Kumpulan Hadits Tentang Menjaga Lisan

 

1. Hadis tentang berkata baik atau diam

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Man kaana yu’minu billaahi wal yaumil aakhiri falyaqul khairan aw liyasmut.”
(HR. Bukhari no. 6018, Muslim no. 47)

Terjemahan:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”


2. Hadis tentang bahayanya lisan

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
“Wahal yakubbu an-naasa finnaari ‘ala wujuhihim illa hasa’idu alsinatihim.”
(HR. Tirmidzi no. 2616, Ibnu Majah no. 3973)

Terjemahan:
“Bukankah manusia akan diseret ke dalam neraka di atas wajah mereka, kecuali karena hasil lisan mereka?”


3. Hadis tentang menghindari ghibah

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
(QS. Al-Hujurat: 12)

Terjemahan:


“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.”


4. Hadis tentang mengendalikan lisan

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Innal ‘abda layatakallamu bil kalimah ma yatabayyanu fiha yazillu biha fin nari ab’ada mimma baynal masyriqi wal maghrib.”
(HR. Bukhari no. 6477, Muslim no. 2988)

Terjemahan:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan dengan baik, lalu ia tergelincir ke dalam neraka lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.”


5. Hadis tentang lisan sebagai ukuran keimanan

إِنَّ أَكْثَرَ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ
“Inna aktsara khataya ibni adama fi lisanihi.”
(HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 20/133)

Terjemahan:
“Sesungguhnya kebanyakan kesalahan anak Adam itu ada pada lisannya.”


6. Hadis tentang menjaga lisan dari dusta

إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا، وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ
“Inna as-sidqa yahdi ilal birri wa inna al-birra yahdi ilal jannah, wa inna ar-rajula layasduqu hatta yuktaba ‘indallahi siddiqan, wa inna al-kadhiba yahdi ilal fujuuri wa inna al-fujuura yahdi ilan nar.”
(HR. Bukhari no. 6094, Muslim no. 2607)

Terjemahan:
“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga. Sedangkan dusta membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa kepada neraka.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar