Orang Badui yang Menghisab Allah SWT

Seorang lelaki badui telah memeluk agama islam, namun karena keadaan ekonominya yang terbatas dan tempat tinggalnya yang sangat jauh dari Madinah, ia belum pernah menghadap dan bertemu langsung dengan Nabi SAW. Ia hanya berbai’at memeluk Islam dan belajar tentang peribadatan dari para pemuka kabilahnya yang pernah mendapat pengajaran dari Nabi. Tetapi dengan segala keterbatasannya itu daia mampu menjadi seorang mukmin yang sebenarnya bahkan sangat mencintai Rasulullah SAW.
Suatuketika ia mengikuti rombongan kabilahnya melaksanakan ibadah umroh ke Makkah. Sambil thawaf sendirian, terpisah dari orang-orang lainnya, si badui itu selalau berdzikir berulang-ulang dengan asma Allah “Ya Karim, ya karim....”
Ia memang bukan orang yang cerdas, sehingga tidak mampu menghafal dengan tepat doa atau dzikir yang dibaca ketika thawaf sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi. Karena itu ia hanya membaca berulang-ulang asma Allah yang satu itu. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengikuti berjalan dibelakangnya sambil mengucap juga, “Ya Karim, ya Karim...”
Si badui itu berpindah dan menjauh dari tempat dan orang tersebut sambil sambil terus meneruskan dzikirnya, karena ia menyangka lelaki yang mengikutinya itu hanya memperolok dirinya. Tetapi kemanapun ia berpindah dan menjauh, lelaki tersebut terus saja mengikutinya dan mengucapkan dzikir yang sama. Akhirnya si badui berpaling mengahdap lelaki tersebut dan berkata “wahai orang yang berwajah cerah dan berbadan indah, apakah anda memprolok aku? Demi Allah, kalau tidak karena wajahmu yang cerah dan badanmu yang indah tentu aku sudah mengadukan kamu kepada kekasihmu ....”
Lelaki itu berkata “siapakah kekasihmu itu?”
Si badui berkata “Nabiku, Muhammad Rasulullah SAW!!”
Lelaki itu tampak tersenyum mendengar penuturannya, kemudia berkata “apakah negkau belum mengenal dan bertemu dengan Nabimu itu wahai saudaraku badui?”
“Belum....!” kata badui
Lelaki itu berkata lagi “bagaimana mungkin engkau mencintainya, jika engkau belum mengenalnya? Bagaimana pula dengan keimananmu kepadanya?”
Si badui berkata, “aku beriman atas kenabiannya walau aku belum pernah melihatnya, aku membenarkan kerasulannya walau aku belum pernah bertemu dengannya....!!
Lagi-lagi lelaki itu tersenyum dan berkata, “wahai saudaraku badui, aku inilah Nabimu di dunia, dan pemberi syafa’at kepadamu di akhirat...”
Memang, lelaki yang mengikuti si badui itu tidak lain adalah Rasulullah SAW, yang juga sedang beribadah umrah. Sengaja beliau mengikuti perilaku badui tersebut karena beliau melihatnya begitu polos dan unik, menyendiri dari orang-orang lainnya, tetapi tampak jelas begitu khusu’ menghadap Allah dengan Thawafnya.
Sibadui tersebut memandang Nabi SAW seakan tak percaya, matanya berkaca-kaca. Ia mendekat kepada beliau sambil merendah dan akan mencium tangan beliau. Tetapi Nabi memegang pundaknya dan berkata “wahai saudaraku, jangan memperlakukan aku sebagaimana orang-orang asing memperlakukan raja-rajanya, karena sesungguhnya Allah mengutusku bukan sebagai orang yang sombong dan sewenang-wenang. Dia mengutusku dengan kebenaran, sebagai pemberi kabar gembeira”
Si badui masih berdiri termangu, tetapi jelas kegembiraan di matanya karena bertemu dengan Nabi SAW. Tiba-tiba malaikat Jibril turun kepada Nabi dan menyampaikan salam penghormatan dari Allah kepada beliau, dan Allah memerintahkan beliau menyampaikan beberapa kalimat kepada orang badui tersebut, yakni: “Hai Badui, sesungguhnya kelembutan dan kemuliaan Allah (yakni makna dari asma Allah Al Karim) bisa memperdayakan, dan Allah akan menghisab-nya dalam segala hal, yang sedikit atau yang banyak, yang besar atau yang kecil..”
Nabi SAW menyampaikan kalimat dari Allah tersebut kepada badui, si badui berkata “apakah Allah akan menghisabku ya Rasulullah?”
“benar, Dia akan menghisabmu jika Dia menghendaki...” Kata Nabi SAW
Tiba-tiba si Badui mengucapka sesuatu yang tidak disangka-sangka, “demi kebesaran-Nya dan keagungan-Nya, jika Dia menghisabku, aku juga akan menghisab-Nya!!”
Sekali lagi Nabi tersenyum mendengan pernyataan si Badui, dan bersabda “dalam hal apa engkau akan menghisab Tuhanmu wahai saudaraku Badui?”
Si Badui berkata, “jika Tuhanku menghisabku atas dosaku, aku akan menghisab-Nya dengan maghfirohnya, jika Dia menghisabku atas kemaksiatanku, aku akan menghisab-Nya dengan pemaafan-Nya, dan jika Dia menghisabku dengan kekikiranku, aku akan menghisab-Nya dengan kedermawanannya..”

