Orang Badui yang Menghisab Allah SWT

Seorang lelaki badui telah memeluk agama islam, namun karena keadaan ekonominya yang terbatas dan tempat tinggalnya yang sangat jauh dari Madinah, ia belum pernah menghadap dan bertemu langsung dengan Nabi SAW. Ia hanya berbai’at memeluk Islam dan belajar tentang peribadatan dari para pemuka kabilahnya yang pernah mendapat pengajaran dari Nabi. Tetapi dengan segala keterbatasannya itu daia mampu menjadi seorang mukmin yang sebenarnya bahkan sangat mencintai Rasulullah SAW.
Suatuketika ia mengikuti rombongan kabilahnya melaksanakan ibadah umroh ke Makkah. Sambil thawaf sendirian, terpisah dari orang-orang lainnya, si badui itu selalau berdzikir berulang-ulang dengan asma Allah “Ya Karim, ya karim....”
Ia memang bukan orang yang cerdas, sehingga tidak mampu menghafal dengan tepat doa atau dzikir yang dibaca ketika thawaf sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi. Karena itu ia hanya membaca berulang-ulang asma Allah yang satu itu. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengikuti berjalan dibelakangnya sambil mengucap juga, “Ya Karim, ya Karim...”
Si badui itu berpindah dan menjauh dari tempat dan orang tersebut sambil sambil terus meneruskan dzikirnya, karena ia menyangka lelaki yang mengikutinya itu hanya memperolok dirinya. Tetapi kemanapun ia berpindah dan menjauh, lelaki tersebut terus saja mengikutinya dan mengucapkan dzikir yang sama. Akhirnya si badui berpaling mengahdap lelaki tersebut dan berkata “wahai orang yang berwajah cerah dan berbadan indah, apakah anda memprolok aku? Demi Allah, kalau tidak karena wajahmu yang cerah dan badanmu yang indah tentu aku sudah mengadukan kamu kepada kekasihmu ....”
Lelaki itu berkata “siapakah kekasihmu itu?”
Si badui berkata “Nabiku, Muhammad Rasulullah SAW!!”
Lelaki itu tampak tersenyum mendengar penuturannya, kemudia berkata “apakah negkau belum mengenal dan bertemu dengan Nabimu itu wahai saudaraku badui?”
“Belum....!” kata badui
Lelaki itu berkata lagi “bagaimana mungkin engkau mencintainya, jika engkau belum mengenalnya? Bagaimana pula dengan keimananmu kepadanya?”
Si badui berkata, “aku beriman atas kenabiannya walau aku belum pernah melihatnya, aku membenarkan kerasulannya walau aku belum pernah bertemu dengannya....!!
Lagi-lagi lelaki itu tersenyum dan berkata, “wahai saudaraku badui, aku inilah Nabimu di dunia, dan pemberi syafa’at kepadamu di akhirat...”
Memang, lelaki yang mengikuti si badui itu tidak lain adalah Rasulullah SAW, yang juga sedang beribadah umrah. Sengaja beliau mengikuti perilaku badui tersebut karena beliau melihatnya begitu polos dan unik, menyendiri dari orang-orang lainnya, tetapi tampak jelas begitu khusu’ menghadap Allah dengan Thawafnya.
Sibadui tersebut memandang Nabi SAW seakan tak percaya, matanya berkaca-kaca. Ia mendekat kepada beliau sambil merendah dan akan mencium tangan beliau. Tetapi Nabi memegang pundaknya dan berkata “wahai saudaraku, jangan memperlakukan aku sebagaimana orang-orang asing memperlakukan raja-rajanya, karena sesungguhnya Allah mengutusku bukan sebagai orang yang sombong dan sewenang-wenang. Dia mengutusku dengan kebenaran, sebagai pemberi kabar gembeira”
Si badui masih berdiri termangu, tetapi jelas kegembiraan di matanya karena bertemu dengan Nabi SAW. Tiba-tiba malaikat Jibril turun kepada Nabi dan menyampaikan salam penghormatan dari Allah kepada beliau, dan Allah memerintahkan beliau menyampaikan beberapa kalimat kepada orang badui tersebut, yakni: “Hai Badui, sesungguhnya kelembutan dan kemuliaan Allah (yakni makna dari asma Allah Al Karim) bisa memperdayakan, dan Allah akan menghisab-nya dalam segala hal, yang sedikit atau yang banyak, yang besar atau yang kecil..”
Nabi SAW menyampaikan kalimat dari Allah tersebut kepada badui, si badui berkata “apakah Allah akan menghisabku ya Rasulullah?”
“benar, Dia akan menghisabmu jika Dia menghendaki...” Kata Nabi SAW
Tiba-tiba si Badui mengucapka sesuatu yang tidak disangka-sangka, “demi kebesaran-Nya dan keagungan-Nya, jika Dia menghisabku, aku juga akan menghisab-Nya!!”
Sekali lagi Nabi tersenyum mendengan pernyataan si Badui, dan bersabda “dalam hal apa engkau akan menghisab Tuhanmu wahai saudaraku Badui?”
Si Badui berkata, “jika Tuhanku menghisabku atas dosaku, aku akan menghisab-Nya dengan maghfirohnya, jika Dia menghisabku atas kemaksiatanku, aku akan menghisab-Nya dengan pemaafan-Nya, dan jika Dia menghisabku dengan kekikiranku, aku akan menghisab-Nya dengan kedermawanannya..”

Nabi Muhammad terharu dengan jawaban si Badui itu sampai beliau menangis  meneteskan air mata yang membasahi jenggot beliau. Jawaban sederhana, tetapi mencerminkan betapa dekatnya si Badui dengan Tuhannya, betapa tinggi tingkat ma’rifatnya kepada Allah, padahal dia belum pernah mendapat didikan langsung dari Nabi. Sekali lagi malaikat Jibril turun kepada Nabi dan berkata “wahai Muhammad, Tuhanmu As Salam mengirim salam kepadamu dan berfirman : Kurangilah tangismu, karena hal itu melalaikan malaikat-malaikat pemikul arsy dalam tasbihnya. Katakan kepada saudaramu, si Badui, ia tidak usah menghisab Kami dan Kami tidak akan menghisab dirinya, karena ia adalah (salah satu) pendampingmu kelak di surga....!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar