Demi
Santri Habib Umar rela kedinginan
Dikutib dari NU.or.id
Habib
Hamid Al-Qodri mengisahkan, pada sebuah malam di musim dingin di mana suhu di
Pondok Darul Mustofa, Tarim, Hadramaut, Yaman mencapai 4 derajat celcius,
beberapa murid asal Indonesia kedinginan.
Mereka adalah murid yang baru beberapa saat tiba di Yaman dan baru pertama kali merasakan musim dingin. Pada waktu itu, terdapat empat murid asal Indonesia yang tak kebagian selimut tebal. Akhirnya Habib Umar mendatanginya sambil membawa dua lembar selimut. Lalu Habib Umar bertanya, ‘apakah selimutnya masih kurang?’. Para muridnya menjawab, ‘Iya masih kurang, Habib’.
Selang
beberapa waktu Habib Umar datang dengan selembar selimut di tangannya. Setelah
menyerahkan, Habib Umar bertanya lagi, ‘apakah masih kurang?’. Lalu muridnya
menjawab ‘Iya, kurang satu lagi Habib’. Tak lama, Habib Umar datang lagi
membawa dan menyerahkan selembar selimut lainnya yang agak bau ‘pesing’.
Walhasil murid yang menerima selimut terakhir ini sedikit menggerutu.
Keesokan
harinya ia mengeluh pada temannya yang lebih senior tentang selimut yang
diterimanya. Rekannya lalu berkata, “Sesungguhnya dua selimut yang diberikan
pertama kali oleh Habib Umar adalah milik Habib Umar sendiri dan istrinya.
Sedangkan dua yang terakhir adalah milik anak-anaknya yang masih kecil,” kata
rekannya seperti ditirukan Habib Hamid Al-Qodri. “Jadi Habib Umar sampai
rela dia dan keluarganya serta anak-anaknya tidur kedingingan karena rasa
perhatian yang tinggi pada muridnya yang datang dari jauh,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar