda di Amerika.
Horney menemukan bahwa pasien di Amerika berbeda dengan pasien di Jerman, baik dalam hal neurosa maupun kepribadian yang normal, di mana perbedaan keadaan sosial mungkin cukup menjadi alasan bagi terjadinya perbedaan kepribadian. Oleh karenanya dia berpendapat bahwa kepribadian tidak semata-mata dipengaruhi oleh keadaan biologis saja, sebagaimana dikemukakan oleh Freud. Karena jika pendapat Freud benar, maka kita tidak akan melihat perbedaan besar dalam kepribadian seseorang dari satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.
Dalam teori Horney, pusat kepribadian bukanlah sex atau agresi tapi kebutuhan dan usaha untuk memperoleh rasa aman. Pandangan Horney mengenai sifat dasar manusia juga cenderung memuji dan optimis: kita dapat mengatasi kecemasan kita dan dapat tumbuh serta mengembangkan potensial kita semaksimal mungkin.

B.  Rumusan Masalah
1.    Seperti apa riwayat kehidupan Karen Horney?
2.    Bagaimana pemikiran-pemikiran Karen Horney?


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Biografi Singkat Karen Horney
1.    Riwayat Hidup Karen Horney
Karen Danielson dilahirkan di Hamburg, Jerman pada tanggal  16 September 1885. Dan meninggal di New York pada tanggal 4 Desember 1952.[1] Ayahnya, Berndt Wackless Danielson, adalah seorang kapten kapal dengan berlatar belakang Norwegia, sedangkan ibunya, Clotilde, adalah orang Belanda. Ny. Danielson berusia 17 tahun lebih muda dari suaminya dan wataknya sangat bertolak belakang dari suaminya. Ayah Karen adalah seorang yang taat beragama, bersifat menguasai dengan keras sekali, angkuh, sering murung, dan pendiam, sementara ibunya adalah seorang yang menarik, periang, dan berpikiran bebas. Horney muda mengagumi ayahnya dan sangat merindukan perhatian dan cinta kasihnya, tapi dia ditakut-takuti oleh ayahnya. Selalu teringat di benak Horney “mata biru ayahnya yang menakutkan” dan ketegangannya, sifat banyak menuntut. Pada tahun-tahun pertama Horney merasa ditolak oleh ayahnya. Ayahnya seringkali melontarkan komentar-komentar bernada meremehkan tentang penampilan dan intelegensinya. Dia merasa diremehkan dan tidak menarik, meskipun kenyataannya dia cantik.
Karen dekat dengan ibunya dan menjadi “putri pemuja,” sebagai cara untuk mendapatkan kasih sayang. Hingga usianya mencapai 8 tahun, Horney adalah seorang anak teladan, melekat dan selalu mengalah. Di tengah-tengah usahanya, dia masih saja tidak percaya bahwa dia tidak memperoleh cinta kasih dan rasa aman yang dia butuhkan. Karena pengorbanan diri dan perilaku baik tidak berhasil, maka dia mengubah siasatnya.
Pada usia 9 tahun, Horney menjadi seorang anak yang ambisius dan suka melawan. Dia memutuskan bahwa jika dia tidak dapat memperoleh cinta kasih dan rasa aman, maka dia akan melakukan balas dendam kepada perasaan tidak menarik dan kurangnya. Beberapa tahun kemudian dia menulis, “Jika aku tidak bisa menjadi cantik, maka aku harus menjadi pandai”. Dia berjanji untuk selalu menjadi yang pertama di kelasnya. Ketika dewasa, dia menyadari betapa banyak rasa permusuhan yang telah dia bangun pada masa kecil. Teori kepribadian Horney menjelaskan bagaimana rasa cinta yang tidak terpenuhi pada masa kanak-kanak mendorong berkembangnya kecemasan dan permusuhan dasar.
Di tengah-tengah perlawanan kepada ayahnya dan perasaan tidak berharga serta putus asa. Pada usia 24 tahun,tepatnya Tahun 1909, Horney menikah dengan Oscar Horney, seorang pengacara dari Berlin. Waktu itu, dia mempunyai tiga anak dan ikut training psikoanalisis. Dia menerima analisis tentang dirinya dari murid kesayangan Freud, yang menyebut Horney dalam istilah-istilah yang menyala-nyala kepada sang guru.
Pada 1926, Horney dan suaminya berpisah, dan enam tahun kemudian dia pindah ke Amerika, pertama-tama bekerja di Chicago dan akhirnya menetap di New York. Di antara rekannya adalah Erich Fromm dan Harry Stack Sullivan. Selama beberapa tahun dia mengembangkan sebagian besar teorinya. Pada akhir hayatnya dia tertarik pada agama Budha Zen, dan dia telah menunjungi beberapa biara Zen di Jepang beberapa tahun sebelum meninggal.[2]

2.      Riwayat Pendidikan dan Karir Karen Horney
Karen Mendapat Pendidikan kedokteran di Universitas Berlin. dan bekerja di Institut Psikoanalisis Berlin dari tahun 1918 sanpai tahun 1932. Karen dianalisis oleh Karl Abraham dan Hasn Sachc, dua analis pelatih yang sangat terkenal di Eropa pada Saat itu. Keren pergi ke Amerika Serikatatas undangan Franz Alexander dan menjadi Associate Director di Institut Psikoanalisis Chicago selama dua tahun. Pada Tahun 1932 karen pindah ke New York untuk melakukan praktek psikoanalisis dan mengajar di Institut psikoanalisis New York. Selanjutnya, Keran bersana sejumlah tokoh yang memiliki keyakinan yang sama, mendirikan Association for the Advancement of Psychoanalysis dan American Institut of Psychoanalysis karena ketidakpuasan Karen dan tokoh lainnya dengan Psikoanalisis ortodoks.[3]


