RANGKUMAN
IMRITI
Oleh Ustad Moh. Ilham
NADHOM 1,2,3
1.Segala puji
bagi Allah yang benar-benar telah memberi pertolongan pada manusia selaku
makhluq terbaik, berupa ilmu syariat dan taqwa kepada Allah.
2.Sehingga hati
mereka sangat bermaksud untuk memuji Allah,namun melihat keagungan dzat Allah
dan hakikatnya maka hati mereka tidak mampu meliputi dzat allah dengan
sempurna.
3.dan dengan
pertolongan Allah maka hati para makhluq dapat bercampur dengan arti dhomir
syaan, yaitu kalimat tauhid LAILAHA ILLALLAH. Sehingga hatinya makhluq tadi
bisa sampai pada makam mahabbah (cinta kepada Allah ) yang diserupakan dengan
minum-minuman keras yang di iringi lagu-lagu dan musik.
Keterangan :
اَلصَّرفُ اَمُّ الْعُلُوْمِ وَالنَّحْوُ اَبُوْهَا
Artinya : ilmu shorof merupakan ibunya semua
ilmu,adapun ilmu nahwu adalah ayahnya semua ilmu.
4.5 pengarang
kitab ini memohon kepada Allah, semoga Alllah memberikan anugrah rahmat
ta’dhim,salam kepada nabi Muhammad SAW,beserta keluarga dan sahabatnya yaitu
orang-orang yang menetapkan ma’na dari Alqur’an dengan menggunakan i’rob (kaidah
bahasa arab )
Keterangan.
Kitab nahwu yang
kita pelajari adalah kitab atau nadlom imriti.
Pengarang kitab
imriti yaitu Syeh Syarofudin bin yahya Al imriti.
NADHOM 6
.Adapun setelah
membaca bismillah,hamdalah,sholawat dan salam ketahuilah bahwa kitab ini
merupakan ringkasan dari kitab Jurmiyah. Jadi nadhom imriti ini lebih ringkas
dari kitab asalnya (jurmiyah) dengan harapan agar mudah dalam menghafalkannya.
NADHOM 7,8
.Adapun
menghafalkan kaidah bahasa arab itu sangat dianjurkan bagi orang islam,agar
mereka mengerti makna dari Alquran dan Hadits, yang keduanya mempunyai makna
yang rumit,oleh karena itu pengarang kitab ini membuat nadhom imrithi yang
menerangkan tentang kaidah bahasa arab.
NADHOM 9
.Ilmu nahwu
adalah ilmu yang harus dimengerti terlebih dahulu,karena lafadz bahasa arab itu
tidak bisa di fahami kecuali dengan menggunakan ilmu nahwu.
NADHOM 10,11
.Adapun kitab
kecil yang membahas tentang ilmu nahwu yang paling baik adalah kitab jurmiyah
yang dikarang oleh Syeh Muhammad bin Daud Assonhaji.
.Kitab jurmiyah
itu hanya satu kuras,isinya ringan dan mudah difaham.
.disebut
jurmiyah karena pengarangnya merupakan ahli tasawuf,yang waktu itu disebut
Ajurum.
NADHOM 12
.Banyak orang-orang
Alim yang mengambil manfaat ilmu dari kitab jurmiyah,padahal mereka mengerti
bahwa kitab jurmiyah bentuknya kecil. Dan sebab itulah saya membuat nadhom
Imrithi dari kitab jurmiyah.
NADHOM 13
.Kitab nadhom
ini(imrithi) adalah kitab yang bagus dan mengikuti kitab aslinya (jurmiyah)
dalam memudahkan orang yang belajar ilmu nahwu pertama kali.
NADHOM 14,15
.Saya
(pengarang) membuang bagian dari isi kitab yang saya anggap tidak perlu dan
tidak di butuhkan,dan saya menambahkan faidah yang dibutuhkan oleh orang yang
belajar. Serta menyempurnakan babnya sebagaimana yang dikemukakan oleh ulama
nahwu dalam kitabnya. Jadi nadlom ini mirip dengan sebuah kitab sarah bagi
kitab jurmiyah.-
NADHOM 16,17
.Saya diminta
oleh para sahabatku yang bersungguh-sungguh dan faham serta mengerti semua
perkataanku.