Nabi Muhammad terharu dengan jawaban si Badui itu sampai beliau menangis  meneteskan air mata yang membasahi jenggot beliau. Jawaban sederhana, tetapi mencerminkan betapa dekatnya si Badui dengan Tuhannya, betapa tinggi tingkat ma’rifatnya kepada Allah, padahal dia belum pernah mendapat didikan langsung dari Nabi. Sekali lagi malaikat Jibril turun kepada Nabi dan berkata “wahai Muhammad, Tuhanmu As Salam mengirim salam kepadamu dan berfirman : Kurangilah tangismu, karena hal itu melalaikan malaikat-malaikat pemikul arsy dalam tasbihnya. Katakan kepada saudaramu, si Badui, ia tidak usah menghisab Kami dan Kami tidak akan menghisab dirinya, karena ia adalah (salah satu) pendampingmu kelak di surga....!!”

Mempercantik Tampilan Icon Desktop

Berada di depan komputer terlalu lama mungkin akan mengakibatkan kita menjadi bosan dan stress, hal itu mungkin disebabkan karena tampilan komputer yang monoton atau jadul. untuk itu agak komputer kita lebih menarik, kita perlu mempercantik tampilannya. salah satunya adalah dengan mempercantik tampilan icon pada dekstop anda.

Dekstop Icon Toy adalah software untuk mempercantik tampilan Icon di dekstop dengan memberikan banyak pilihan efek pada dekstop. aplikasi ini juga sangat mudah untuk digunakan. komputer yang sudah diinstal  Dekstop Icon Toy ini akan tambah cantik seperti gambar berikut:



Jika anda berminat, silahkan anda download aplikasi tersebut dengan mengklik link berikut
Semoga bermanfaat, jangan lupa share ke teman-teman

DOWNLOAD KOLEKSI SKRIPSI PAI


Skripsi merupakan tugas yang wajib dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk mendapatkan gelar S-1 nya, tak pelak banyak mahasiswa yang kesulitan dalam pembuatan skripsi ini. Saya juga pernah merasakannya, oleh sebab itu kali ini saya ingin share beberapa koleksi skripsi yang saya dapatkan dari internet juga. Namun untuk sementara hanya skrpsi Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) sesuai dengan jurusan ADMIN. Oke, tidak usah panjang lebar silahkan saja menuju TKP! Selamat menikmati.
Judul