A.  Pemikiran Karen Horney
1.    Basic Anxiety (kecemasan Dasar)
Basic anxiety adalah konsep utama Horney, yang mengacu pada perasaan terisolasi dan tidak berdaya seorang anak dalam potentially hostile world (dunia yang secara potensial bermusuhan). Secara umum, Horney menyatakan bahwa segala sesuatu yang menggangu rasa aman dalam hubungan anak dengan orangtuanya akan menghasilkan basic anxiety. Kecemasan dasar (basic anxiety) berasal dari rasa takut, suatu peningkatan yang berbahaya dari perasaan tak berteman dan tak berdaya dalam dunia penuh ancaman. Kecemasan ini membuat individu yang mengalaminya yakin bahwa dirinya harus dijaga untuk melindungi keamanannya.
Terdapat banyak faktor dalam lingkungan yang dapat menyebabkan timbulnya rasa tidak aman pada seorang anak, yaitu yang disebut oleh Horney sebagai basic evil, yang meliputi dominasi langsung maupun tidak langsung, pengabaian, penolakan, kurangnya perhatian terhadap kebutuhan anak, kurangnya bimbingan, penghinaan, pujian yang berlebihan atau tidak adanya pujian sama sekali, kurangnya kehangatan, terlalu banyak atau tidak adanya tuntutan tanggung jawab, perlindungan yang berlebihan, diskriminasi, dan lain sebagainya. Rasa tidak aman (insecure) membuat anak mengembangkan berbagai strategi untuk mengatasi perasaan-perasaan isolasi dan tak berdayanya.[4] Ia (seorang anak) bisa menjadi bermusuhan dan ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang menolaknya atau berbuat sewenang-wenang terhadap dirinya. Anak juga bisa menjadi sangat patuh supaya mendapatkan kembali cinta yang dirasakannya telah hilang. Strategi lain adalah anak mengembangkan gambaran diri yang tidak realistik, yang diidealisasikan, sebagai kompensasi terhadap perasaan-perasaan inferioritasnya.[5]

2.    Sepuluh Kebutuhan Orang Neurotik
Menurut Horney, terdapat sepuluh strategi yang merupakan konsekuensi pencarian solusi bagi hubungan yang terganggu antara anak dan orang tua yang disebut neurotic trends atau neurotic needs, yaitu:[6]


a.    Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan
Cirri dari kebutuhan ini adalah keinginan membabi buta untuk menyenangkan orang lain dan berbuat sesuai dengan harapan-harapan mereka. Orang yang seperti ini mengharapkan pendapat baik dari orang lain, sehingga berusaha bertingkah laku sesuai dengan harapan orang lain dan sangat peka terhadap setiap tanda penolakan atau ketidakramahan.
b.    Kebutuhan akan mitra
Cirri dari kebutuhan ini adalah orang yang selalu butuh orang lain, takut ditinggalkan sendirian dan terlalu menghargai cinta. Cirri dari in percaya bahwa cinta dari orang lain akan mnyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi.
c.    Kebutuhan untuk membatasi hidupnya sesempit mungkin
Cirri dari kebutuhan ini  adalah orang yang tidak banyak menuntut dan lebih suka untuk tidak dikenal orang lain.
d.    Kebutuhan akan kekuasaan
          Mempunyai ciri berkeinginan kuat untuk berkuasa, memuja kekuatan dan melecehkan kekuatan.
e.     Kebutuhan mengeksplotasi orang lain
          Orang yang takut menggunakan kekuasaan secara terang-terangan, bisa berusaha menguasai orang lain melalui eksploitasi dan superioritas intelektual. Kecenderungan neurotic mengevaluasi orang lain bagaimana mereka dapat dimanfaatkan namun pada saat yang sama mereka takut dimanfaatkan orang lain.
f.      Kebutuhan pengakuan social atau prestise
          Orang yang selalu menginginkan penghargaan sebesar-besarnya dari masyarakat sekitarnya. Harga diri ditentukan oleh banyaknya penghargaan yang diterima dari masyarakat.
g.    Kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi
          Orang-orang yang memiliki gambaran melambung tinggi dan ingin dikagumu berdasarkan gambaran tersebut, bukan atas siapa sesungguhnya mereka.
h.    Kebutuhan ambisi dan prestasi pribadi
          Penderita neurotic yang dering memiliki dorongan untuk menjadi yang terbaik. Mereka ingin menjadi yang terbaik dan memaksa diri untuk semakin berprestasi sebagai akibat dari perasaan tidak aman dan harus mengalahkan orang lainuntuk memperlihatkan superioritasnya.