. Orang yang
mencari ilmu itu harus mempunyai i’tikad yang kuat,karena tinggi rendahnya
derajat seseorang itu tergantung pada i’tikadnya,dan seseorang yang tidak
mempunyai keyakinan dan keteguhan dalam hati maka dia tidak akan mendapat manfaat
atas perkara yang ditujunya.
NADHOM 18,19
. Dan saya
memohon kepada Allah semoga Allah menyelamatkan saya dari sifat riya’ dalam
semua hal, dan semoga Allah melipatgandakan pahala dari amal kebaikan
saya,serta memberikan manfaat atas ilmu dalam nadhom ini kepada siapa saja yang
bersungguh-sungguh dalam menghafalkan dan memahami kitab nadhom ini.
BAB KALAM
NADHOM 20
.Menurut ulama’ ahli nahwu Kalam adalah : Lafadz yang berfaidah dan
disandarkan pada kalimat lain.
contoh ...
زَيْدٌ عَمْرًا نَصَرَ
.Kalimat adalah : Lafadz yang berfaidah
dan mufrod (sendirian) seperti contoh , زَيْدٌ , اِلَى نَصَرَ
.Lafadz adalah : perkataan bahasa Arab. Seperti contoh ..., زَيْدٌ , اِلَى نَصَرَ .
Mufid adalah : lafadz yang berfaidah dan mempunyai arti seperti
contoh ... , زَيْدٌ , اِلَى نَصَر
.Musnad adalah : menyandarkan atau
mengumpulkan kalimat satu dengan kalimat yang lain agar berfaidah seperti contoh
.. زَيْدٌ عَمْرًا نَصَرَ
.Mufrod adalah : lafadz yang
sendirian dan tidak disandarkan pada lafadz lain seperti contoh . , زَيْدٌ , اِلَى نَصَرَ
NADHOM 21
.Kalimat itu
terbagi menjadi 3.
.1. kalimat Isim adalah : kalimat
yang menunujukkan arti benda dan nama sesuatu seperti contoh كِتِابٌ ,زَيْدٌ
.2.kalimat Fiil adalah : kalimat yang menunjukkan arti pekerjaan
dan bersamaan dengan zaman (waktu) seperti contoh .....نَصَرَ ,يَنْصُرُ
.3.kalimat Huruf adalah : kalimat yang tidak sempurna artinya
kecuali jika disandarkan pada kalimat lain. Seperti contoh ....مَنْ ,اِلَى ,فِى
NADHOM 22
.Qoul adalah
: lafadz yang berfaidah atau mempunyai arti (mufid) secara mutlak,baik dalam
bentuk mufrod atau murokkab,baik bentuk musnad atau tidak,baik terdiri dari
tiga lafadz atau hanya dua lafadz.
Qoul itu bisa
mencakup kalam,kalimat dan kalim ,artinya kalam,kalimat dan kalim itu juga bisa
disebut dengan Qoul.
NADHOM 23
.Tanda –tanda
kalimat isim itu ada 4 :
1.
Tanwin
contoh .... كِتِابٌ
,زَيْدٌ
2.
I’rob khofdz atau jer contoh ...اَمَامَ الْمَدْرَسَةِ
3.
Kemasukan huruf Khofdz (huruf jer ) contoh .....فِى الْبَيْتِ
4.
Adanya huruf Alif dan lam ( ). contoh ....اَلْحَمْدُ , اَلْقَمَرُ
NADHOM 24,25
.Kalimat fiil itu bisa diketahui dengan salah
satu dari beberapa tanda berikut :
1.masuknya Qod contoh .......قَدْ قَامَتِ الصّلاةُ
2.masuknya Sin contoh ........سَيَقُوْلُ زَيْدٌ
3.bertemu dengan ta ta’nis
sakinah contoh .....ضَرَبَتْ هِنْدٌ زَيْنَبَ
.Ta’ ta’nis sakinah adalah : ta’ yang berharokat sukun pada akhir fiil
madhi yang mengandung arti muannas serta tidak hadir dalam majlis pembicaraan.
