"Nakal karena keturunan" Pemahaman yang perlu diservis!
(Pengaruh Genetik Terhadap Perkembangan Karakter Anak)
Oleh ; Ahsantu Dzonni
Sering kali kita masih menemukan di dalam masyarakat bahwa jika seorang
anak itu mempunyai karakter buruk atau nakal, maka pasti dikarenakan faktor gen
atau keturunan dari kedua orang tuanya. Jadi mereka sering men-generalisir
bahwa jika seorang anak itu suka minum, maka pasti salah satu orang tuanya
adalah peminum, atau kalau ayahnya pencuri maka anaknya pasti juga akan menjadi
pencuri.
Pemahaman tersebut sudah pasti kurang tepat karena banyak studi yang menyatakan bahwa gen bukan faktor yang dominan dalam mempengaruhi karakter seorang anak. Dalam agama Islam dijelaskan bahwa seorang anak itu dilahirkan dalam keadaan keadaan “Fitroh” suci dan bersih, sehingga kenakalan tidak dapat dianggap sebagai sifat bawaan dari keturunan, dijelaskan dalam Hadits: Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kemudian kedua orang tuanya menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi." (HR. Muslim).
Hadits tersebut menegaskan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah atau suci. Agama atau keyakinan seseorang ditentukan oleh pengaruh lingkungan dan pendidikan yang diterimanya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan pendidikan agama yang baik dan lingkungan yang sehat agar anak dapat tumbuh dan berkembang dalam keadaan yang Islami.
Meskipun tafsiran terhadap kata fitrah ini ada perbedaan di beberapa kalangan ulama, namun dapat dikatakan bahwa Anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah berarti dia masih dalam keadaan bersih suci dan belum terkontaminasi atau berkondisi dengan sesuatu atau kondisi apapun. Jadi tidak ada seorang anak yang sejak dilahirkan sudah menjadi ulama, cendekia, atau sebaliknya menjadi pembunuh, pemabuk, atau pencuri. Karena seorang anak itu dilahirkan bagai kertas putih yang bersih. Dia akan bernilai tinggi jika ditulis dan dilukis dengan indah, sebaliknya akan tidak bernilai jika dirusak atau di coret dengan buruk.
Memang tidak bisa dipungkiri
bahwa faktor keluarga dapat mempengaruhi perkembangan karakter seorang anak. Namun
bukan faktor genetika atau keturunan, akan tetapi lebih karena faktor pola asuh orang
tua terhadap anak tersebut. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa pola asuh
orang tua dapat memberikan kontribusi sekitar 10-15% dalam membentuk karakter
anak. Faktor-faktor lain seperti lingkungan sosial, teman sebaya, sekolah, dan
pengalaman individu juga berperan penting dalam membentuk karakter anak. Penting
untuk diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, sehingga pengaruh
orang tua pada karakter anak dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor
lain yang mempengaruhinya.
Oleh sebab itu, jangan sekali
kali mengatakan anak itu nakal karena ayahnya orang nakal, atau seorang yang
nakal pasti anaknya juga nakal. Dalam Islam, pengaruh yang paling dominan dalam
mempengaruhi perkembangan karakter anak adalah keimanan dan akhlak, keimanan
dan akhlak yang baik dianggap lebih penting daripada faktor genetik. Meskipun
seseorang mungkin memiliki predisposisi tertentu, pendidikan dan lingkungan
yang Islami dapat membantu membentuk karakter yang baik.
Maka menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dengan baik, termasuk dalam hal moral dan etika. orang tua harus membimbing anak-anak mereka untuk mengembangkan karakter yang Islami melalui pengajaran agama, contoh yang baik, dan lingkungan yang mendukung.
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan karakter seorang anak bukan didominasi oleh faktor genetik atau keturunan. Dalam Islam orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya tertama tetang keimanan dan ahlak. Juga menciptakan lingkungan dan contoh yang baik untuk membantu agar anak dapat berkembang menjadi manusia yang baik. Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar