Istinja' Menggunakan Tissue


Disebutkan dalam banyak kitab fikih klasik bahwa Istinja' atau bercebok merupakan kegiatan membersihkan kotoran yang keluar dari dua jalan (qubul dan dubur) dengan air, batu, daun atau yang sejenisnya. Di samping istinja’, bercebok disebut juga dengan istijmar, karena menggunakan jimar (batu kecil) untuk membersihkannya. pada saat ini baik sering kita temukan banyak kamar mandi yang menyedikan tissue sebagai pengganti batu dalam beristinja'. 
Soal:
Apakah tissu dapat menggantikan batu dalam beristinja’?

Jawab:

  1. Boleh dengan dasar hadits:
Dari Abdurrahman bin Yazid dari Salman -radhiallahu anhu- bahwa:
قِيلَ لَهُ قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ قَالَ فَقَالَ أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِينِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْمٍ
“Ditanyakan kepadanya, “(Apakah) Nabi kalian telah mengajarkan segala sesuatu hingga adab beristinja?” Abdurrahman berkata, “Salman menjawab, “Ya. Sungguh beliau telah melarang kami untuk menghadap kiblat saat buang air besar dan saat buang air kecil, serta beliau melarang kami untuk beristinja’ dengan tangan kanan, beristinja’ dengan batu kurang dari tiga buah, atau beristinja’ dengan kotoran hewan atau tulang.” (HR. Muslim)
-          Istijmar harus dengan tiga biji batu yang suci
-          Istijmar tidak boleh dengan kotoran, tulang, makanan dan segala sesuatu yang dihormati.
-          Yang paling utama adalah istijmar dengan batu atau yang serupa seperti tissu (sapu tangan), tanah, dan semisalnya, kemudian diteruskan dengan air, karena batu menghilangkan benda najis dan air mensucikannya, maka lebih sempurna.
-          Manusia diberi pilihan di antara istinja dengan air atau istijmar dengan batu dan semisalnya. Jika ia ingin salah satunya maka air lebih utama karena ia lebih mensucikan tempat dan menghilangkan benda ('ain) atau bekas. Ia lebih membersihkan.
-          Jika ia hanya ingin memakai batu saja, cukup tiga biji batu apabila sudah bisa membersihkan tempat. Jika belum membersihkan, ia menambah empat dan lima hingga benar-benar bersih dan yang utama adalah dalam bilangan ganjil.
-          Tidak boleh istijmar dengan tangan kanan, kecuali Jika tangan kiri terputus atau patah atau sakit atau yang lainnya maka, istijmar dengan tangan kanannya diperbolehkan.[1]


[1] Al-lajnah ad Daimah lil Buhuts al ‘Ilmiah wal Ifta’, “Kaifiyatut Thaharah Wa Sholatul Maridh”, terjemah oleh Muhammad Iqbal A. Gazali, 2010, IslamHouse. Hal. 1-2. 

KESULITAN BELAJAR (Makalah Psikologi Pendidikan)



LATAR BELAKANG
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.
Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal, kedua; adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan, keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BP lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
Berkait dengan kegiatan diagnosis, secara garis besar dapat diklasifikasikan ragam diagnosis ada dua macam, yaitu diagnosis untuk mengerti masalah dan diagnosis yang mengklasifikasi masalah. Diagnosa untuk mengerti masalah merupakan usaha untuk dapat lebih banyak mengerti masalah secara menyeluruh. Sedangkan diagnosis yang mengklasifikasi masalahmerupakan pengelompokan masalah sesuai ragam dan sifatnya. Ada masalah yang digolongkan kedalam masalah yang bersifat vokasional, pendidikan, keuangan, kesehatan, keluarga dan kepribadian. Kesulitan belajar merupakan problem yang nyaris dialami oleh semua siswa. Kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar.
Download Makalah Lengkap DI SINI