Dahsyatnya Alam Akhirat


KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مَحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , أَمَّابَعْدُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : “وَأَمَّا مَنْ أُوْتِىُ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُوْلُ يَالَيْتَنِيْ لَمْ أُوْتَ كِتَابِيَهْ” فَيَاأَيُّهَا النَّاسْ إِتَّقُ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,
Hendaknya Tiang  muslim kedah syukur dateng Allah atas nikmatipun, Lajeng kawulo wasiat dating pribadi kiambak soho maasyirol muslimin untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dalam segala keadaan dan waktu. Takwa, setunggal kalimat imgkamg ringan kaucapaken ananging ewet ngamalaken
Maasyirol muslimin Rokhimakullah
satunggal dinten ,naliko Umar bin Khaththab ra tanglet dateng sahabat Ubay bin Ka’ab ra tentang taqwa, lajeng Ubay bin Ka’ab jawab: “Nopotoh jenengan nate lumampah wonten satungggaling panggenan ingkang katah erine?” Sahabat umar jawab: “Tentu” nuli sahabat Ubay ra jawab: “Nopo ingkang jenengan laksanaaken?” berkatalah Umar ra: “Aku tansah ati ati supoyo selamet songko eri tersebut”.Lajeng  Ubay ra matur: “Mekaten ingkang namine taqwa”.
Dialog ingkang kasebat gambaraken taqwa ingkang dipun perintahaken Allah wonten kitab-Nya Alqur’an yakni supados  senantiasa waspada dan hati-hati dalam setiap tindakan keseharian,
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Hendaklah kita bersegera mencari bekal guna menuju pertemuan kita dengan Allah karena kita tidak tahu kapan ajal kita itu datang. Dan allah swt berfirman:
“Dan berbekallah, maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah kepada-Ku, Hai orang-orang yang berakal” (QS Al-Baqarah : 197)
Ketahuilah wahai saudaraku, Manusia setapak demi setapak menjalani kehidupannya dari alam kandungan, alam dunia, alam kubur dan alam akhirat. Tahapan-tahapan tersebut harus dijalani sampai akhirnya nanti kita akan menemui alam akhirat tempat kita memperhitungkan amalan-amalan yang telah kita lakukan didunia. Maka tatkala kita mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi saw yang memberitakan tentang keadaan hari akhirat, hendaklah hati kita menjadi takut, menagislah mata kita, dan menjadi dekatlah hati kita kepada Allah swt.
Akan tetapi, bagi orang-orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah swt tatkala disebut kata Neraka, Adzab, Ash-Shirat dan lain sebagainya seakan terasa ringan diucapkan oleh lisan-lisan mereka tanpa makna sama sekali. Na’udzubillahi min dzalik. Mari kita perhatikan firman Allah swt dalam surat Al-Haqqah ayat 25-29:
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata: “Wahai Alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian Itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku.”
Dalam ayat ini, Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya Juz IV hal 501, menerangkan bahwa ayat tersebut menggambarkan keadaan orang-orang yang sengsara. Yaitu manakala diberi catatan amalnya di padang pengadilan Allah swt dari arah tangan kirinya, ketika itulah dia benar-benar menyesal. Dia mengatakan dengan penuh penyesalan: “Andaikana saya tidak usah diberi catatan amalan ini dan tidak usah tahu apakah hisab terhadap saya (tentu itu lebih baik bagi saya) dan andai kata saya mati terus dan tidak usah hidup kembali.
Coba perhatikan ayat selanjutnya:
“Peganglah Dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah Dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah Dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” (QS Al-Haaqah : 30-32)
Bagi kaum beriman, yang mengetahui makna yang terkandung dalam ayat tersebut, menjadi bergetarlah hatinya, akan  menetes air mata mereka, terisaklah tangis mereka dan keluarlah dari keringat dingin dari tubuh mereka. Seakan saat itu mereka sedang merasakan peristiwa yang sangat dahsyat. Maka tumbuhlan rasa takut yang amat mendalam kepada Allah swt agar tidak menjadi orang-orang yang celaka seperti ayat diatas.
Jama’ah Shalat Jum’at Rahimakumullah,
Sesungguhnya manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan akan dikumpulkan menjadi satu untuk mempertanggungjawabkan diri mereka. Allah swt berfirman:
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya Itulah hari ke luar (dari kubur).” (QS Qaaf : 41-42)
Juga Allah swt berfirman dalam surat Al-Mufhaffifin Ayat 4-7 yang berbunyi:
“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, Pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? Sekali-kali jangan curang, karena Sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin”.
Dan manusia dibangkitkan dalam keadaan  حُفاَةً عُرَاةً غُرْلاً  (Tidak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan). Sebagai mana firman-Nya:
“Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan mengulanginya (mengembalikannya).” (QS Al-Anbiya : 104)
Manusia akan dikembalikan secara sempurna tanpa dikurangi sedikitpun, dikembalikan dalam keadaan demikian. Bercampur dan berkumpul antara laki-laki dan perempuan. Dan tatkala Nabi Muhammad saw menceritakan hal tersebut kepada ‘Aisyah ra maka berkatalah ia: “Wahai Rasulullah, antara laki-laki dan perempuan sebagian mereka melihat sebagian yang lain?” kemudian Rasulullah saw bersabda:
أَلْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى بَعْدٍ
“Perkara pada hari itu lebih keras dari pada sekedar sebagian mereka melihat kepada sebagian yang lainnya”. (HR Bukhari dan Muslim, dari Aisyah ra)
Pada hari itu laki-laki tidak akan tertarik kepada wanita, dan demikian sebaliknya. Sampai seseorang itu lari dari bapak, ibu dan anak-anak mereka karena takut terhadap keputusan Allah swt pada hari itu. Sebagaimana Firman-Nya:
“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, Dari ibu dan bapaknya, Dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS Abasa : 34-37)
Demikianlah peristiwa yang amat menakutkan yang akan terjadi di akhirat nanti, mudah-mudahan menjadikan kita semakin takut kepada Allah swt
أَقُوْلُ قَوْلِىْ هَاذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ , إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مَحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , أَمَّابَعْدُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : “وَأَمَّا مَنْ أُوْتِىُ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُوْلُ يَالَيْتَنِيْ لَمْ أُوْتَ كِتَابِيَهْ” فَيَاأَيُّهَا النَّاسْ إِتَّقُ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Dari mimbar Jum’at ini kami sampaikan pula bahwasanya pada hari Akhir nanti matahari akan didekatkan diatas kepala-kepala sehingga bercucuran keringat mereka sehingga sebagian mereka akan tenggelam oleh keringat-keringat mereka sendiri, akan tetapi hal itu tergantung dari apa yang telah mereka perbuat di dunia.
Imam Muslim meriwayatkan dalam hadits yang Shahih Nomor 2864 dari Hadits Al-Miqdad bin al-Aswad ra berkata, ‘Rasulullah saw bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ, فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَىْ قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِيْ اْلعَرَقِ , فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَىْ كَعْبَيْهِ , وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَىْ رُكْبَتَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَىْ حَقْوَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا. وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ.
“Matahari akan didekatkan pada hari kiamat kepada para makhluk sampai-sampai jarak matahari diatas kepala mereka hanya satu mil, maka manusia mengeluarkan keringat tergantung amalan-amalan mereka. Diantara mereka ada yang mengeluarkan keringat sampai mata kakinya dan ada yang sampai lututnya, ada juga yang sampai pinggangnya dan ada yang ditenggelamkan oleh keringat mereka.” Dan Rasulullah saw member Isyarat dengan tangannya ke mulutnya.
Dan seandainya ada yang bertanya “Bagaimana itu bisa terjadi sedangkan mereka berada ditempat yang satu?” Maka Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut: “Ada sebuah kaidah yang hendaknya kita berpegang kepada kaidah itu, yaitu bahwa perkara ghaib wajib kita untuk mengimaninya dan membenarkannya tanpa menanyakan bagaimananya. Karena perkara tersebut berada diluar jangkauan akal-akal kita, kita tidak mampu mengetahui dan menggambarkannya.”
Demikianlah sebagian peristiwa di hari Akhir dan masih banyak lagi peristiwa yang akan kita alami yang hal itu akan menggetarkan hati bagi orang-orang Mukmin dan menjadikan mereka semakin takut kepada Allah swt

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَىْ النَّبِيْ, يَاآيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَىْ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ, وَاْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

BUKTI BUKTI CINTA PADA SANG NABI

ان الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Dalam kesempatan yang mulia ini, marilah kita terus-menerus meningkatakan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt., dengan melaksanakan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya, sebab hanya degan iman dan taqwa yang sesungguhnya, kebahagiaan dan keselamatan dunia sampai akhirat akan kita miliki. Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan hamba Allah yang mendapat rida-Nya dan senantiasa dalam rahmat sertalindungan-Nya, bahagia dunia dan akhirat, amin.Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Kita telah memasuki bulan yang bersejarah yakni bulan dimana Rasulullah Saw. Dilahirkan, Rasul pembawa ajaran terkhir, yang mengeluarkan manusia dari gelap gulita kekafiran dan menyelamatkannya dari tepi jurang neraka. Unuk itu sudah seharusnya kita tergugah untuk memperingatinya dengan bentuk amal saleh sebagai ungkapan cinta kita kepada Rasulullah Saw.
Sebagai umat Muhammad Saw. yang mencintai beliau, sudah sepantasnya jika hari kelahiran baginda Nabi Saw. Ini, kita merayakan dan memperingatinya dengan kegiatan yang sesuai dengan anjuran syariat Islam sebagai bukti cinta kita kepada beliau. Dan bukan sebalaiknya, memperingati maulid dengan kemaksiatan dan kemungkaran yang bertolak belakang, kata cinta kepada beliau. Peringatan malid Nabi hendaklah dijadikan momentum penyelenggaraan kecintaan dan ketaatan pada ajaran yang di bawa oleh beliau. Allah Swt. Berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُوني‏ يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَ اللهُ غَفُورٌ رَحيمٌ   قُلْ أَطيعُوا اللهَ وَ الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللهَ لا يُحِبُّ الْكافِرينَ
Artinya:
katakanlah, ‘jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ Katakanlah, ‘Taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir.” (QS. Ali-Imron: 31-32)

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Manifestasi cinta kepada Rasulullah Saw. Agaknya memerlukan penyelenggaraan kembali  pada akhir-akhir ini, sebab merupakan tuntunan ajaran agama yang harus dijaga kemurniannya, jangan sampai diarahkan kepada hal-hal yang menyimpang. Hal ini penting untuk diingat, sebab pada akhir-akhir ini terliahat gejala-gejala yang perlu mendapat perhatian dan pelurusan, diantarnya, bentuk kegiatan peringatan maulid yang hanya sekedar kegiatan rutinitas untuk menghabiskan anggaran biaya yang sangat besar tanpa disemangati kecintaan kepada Rasulullah,sehingga bentuk-bentuk peringatannya terkadang menyimpang jauh, bahkan bertentangan dengan logika kecintaan kepada beliau.
Ketika kita mengadakan peringatan mauid Nabi Muhammad Saw. Untuk itu, nilai ritual yang ada didalamnya harus mencerminkan logika kecintaan kepada beliau, bukan yang kontradiktif dengan logika cinta. Perhatikan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Anas r.a. berikut ini:

عن أنس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: من أحب سنتى فقد أحبنى ومن أحبنى كان معى فى الجنة.
Artinya:
Diriwayatkan dari Anas r.a., dari Rasulullah Saw., bahwa beliau bersabda, barang siapa mencintai sunnahku maka sungguh ia telah mencintai aku, maka ia bersamaku di surga

Di dalam kitab durrotun Nasihin di jelaskan:
فمن أحب أن ينال رؤية النبي عليه الصلاة والسلام فليحبه حبا شديدا وعلامة الحب الاطاعة فى السنته السنية واكثار الصلاة عليه لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال من أحب شيئا اكثر من ذكره
Artinya:
“Maka barang siapa menginginkan dapat melihat Rasulullah Saw., hendaklah ia mencintai beliau dengan kecintaan yang sungguh. Adapun tanda-tanda cinta Rasul itu adalah mengikuti Sunnah beliau yang mulia dan memperbanyak berselawat untuk beliau, sebab Rasulullah Saw, telah bersabda, ‘barang siapa mencintai sesuatu, maka ia tentu banyak menyebutnya,”

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Mecermati hadis di atas, dapatlah kita ketahui bahwa inti dari cinta kepada Rasulullah Saw. Adalah mengikuti dan meneladani sunnah-sunnah beliau dan memperbanyak membaca selawat kepada beliau. Dengan kata lain, ungkapan rasa cinta kepada beliau harus diaktualisasikan dalam bentuk sikap dan perbuatan yang berorientasi kepada nilai religi, bukan sebatas formalitas belaka. Karena ujung dari rasa cinta itu adalah peningkatan kualitas diri dalam pengamalan ajaran agama yang dibawa oleh beliau.
Pengakuan cinta kepada beliau haruslah disertai perbuatan yang mencerminkan kecintaan kepada beliau,bila tidak, maka sama saja cinta itu bohong adanya. Perhatikan pernyataan salah seorang waliyullah Hatim Az Zahid berikut ini:

من ادعى حب النبي صلى الله عليه وسلم من غير اتباع السنة فهو كذاب
Artinya:
Barang siapa mengaku cinta Rasulullah Saw.tanpa mau mengikuti perilaku beliau, maka ia adalah seorang pembohong.

Hadrin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Oleh karena itu, bulan Rabiul Awal ini kita jadikan momentum untuk menyegarkan kecintaan kita kepada beliau, sekaligus mentaati dan mengikuti sunnah-sunnah beliau. Hal ini sangat refleksi dari cinta Rasul yang sesungguhnya, agar kelak kita memperoleh syafaat beliau yang artinya:
“diriwayatkan dari Aisyah.r.a., dia berkata, ‘barang siapa mencintai Rasulullah Saw., maka ia memperbanyak membaca selawat untuk belaiu. Adapun buahnya adalah memperoleh syafaat beliau dan dapat dan dapat menyertai beliau di surga’”
Allah Swt. Berfirman:

 مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Artinya:
Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang sia yang berpaling dari (ketaatan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An-Nisa’: 80)
Hadrin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Semoga peringatan demi peringatan maulid Nabi Saw. Yang diselenggarakan oleh kaum muslimin, benar-benar merupakan ekspresi kecitaan kepada beliau, dengan kesediaan penuh untuk menaati dan mengikuti sunnah-sunnah beliau, sehingga kita akan mendapatkan syafa’at beliau, dan dapat bersama orang yang kita cintai itu di dalam surga, amin.    

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khotbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