i.      Kebutuhan mencukupi diri sendiri dan independensi
          Kecewa dalam usaha menemukan hubungan yang hangat dan memuaskan dengan orang lain, maka orang semacam ini memisahkan diri dari orang lain dan tidak mau terikat kepada siapapin atau apapun. Mereka ingin membuktikan bisa hidup tanpa orang lain. Gambaran khas deari “Play Boy” yang toidak mau terikat dengan wanita manapun.
j.      Kebutuhan kesempurnaan dan ketercelaan
          Mereka sangat takut membuat kesalahan dan kritikan dan mati-matian berusaha menyembunyikan kelemahannya dari orang lain.
          Selanjutnya, Horney mengklasifikasikan sepuluh kebutuhan tersebut menjadi tiga orientasi menghadapi dunia, yaitu:[7]
1)      Bergerak Menuju Orang Lain (moving toward people)
Orang-orang yang berorientasi moving toward people memiliki ciri-ciri seperti menganggap orang lain mempunyai arti yang sangat penting dalam hidupnya, mempunyai sikap tergantung pada orang lain, ingin disenangi, dicintai dan diterima, bersikap intrapunitif (suka menghukum/ menyalahkan diri sendiri) serta mengorbankan diri sendiri dan tidak individualistis. Seperti kebutuhan poin: a, dan b.
2)      Bergerak melawan orang lain (moving against people)
Bagi orang yang berorientasi moving against people mempunyai ciri-ciri seperti bersikap agresif, oposisional (bertentangan dengan orang lain), ingin menguasai dan menindas orang lain, tidak pernah memperlihatkan rasa takut maupun rasa belas kasihan serta menjalin hubungan dengan orang lain berdasarkan pertimbangan untung dan rugi. Seperti kebutuhan poin: d, e, f, g, dan h.
3)      Bergerak menjauhi orang lain (moving away from people)
Orang yang memiliki orientasi moving away from people, mempunyai ciri-ciri seperti menjauh atau lari dari realitas, tidak mau mengadakan keterlibatan emosi dengan orang lain baik dengan mencintai, berkelahi atau berkompetisi dan individu ini selalu berusaha agar bisa hidup tanpa orang lain dan benar-benar tidak ingin tergantung pada orang lain. Seperti kebutuhan poin: c, i dan j.
          Ketiga orientasi di atas ada dalam diri tiap orang karena ketiga sikap ini ada dalam lingkungan sosial atau masyarakat dimana sikap itu berkembang. Pada orang-orang yang normal, ketiga orientasi tersebut dapat berjalan secara seimbang dan fleksibel dimana ketiga orientasi ini dapat saling mengisi satu sama lain dan dapat menjadi sesuatu yang harmonis. Sementara pada orang-orang neurotik, ketiga orientasi ini berjalan secara kaku dimana mereka hanya menggunakan salah satu orientasi sehingga tidak produktif dan menghambat orang tersebut memenuhi potensi-potensinya.
3.      Teori Diri
Ada cara lain yang ditawarkan oleh Horney dalam melihat neurosis, yaitu berdasarkan citra diri. Bagi Horney, diri adalah pusat keberadaan anda (seseorang), potensi anda (seseorang). Kalau mental anda (seseorang) sehat, anda tentu mempunyai konsepsi yang akurat tentang siapa diri anda dan anda bebas merealisasikan potensi tersebut (realisasi diri). Orang yang mengidap neurotik mempunyai cara lain dalam memandag sesuatu. Kedirian orang neurotik selalu terpecah menjadi dua, diri yang ideal dan diri yang dibenci.[8]
1)   Diri yang ideal (ideal self)[9]
Horney yakin bahwa manusia kalau mendapat lingkungan yang disiplin dan hangat, akan mengembangkan perasaan aman dan percaya diri dan kecenderungan untuk bergerak menuju realisasi diri. Celakanya, pengaruh negatif pada awal perkembangan sering merusak kecenderungan alami menuju realisasi diri, yang membuat orang merasa terisolir, inferior, dan asing dengan dirinya sendiri. Sesudanh mengalami perasaan negatif itu, orang sangat menginginkan memperoleh perasaan identitas yang mantap.
Ketika gambaran diri ideal menjadi semakin kuat, pengidap neurotik mulai percaya bahwa gambaran ideal itu nyata. Mereka kehilangan sentuhan dengan diri nyata mereka sendiri dan memakai diri ideal sebagai standar evaluasi diri.

 Pencarian keagungan neurotik (neurotic search for glory)
Adalah gambaran orang yang menganggap diri ideal itu nyata, mereka memasukkannya sedara komprehensif ke dalam semua aspek hidupnya, menjadikannya sebagai asuan tujuan, konsep diri dan hubungannya dengan orang lain. Orang yang semacam itu membutuhkan beberapa hal, diantaranya adalah:
a.    Kebutuhan kesempurnaan : merupakan dorongan untuk menggabungkan keseluruhan kepribadian ke dalam diri ideal. Neurotik tidak puas dengan sedikit perubahan, tidak menerima yang belum sempurna. Mereka meraih kesempurnaan dengan membangun seperangkat keharusan dan ketidak harusan yang komplek.
b.    Ambisi neurotik : adalah pencarian keagungan diri melalui dorongan menjadi superior yang kompulsif. Walaupun orang neurotik mempunyai keinginan yang kuat mengungguli apapun, mereka secara teratur menyalurkan enerjinya ke aktivitas yang paling berpeluang sukses.
c.    Dorongan untuk balas dendam : merupakan aspek neurotik yang berbahaya. Keinginan berbalas dendam ini mumkin disembunyikan sebagai dorongan berprestasi – sukses, tetapi tujuan utamanya adalah membuat atau untuk memperoleh kekuatan, atau mengalahkan mereka melalui kelebihan mereka, atau untuk memperoleh kekutatan, untuk membuat sengsara orang lain umumnya dengan melalui penghinaan.
2)   Menghina diri (despise self)[10]
Horney mengemukakan enam cara orang mengekspresikan kebencian diri itu:
a.       Menuntut kebutuhan kepada diri tanpa ukuran (relentles demands on the self) : merupakan contoh pemaksaan dari seharusnya (tyranny of the should). Orang memunculkan kebutuhan diri yang tidak pernah berhenti.
b.      Menyakahkan diri tampa ampun (merciless self accusation): orang neurotik yang terus menerus mencaci maki diri sendiri. Kalau saja orang tahu, mereka akan menyadari bahwa saya berpura-pura pandai, kompeten, dan baik hati. Saya nyata-nyata menipu, tetapi tidak ada orang yang tahu.
c.       Menghina diri(self contempt): diekspresikan dalam wujud memandang kecil, meremehkan, meragukan, mencemarkan, dan mentertawakan diri sendiri. Menghina diri mencegahyang bersangkutan dari perjuangan untuk maju atau berprestasi.
d.      Frustasi diri (self frustation): perbedaan antara disiplin diri yang sehat dengsn frustasi diri yang neurotik adalah: disiplin yang sehat menunda atau mendahulukan aktifitas yang menyenangkan dlam rangka mencapai tujuan yang masuk akal, sedangkan frustasi diri melakukannya karena benci diri dan dilakukan untu mengaktualisasi gambaran diri yang rendah.
e.       Menyiksa diri (Self Torment): cirinya adalah orang yang memperoleh kepuasan masokisme dengan menyakiti diri endiri yang mengundang siksaan fisik.
f.       Tingkah laku dan dorongan merusak diri (self destructive action and impuls): tipikal orang yang suka merusak diri, baik secara fisikal, psikologikal, akut maupun kronik. Contoh: pecandu narkoba, pemabuk dan sebagainya.





DAFTAR PUSTAKA


Alwisol. Psikologi Kepribadian. 2009. UMM Press: Malang
Boeree, George. Personality Theories. 2007. Prismasophie: Yogyakarta
Hall, Calvin S. Dkk. Teori-teori Psikodinamik (Klinis). 1993. Kanisius: Yogyakarta






[1] Calvin S.H & Gardner Lindzey. Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Hlm. 263
[2] http://unikunik.wordpress.com//teori-karen-horney/
[3] Calvin S.H & Gardner Lindzey. Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Hlm. 264
[4] http://www.psikologimania.co.cc/2010/04/karen-horney-tokoh-psikologi-humanistik.html
[5] Calvin S.H & Gardner Lindzey. Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Hlm. 265
[6] Alwisol. Psikologi Kepribadian. Hlm. 136
[7] http://www.psikologimania.co.cc/2010/04/karen-horney-tokoh-psikologi-humanistik.html

[8] George Boeree. Personality Theories. Hlm. 185
[9] Alwisol. Psikologi Kepribadian. Hlm. 138
[10] Alwisol. Psikologi Kepribadian. Hlm. 140

Dikotomi Pendidikan dan Kemajuan Pendidikan Islam

Oleh: Fahrur rozi 
Dikotomi (diarkhi) Pendidikan Islam, berangkat dari pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non-agama atau keduniawian (profan). Pemisahan ini selanjutnya  membawa kepada pelaksanaan dua sistem pendidikan, yaitu  tradisional dan  moderen yang dalam banyak hal saling bertentangan atau setidak-tidaknya kurang bersesuaian. Sistem pendidikan tradisional merupakan sisa-sisa dan pengembangan sistem zawiyah, ribat atau pondok pesantren dan madrasah yang telah ada di kalangan masyarakat. Pendidikan ini pada umumnya tetap mengembangkan kurikulum tradisional yang hanya memberikan pendidikan dan pengajaran keagamaan. Sedangkan Sistem moderen pada umumnya dilaksanakan oleh pemerintah, yang pada mulanya adalah dalam rangka memenuhi tenaga ahli untuk kepentingan pemerintah, dengan menggunakan kurikulum dan mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan moderen. Sistem ini mengambil pola sistem pendidikan Barat dengan penyesuaian-penyesuaian dengan Islam dan kepentingan nasional
Perbedaan kedua sistem itu bagaimanapun bukan hanya dalam struktur luarnya, melainkan juga perbedaan   pendekatan dalam tujuan pendidikan. Sistem tradisional didasarkan atas seperangkat nilai yang ada dalam al-Qur’an. Dinyatakan bahwa tujuan pendidikan yang sesungguhnya adalah menciptakan manusia yang taat kepada Tuhan dan akan selalu berusaha untuk patuh kepada perintah-perintahnya sebagaimana yang ditulis dalam kitab suci. Kesalehan merupakan tujuan yang ingin dicapai di sini. Oleh karena itu hanya subyek-subyek theologis murni yang diajarkan di sini. Agama pembanding, studi komperatif Islam dan sistem-sistem hukum Barat diabaikan sama sekali. Tantangan-tantangan peradaban moderen tidak dijawab atau bahkan tidak disadari keberadaannya. Pendidikan ini menghasilkan  seorang manusia yang dikarunia rasa ketaatan yang sangat besar, tetapi tidak memiliki kepekaan terhadap perkembangan IPTEK.
Dualisme ini barangkali tidak menjadi persoalan bila sebatas pada spesialisasi keilmuan tanpa mengabaikan yang lain. Terlebih lagi menurut Qomaruddin Hidayat (2000: viii) kesatuan agama dan pengetahuan hanyalah fenomena pra-moderen sebelum ilmu-ilmu berkembang seperti sekarang. Ketika itu institusi pendidikan—dengan demikian juga ilmu pengetahuan—belum berdiri secara otonom, dan masih manjadi bagian dari wilayah lain, khususnya agama dan politik.
Dikotomi pendidikan ini tidak lepas dari masalah kebijakan politik pendidikan pemerintah Indonesia yang juga menyebabkan terjadinya dikotomi ini. Kebijakan politik pemerintah Indonesia secara umum dapat dibagi ke dalam empat periode. Pertama , kebijakan politik pemerintahan pada masa pra-kemerdekaan, pada masa pra-kemerdekaan ini kebijakan politik pemerintah berada di tangan penjajah Belanda. Pada masa itu Belanda menerapkan politik diskriminatif terhadap rakyat jajahannya terutama pada rakyat yang beragama Islam. Selain itu, Belanda juga sangat mencurigai dan tidak suka terhadap keberadaan pendidikan islam yang diselenggarakan di pesantren-pesantren, madrasah-madrasah, dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena lembaga pendidikan islam tersebut dianggap sarang pembrontak, pembangkang, dan sebagainya.
Politik pendidikan Islam sebagaimana disebutkan di atas berbeda dengan politik pendidikan islam yang diterapkan pada masa Orde Baru. Pada masa ini politik pendidikan lebih diarahkan pada upaya memperbarui dan memperbanyak lembag pendidikan islam yang lebih s sepenuhnya, mengingat Indonesia pada masa itu masih dalam pancsroba. Dan pemerintah Orde Lama berada dalam tarikan tiga kekuatan, yaitu nasionalis, sekuralis-komunis, dan islamis. Tiga kekuatan ideologis ini sering berbenturan dan saling mengalahkan.
Selanjutnya, keadaan tersebut berbeda dengan politik pendidikan islam pada masa Orde Baru. Ada beberapa karakteristik pemerintah Orde Baru yang kurang kondusif bagi pengembangan pendidikan islam. Dalam hubungan ini paling kurang ada lima karakteristik pemerintah Orde Baru. Pertama, pemerintah Orde Baru adalah pemerintah yang kuat dan dominan, kedua, pemerintah Orde Baru adalah  pemerintah yang dipimpin oleh kekuatan meliter, ketiga, pemerintah Orde Baru melengkapi dirinya dengan aparat keamanan represif serta aparat politik ideologis, keempat, pemerintah orde baru sejak awal kebangkitannya mendapatkan dukungan dari kapitalisme internasional, kelima, jika pemerintah Orde Baru mengalami instabilitas maka itu bukan menguatkan posisis politik masyarakat melainkan sebabkan oleh factor dari dalam tubuh Negara sendiri dan factor dunia internasional.
Adapun politik pendidikan pemerintah Indonesia yang terakhir adalah politik pemerintah masa Reformasi yang ditandai oleh semakin berkembangnya wacana demokrasi. Berbagai aturan yang sebelumnya ada dikalangan mahasiswa yang cenderung mengebiri kebebasannya kini sudah berubah. Mahasiswa sedah memiliki kebebasan yang luar biasa.  Mereka dapat merancang berbagai program sesuai dengan aspirasi yang berkembang.
Apabila kita berbicara pendidikan agama islam yang kurang mendapat dukungan dari pemerintah, maka tidak akan lepas dari pesantren dan madrasah yang merupakan tempat tumbuhnya pendidikan agama islam. Berbicara tentang perkembangan madrasah tidak bisa lepas dari perkembangan Islam di Indonesia. Bermula dari keinginan para pemeluk Islam mempelajari dan mendalami lebih jauh tentang ajaran agamanya, muncul pendidikan agama yang secara sporadis dilaksanakan di rumah-rumah, langgar, masjid, lalu berkembang menjadi lembaga yang disebut pondok pesantren.
Pesantren menjadi lembaga pendidika Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa itilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan kusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok.[ Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan. Islam tertua di Indonesia. Sejarah tidak mencatat secara persis kapan pesantren mulai ada. Namun sekurang-kurangnya bisa diketahui, pada awal abad ke-17 terdapat pesantren di Jawa yang didirikan oleh Sunan Malik Ibrahim di Gresik (tahun 1619).
Baru pada akhir abad ke-19, Belanda atas saran Snouck Hurgronje mulai memperkenalkan sistem pendidikan klasikal untuk memperluas pengaruh pemerintah kolonialnya dan menandingi pengaruh pesantren yang luar biasa. Pesantren selalu waspada terhadap politik etis Belanda.
Setelah menyadari perlunya perubahan atau penambahan sistem pendidikannya, maka baru pada awal abad ke-20, pesantren memperkenalkan sistem klasikal yang disebut madrasah. Sistem ini dilengkapi dengan pengetahuan umum -walaupun masih sangat terbatas- sebagai jawaban positif atas terjadinya perubahan-perubahan akibat politik etis kolonial.
Problematika sa ini perlu disimak dan diamati secara akurat, sebagai bahan mengaca diri untuk memetakan prospeknya di masa mendatang. Upaya ini mesti berangkat dari kondisi objektif, utamanya di bidang pendidikan yang mempengaruhi proses perkembangan madrasah itu sendiri.
Dewasa ini, setiap anggota masyarakat dengan berbagai latar belakang stratifikasi sosialnya mempunyai persepsi dan antisipasi pendidikan yang berbeda-beda. Ada yang melihatnya dari sisi kegunaan praktis sebagai suatu bidang usaha yang bersifat ekonomis. Di pihak lain pendidikan dipandang sebagai sarana pembinaan kehidupan nilai-nilai budaya.
Sudah banyak diketahui bahwa peran pesantren secara konvensional adalah melakukan proses transfer ilmu agama Islam, mencetak kader-kader ulama, dan mempertahankan tardisi. Dalam perkembangan modern, pesantren, madrasah dan sekolah Islam menghadapi tantangan baru, di mana ketiga lembaga Islam tersebut tidak bisa mengelak dari proses modernisasi itu. Dampak dari modernisasi setidaknya mempengaruhi pesantren, madrasah dan sekolah Islam tersebut dari berbagai aspeknya . Di antaranya adalah sistem kelembagaan , orientasi hubungan kiyai-santri, kepemimpinan dan peran pesantren , madrasah dan sekolah Islam.
 Orientasi peran pesantren, madrasah dan sekolah Islam sangat dipengaruhi oleh faktor internal pesantren, terutama pandangan kiyainya, dan faktor luar, perkembangan dan tuntutan aman (sebut saja pengaruh globalisasi). Mencermati perkembangan globalisasi yang kian marak ini, bisa dipastikan banyak orang yang meyakini bahwa peran pesantren, madrasah dan sekolah Islam dalam menyebarkan Islam di bumi Nusantara ini. Hanya saja, tidak banyak dari mereka yang mengetahui kapan pesantren pertama kali lahir. Para sejarawan pun tidak sepakat mengenai awal berdirinya pesantren. Baik keberadaan pesantren, madrasah dan sekolah Islam tidak bisa dilepaskan dari penyebaran Islam di Indonesia.
Sehubungan dengan masalah dikotomi pendidikan yang pada dewasa ini sudah sering dibicarakan oleh banyak kalangan baik dari kalangan akademisi maupun dari kalangan pesantren yang berakar dari aktifitas pendidikan dan keilmuan di perguruan tinggi umum dan perguruan tinggi agama di tanah air mirip dengan pola kerja keilmuan awal abad renaissance higga era revolusi informasi yang sekarang ini mulai diterapi oleh banyak kalangan. Hari nurani terlepas dari akal sehat. Nafsu serakah menguasai perilaku cerdik pandai. Praktek korupsi, kolusi dan nipotisme merajalela.
Dari sini tergambar bahwa ilmu-ilmu sekuler yang dikembangkan di perguruan tinggi umum dan ilmu-imlu agama yang dikembangkan di perguruan tinggi amaga krisis relevansi, mengalami kemandekan dan kebuntuan dan penuh bias-bias kepentingan ( keagamaan, ras, etnis, filosofis, ekonomis, politik, gender dan peradaban).
Sedangkan porsi pendidikan umum di madrasah/pesantren juga tidak kalah sedikitnya dengan porsi pendidikan agama di sekolah umum, ini juga sebagai indikasi bahwa semangat untuk mengembangkan pendidikan umum di sekolah berbasis agama (dalam hal ini Islam) tidak berkembang dengan baik. Akhirnya lulusan madrasah/pesantren cenderung pengisi satu sektor bidang dalam kehidupan bermasyarakat. Hasil yang didapatkanpun tidak maksimal.
Untuk itu dikotomi antara pendidikan umum dan pendidikan agama tidak boleh lagi terjadi dalam praktik pengelolaan pendidikan di Indonesia jika kita ingin merealisasikan tujuan daripada pendidikan nasional. Siswa bukan hanya dituntut secara kognitif tetapi juga moral, responsibility terhadap masyarakat serta kedisiplinan dalam hidupnya.
Bangunan ilmu pengetahuan yang dikotomik antara ilmu pengetahuan umum dan illmu pengetahuan agama harus diubah menjadi bangunan keilmuan baru yang lebih holistic-integralistik. Tujuan perguruan tinggi agama perlu diorientasikan pada lahirnya sarjana yang memiliki tiga kemampuan sekaligus, yaitu kemampuan mengalisis secara akademik, kemampuan melakukan inovasi, dan kemampuan memimpin sesuai dengan tuntutan persoalan kemasyaraktatan, keilmuan, maupun profesi yang ditekuninya.



DAFTAR PUSTAKA
Nata, H. Abuddin, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008
Abdullah, M. Amin, Islamic Studies Di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif Interkonektif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006
http://pcinu-mesir.tripod.com/ilmiah/pusaka/ispustaka/buku07/028.htm
http://gurutrenggalek.blogspot.com/2010/03/strategi-pesantren-madrasah-dan-sekolah.html
edukasi.kompasiana.com/2010/02/23/dikotomi-pendidikan-menjauhkan-kita-dari-tujuan-pendidikan-nasional/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren

CARA MENCARI SUATU AYAT DALAM AL-QUR'AN

Bingung untuk mencari ayat dalam al-Qur'an? heheh sahabat-sahabat tidak perlu kuatir. Dalam era digital sekarang ini banyak sekali bertebaran aplikasi-aplikasi yang yang sangat membantu kebutuhan kita. Pengalaman ini saya alami ketika mendapatkan tugas untuk mengetik ulang sebuah buku wirid yang didalamnya banyak mengutip potongan-potongan ayat al-Qur'an. Daripada susah-susah ngetik mending saya copy-pastekan ayatnya saja dari qur'an ini word. Namun masalahnya jika saya insert ayat dari Qur'an in Word saya harus tahu terlebih dahulu ayat tersebut terdapat dalam surat apa dan ayat ke berapa.
Akhirnya setelah mencari-cari di Google saya menemukan beberapa aplikasi search Engine ayat Al-Qur'an, Namun dari beberapa aplikasi tersebut yang paling memuaskan hati saya adalah aplikasi Alfanous.
Alfanous menawarkan dua metode dalam pencarian ayat al-Qur'an. yang pertama adalah melalui situs resminya yaitu http://www.alfanous.org/en/aya/. pada situs tersebut, anda hanya perlu mengetikkan ayat yang akan cari seperti halnya ketika anda mencari di mbah google. 
Pilihan yang kedua adalah anda bisa mendownload aplikasi Alfanous yang telah disedikan pada situs http://www.alfanous.org/en/aya/ tersebut yang nantinya akan berguna jika anda sedang offline. Terdapat banyak pilihan versi bahasa aplikasi, yaitu berbahasa multi Bahasa, bahasa Arab atau Bahasa Inggris, aplikasi ini tersedia pula untuk Androd. Jadi langsung saja silahkan anda pilih yang paling memudahkan untuk anda dalam pencarian ayat Al-Qur'an. untuk mendownload aplikasi Alfanous anda dapat menuju situs resminya atau mengklik link download dibawah ini:
  1. MULTI BAHASA
  2. BAHASA INGGRIS
  3. BAHASA ARAB
  4. ANDROID atau DOWNLOAD
  5. iPHONE
  6. WINDOWS PHONE
SEMOGA BERMANFAAT

DOWNLOAD PENGAJIAN KITAB Hidayatul Adzkiya' KH. Abdullah Faqih Langitan

Hidayah al-Adzkiya’ ila Thoriq al-Auliya’ (petunjuk bagi orang-orang cerdas menuju jalan para wali) adalah salah satu buah karya Syaikh Zainuddin al-Ma’bari al-Mallibari (w. 928 H/1522 M). Nama lengkap beliau adalah Zainuddin bin ‘Ali bin Ahmad al-Ma’bari al-Mallibari asy-Syafi’i. Syaikh Zainuddin adalah ayah dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz dan kakek dari Syaikh Zainuddin (w. 987 H/1579 M) penulis kitab fath al-Mu’in, salah satu kitab fiqih madzhab Syafi’i yang sangat populer di kalangan pesantren.