UTUSAN MAUT





Seseorang didatangi malaikat Izrail, malaikat pencabut nyawa. Orang tersebut lalu bertanya. “apakah kedatanganmu ini sebagai kunjungan biasa atau untuk mencabut nyawaku?”
Izarail menjawab, “kunjungan biasa.”
Orang itu berkata lagi, “ Demi persahabatan kita. Jika telah dekat ajalku nanti kirimkanlah utusan untuk memberi tahu aku.”
Izrail menyetujui permintaan tersebut.
Pada suatu  hari Izrail datang untuk mencabut nyawa sahabatnya. Orang itu berkata, “bukankah belum pernah ada utusanmu yang atang kepadaku untuk memberitahukan perkaraku ini?”
Izrail menjawab, “Sudah... sudah pernah datang, bahkan beberapa kali. Bukankah tulang punggungmu bungkuk padahal sebelumnya lurus?, rambutmu memutih yang sebelumnya hitam. Suaramu bergemetar sesudah dahulunya lantang. Bahkan akhir-akhir ini kamu lemah sesudah ahulunya kamu kuat perkasa. Penglihatanmu kabur sesudah ahulunya terang. Kamu dahulu penuh harapan, tetapi akhir-akhir ini sering putus asa. Aku telah mengirim sekian banyak utusan padamu padahal kamu hanya memeinta satu utusan. Oleh karena itu janganlah akmu menyalahkan aku.

HUKUM TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA (makalah Masa'ilul Fiqh)



LATAR BELAKANG
Allah SWT menurunkan ajaran Islam ke dunia untuk menjadi rahrnat bagi semua makhluk-Nya. Dengan mengkaji sumber-sumber khazanah Islam (Al-Qur’an dan Sunnah Nabi), maka kita akan menemukan ajaran hidup yang sarat pesan untuk dapat hidup bahagia, sejahtera, sehat lahir dan batin sebagai kontribusi Islam kepada kehidupan manusia dan manivestasi kerahmatannya yang universal. Islam disamping memperhatikan kesehatan rohani sebagai jembatan menuju ketenteraman hidup duniawi dan keselamatan ukhrawi, Islam juga sangat menekankan pentingnya kesehatan jasmani sebagai nikmat Allah yang sangat mahal untuk dapat hidup aktual secara optimal. Sebab kesehatan jasmani disamping menjadi faktor pendukung dalam terwujudnya kesehatan rohani, juga sebagai modal kebahagiaan lahiriah. Keduanya saling terkait dan melengkapi tidak bisa dipisahkan bagai dua sisi mata uang.
Oleh karena itu Islam sangat memuliakan ilmu kesehatan dan kedokteran sebagai perawat kehidupan dan misi kemanusiaan dengan izin Allah SWT. Bahkan ia memerintahkan kita semua sebagai fardhu ‘ain (kewajiban individual) untuk mempelajarinya secara global dan mengenali sisi biologis diri kita sebagai media peningkatan iman untuk semakin mengenal Allah Al-Khaliq disamping sebagai kebutuhan setiap individu dalam menyelamatkan dan menjaga hidupnya.
Firman Allah swt.yang artinya : ” Dan di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan.?” QS. Ad-Dzariyat ( 51): 20, 21.) Sabda Nabi saw.:” Berobatlah wahai hamba Allah! karena sesungguhnya Allah tidak menciptakan penyakit melainkan la telah menciptakan pula obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu tua.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi).
DOWNLOAD MAKALAH LENGKAPNYA DI SINI

AKAL DAN WAHYU DALAM ISLAM



Latar Belakang
Manusia menggunakan akal dan wahyu dalam memperoleh pengetahuan tentang Tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia kepada Tuhan. Akal sebagai daya berfikir yang ada dalam diri manusia, berusaha keras untuk sampai kepada Tuhan. Dan wahyu sebagai pengkhabaran dari alam metafisika turun kepada manusia melalui Nabi dan Rasul dengan keterangan-keterangan tentang Tuhan dan kewajiban manusia terhadap Tuhan.
Persoalan masalah akal dan wahyu ada kaitannya dengan dua masalah pokok yakni permasalahan bagaimana mengetahui Tuhan dan bagaimana mengetahui baik dan buruk. Problem pertama bercabang menjadi dua yakni mengetahui Tuhan dan kewajiban untuk mengetahui Tuhan. Sedangkan problem yang kedua ialah mengetahui baik dan buruk serta kewajiban mengerjakan perbuatan baik dan kewajiban meninggalkan perbuatan buruk. 
DOWNLOAD MAKALAH LENGKAPNYA DI SINI