Kitab tashawuf ini berbentuk nazhm dengan mengikuti bahr kamil (wazan متفاعلن  sebanyak enam kali). Dengan bentuk nazhm, kitab ini sangat digemari dan dijadikan salah satu rujukan dalam pengajian tashawuf di pesantren. Di samping itu materi bahasannya juga mampu menuntun seorang murid dalam menempuh jalan (suluk) menuju ridho Alloh SWT.

DOWNLOAD



Nasihat KH. Masbuhin Faqih untuk keselamatan bangsa

Bangsa Indonesia telah merdeka selama lebih dari 71 tahun, terbebas dari belenggu penjajahan dan perbudakan. Beribu-ribu nyawa bangsa yang telah menjadi korban, mulai dari rakyat kecil, para kaum terpelajar, bahkan dari golongan ulama'. Mereka rela berkorban demi untuk mewariskan kepada anak cucunya sebuah negeri yang merdeka, damai, gemah ripah loh jinawi.

Namun, berbagai macam kejadian pada akhir-akhir ini menyadarkan kita, bahwa setelah negeri ini melepaskan diri dari penjajah, akan selalu ada penjajah-penjajah lain yang mencoba untuk merenggut kedamaian bangsa, memecah belah persatuan dan persaudaraan, mengadu domba antar ras, suku, dan agama. Tidak luput, mereka juga menyenggol kaum santri yang mereka anggap lugu dan konservatif.

Seorang santri bukan seorang yang selalu gegabah dalam mengambil sikap dan tindakan, namun mereka akan selalu menunggu petuah dan petunjuk oleh guru maupun kiyai. karena bagi santri seorang guru atau syaikh adalah harus lebih di utamakan dari pada kedua orang tua, hal itu demi untuk menggapai ilmu yang barokah dan bermanfaat, yang dapat mengantarkan seorang mukmin (orang yang beriman) menjadi orang yang semakin bertaqwa kepada Allah SWT yang tujuan paripurnanya adalah bahagia di akhirat yang kekal.

Dan sebagai bukti kita beriman kepada Allah, kita juga harus berjiwa Nasionalime atau cinta Tanah air, karena cinta Tanah Air merupakan sebagian daripada Iman "hubbul wathon minal Iman". berikut adalah dawuh Hadratus Syaikh KH. MASBUHIN FAQIH Gresik sebagai jawaban atas kegelisahan kalangan pesantren dalm menanggapi kekisruhan Negeri ini

Doa coblosan

NGAJI KITAB TIJANUD DARORI RISALAH IBROHIM AL BAJURI Oleh KH. Abdullah Faqih Langitan


Mempelajari Ilmu Tauhid adalah salah satu kewajiban bagi seorang Muslim, Ilmu Tauhid merupakan Ilmu yang menjelaskan tentang Ke-Esaan Allah, sifat-sifat wajib, Jaiz, maupun Muhal Allah. dan segala hal yang berkaitan dengan meningkatkan Akidah serta keimanan seorang Hamba.
salah satu kitab Tauhid yang sering dikaji di banyak pondok pesantren adalah kitab Tijanud Darori, Kitab kecil dan ringkas yang menjelaskan tentang seluk beluk akidah Islam yang benar.

KH. Abdullah Faqih Langitan adalah salah satu dari Kiyai Khos jam'iyah Nahdlotul Ulama dan juga pengasuh ponpes tertua di jawa yaitu ponpes Langitan Widang Tuban, meskipun beliau telah wafat, namun samudra ilmu yang beliau tinggalkan sangat luas tak terhingga yang masih dapat kita timba sebanyak-banyaknya.

Berikut adalah pengajian Kitab Tijanud Darori risalah Ibrohim Al Bajuri yang diasuh Oleh alm. KH. Abdullah Faqih Langitan:

DOWNLOAD

  1. Bagian satu (muqoddimah)
  2. Bagian Dua
  3. Bagian Tiga 
  4. Bagian Empat
  5. Bagian Lima
  6. Bagian Enam
  7. Bagian Tujuh
  8. Bagian Delapan
  9. Bagian Sembilan
  10. Bagian Sepuluh
  11. Bagian Sebelas (Khataman)
Semoga Bermanfaat

BAGINYA DUA SURGA

BAGINYA DUA SURGA

Alkisah, ada seorang pemuda di kota Madinah memiliki akhlak yang luhur, kezuhudan yang tinggi, taat beribadah, dan tidak pernah ketinggalan bersolat jamaah bersama khalifa Umar bin Khattab ra setiap waktu. Berita anak muda ini tersebar keseluruh pelosok kota Madinah, sehingga mendapat pujian dari para sahabat Nabi saw terutama dari khalifah Umar ra.

Anak muda ini tinggal bersama ayahnya yang sudah tua. Ia sangat mencitainya dan taat kepadanya, belum pernah ia meninggalkanya kecuali jika ingin pergi ke masjid untuk bersolat jamaah bersama Amirul Mu’minin Umar bin Khattab ra. Selesai sholat ia segera kembali pulang.

Suatu hari, di saat kembali dari masjid di tengah jalan, ia dipergoki oleh sorang wanita cantik. Wanita itu menggodanya dengan bermacam cara sehigga ia terpersona. Hari berikutnya terjadi hal yang sama, wanita itu menunggunya di depan jalan menuju ke rumahnya. wanita itu menggodanya dan mengajaknya mampir ke rumahnya. Sungguh wanita itu telah bermaksud melakukan perbuatan maksiat dengannya, dan ia pun tergoda syaitan dan bermaksud melakukannya pula dengan wanita itu. Tiba tiba ia melihat tanda tanda kebesaran ayat Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya”, surat al a’raf ayat 201

Karena ketakwaanya yang tinggi kepada Allah, ayat itu membuatnya jatuh pingsan ke tanah. Prempuan tadi ketakutan, langsung memanggil tetangganya. Pemuda yang sedang pingsan akhirnya dibawa ke rumah ayahnya. Ia tidak sadar sampai larut malam. Ayahnya sangat binggung sekali. Sebelum adzan subuh, ia baru sadar dari pingsannya. Begitu sadar, sang ayah bertanya kepadanya sebabnya ia pingsan semalam suntuk. Ia bercerita kepada ayahnya apa yang terjadi di malam tadi sehingga ia teringat dengan ayat Al-Qur’an dan jatuh pingsan. Ayahnya bertanya : “Ayat apa gerangan yang kau baca wahai anakku?”. Ia kemudian membaca lagi ayat yang tersebut diatas “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya”. Begitu selesai membacanya ia jatuh ke tanah dan kali ini ia bukan pingsan, melainkan meninggal dunia seketika.

Berita wafatnya pemuda tadi tersiar ke seluruh kota Madinah, hingga terdengar oleh Umar bin Khattab ra. Beliau pun segera pergi ke rumah ayah anak muda tadi untuk mengucapkan ta’ziah (bela sungkawa). Tapi sayang beliau terlambat tidak mendapatkan jenazahnya. Ia sudah dikubur. Umar pun tidak menghilangkan kesempatannya. Ia langsung pergi ke kuburannya. Setelah sholat janazah di kuburan anak muda tadi, beliau berkata di hadapan kuburannya “Wahai Fulan, barang siapa yang takut kepada Allah maka baginya dua surga” surat al Rahman 46. Subahanllah, beberapa saat setelah Umar ra membacakan ayat itu terdengar suara anak muda tadi dari dalam kubur berkata: “Wahai Umar!, Aku telah diberikan Allah kedua duanya di surga dua kali” **

Wallahua’lam bisshowab.

(Humor) istri cerewet

*_ISTRI CEREWET_* 

Alkisah terdpt sepasang suami-istri...
Suami yg penyabar...sedangkan istri bertabiat ketus, suka marah, cerewet...
Krn tdk tahan, suatu pagi..sang suami mendorong istrinya ke sumur yg tdk begitu dlm.

Siang hari, suami berkata dlm hati : enaknya gak ada yg marah²...

Saat malam tiba...si suami mulai gelisah...
lalu memutuskan utk mengeluarkan istrinya dr dlm sumur...

Setelah melemparkan tali, si suami berkata :
"Istriku, maafkan aku, aku khilaf, kita ini saling melengkapi, keluarlah sayang, aku kangen...".

Tali pun bergerak perlahan, tiba² dr bibir sumur muncullah sesosok hantu berwujud org tua dg jenggot; rambut putih yg panjang menakutkan...

Suami : Siapa kamu??
Hantu : Aku hantu penunggu sumur !!
Suami : Mana istriku.., kau apakan dia..??
Hantu : Istrimu baik² saja di dlm...
Suami : Lalu knp kau yg muncul dr dlm sumur ini??
Hantu : *Aku tdk tahan dengar omelan istrimu...*

��​​��​​��​​

Pesan Moral : *Milikilah istri yg cerewet agar rumah anda bebas dari HANTU.*

����������������

DOA COBLOSAN KH. ABD MU'THI PP.IHYAUL ULUM MANYAR LAMONGAN


Alm. KH. ABD. MU'THI adalah pendiri Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Manyar Lamongan. merupakan salah satu Kiyai kharismatik di daerah Lamongan Jawa Timur. salah satu peninggalan beliau adalah suatu ketika beliau pernah diminta do'a oleh warga Nahdliyyin ketika pemilihan umum, pada saat itu, NU masih menjadi partai politik seperti yang disampaikan oleh KH. ABD. AZIZ CHOIRI (Ketua MUI lamongan) dalam video berikut:



DOWNLOAD CERAMAH KH. MISBAH GRESIK

Berikut adalah ceramah agama yang disampaikan oleh KH. MISBAH dari gresik jawa timur pada sela-sela acara haul di salah satu pesantren lamongan jawa timur


Semoga bermfaat

DOWNLOAD RPP PRAKARYA K 13 SMP/MTs

CONTOH RPP PRAKARYA K13 SMP / MTs
DOWNLOAD
2.       SILABUS

SEMOGA BERMANFAAT

DOWNLOAD RPP SENIBUDAYA K13 SMP/MTs

CONTOH RPP SENI BUDAYA K 13 SMP / MTs
DOWNLOAD

2.       SILABUS



SEMOGA BERMANFAAT

DOWNLOAD RPP PPKN K 13 SMP/MTs

CONTOH RPP PPKN K 13 SMP / MTs
DOWNLOAD




SEMOGA BERMANFAAT

DOWNLOAD RPP PENJAS ORKES K 13 SMP/MTs

CONTOH RPP PENJAS ORKES K13 SMP / MTs
DOWNLOAD


SEMOGA BERMANFAAT

DOWNLOAD RPP MATEMATIKA K 13 SMP/MTs

CONTOH RPP MATEMATIKA K 13 SMP / MTs

DOWNLOAD




SEMOGA BERMANFAAT

DOWNLOAD RPP K13 IPS SMP/MTs

CONTOH RPP IPS K13 SMP/MTs
DOWNLOAD
1. KI KD
2. SILABUS
3. RPP
Semoga bermanfaat

DOWNLOAD RPP IPA K13 KELAS VII (TUJUH) SMP / MTs


CONTOH PERANGKAT K 13 IPA KELAS VII SMP/MTs
DOWNLOAD

Semoga bermanfaat

PPDB PP. IHYAUL ULUM MANYAR LAMONGAN


SYI'IR MAULID NABI Oleh: KH. JAMALUDDIN AHMAD

Salah satu pengajian yang sangat terkenal dikalangan masyarakat adalah pengajian kitab Al- Hikam yang diasauh oleh KH. Jamaluddin Tambak Beras Jombang, berikut kami share Syi'ir Maulud Nabi yang beliau tembangkan.