4.bertemu dengan Ta’ fail contoh ....ضَرَبْتُ زَيْداً
5.bertemu dengan nun taukid contoh
......اِضْرِبَنَّ
6.bertemu dengan ya muannas
mukhotobah contoh ......اِفْعِلِى
NADHOM 26
.Tanda-tanda
dari kalimat Huruf adalah tidak bisa dimasuki tanda kalimat isim dan tanda
kalimat fiil.
.jadi kalimat
yang tidak bisa dimasuki tanda dari kalimat isim dan tanda kalimat fiil itu
disebut dengan kalimat huruf. Seperti contoh ... مَنْ ,اِلَى ,فِى
BAB I’ROB
.NADHOM 27
.I’rob adalah
: perubahan bentuk yang ada diakhir kalimat karena adanya a’mil yang masuk
dalam kalimat tersebut.
.I’rob itu
terbagi menjadi 2 macam.yaitu :
1.I’rob lafdzi adalah : suatu perkara
(perubahan) yang bisa ditemui dalam lafadznya sebuah kalimat.
Seperti contoh .....جَاءَ زَيْدٌ (رفع)
رَاَيْتُ
زَيْدًا (نصب)
مَرَرْتُ بِزَيْدٍ (جير)
2.I’rob ma’nawi adalah : suatu perkara
(perubahan) yang tidak bisa ditemui dalam lafadznya sebuah kalimat.
Seperti contoh .....جَاءَ الْفَتَى (رفع)
رَاَيْتُ
الْفَتَى (نصب)
مَرَرْتُ بِالْفَتَى (جير)
NADHOM 28
. I’rob itu
dibagi menjadi 4 macam,yaitu :
1.I’rob rafa’, alamat aslinya dhommah.
2.I’rob nashob, alamat aslinya fathah.
3.I’rob jer, alamat aslinya kasroh.
4.I’rob jazem, alamat aslinya sukun.
NADHOM 29
.Keempat I’rob
diatas itu bisa masuk pada kalimat isim kecuali I’rob jazem.
.keempat i’rob
di atas itu bisa masuk pada kalimat fiil kecuali i’rob jer (khofd)
.I’rob yang
masuk pada kalimat isim adalah i’rob rafa’ , i’rob nashob dan i’rob jer.
.I’rob yang
masuk pada kalimat fiil adalah i’rob rafa’ , i’rob nashob dan i’rob jazem.
.I’rob rafa’ dan
i’rob nashob itu bisa masuk pada kalimat isim dan kalimat fiil.
.I’rob jer itu
hanya bisa masuk pada kalimat isim.
.I’rob jazem itu
hanya bisa masuk pada kalimat fiil.
NADHOM 30
.Isim itu dibagi menjadi 2 macam, yaitu
:
1.isim mu’rob
2.isim mabni
Isim mu’rob adalah : isim yang menerima perubahan disebabkan adanya
amil yang masuk padanya.
Seperti contoh .....جَاءَ زَيْدٌ (رفع)
رَاَيْتُ
زَيْدًا (نصب)
مَرَرْتُ بِزَيْدٍ (جير)
Isim mabni adalah : isim yang tidak menerima perubahan dan selalu
tetap dalam semua tingkah.
Kalimat isim
yang tidak menyerupai dengan kalimat huruf,maka kalimat isim tersebut pasti
mu’rob.
Kalimat isim
yang menyerupai kalimat huruf maka kalimat isim tersebut dihukumi mabni
,seperti isim dhomir.
Contoh
...هُوَ , هِيَ
Isim dlomir itu dihukumi mabni karena menyerupai kalimat huruf (huruf
jer)
NADHOM 31
Setiap kalimat
selain kalimat isim (fiil dan huruf) itu pasti mabni.
Fiil mudhori’
yang bertemu dengan nun taukid dan nun jamak niswah itu dihukumi mabni.
Fiil mudhori’
yang tidak bertemu dengan nun taukid dan nun jamak niswah maka dihukumi mu’rob.
TANDA-TANDA
I’ROB RAFA’
NADHOM 32
Tanda-tanda
i’rob rafa’ itu ada 4. Yaitu :
1.dhommah
2.wawu
3.alif
4.tetapnya nun ( ثُبُتُ النُّوْنْ )
NADHOM 33,34
Dhommah menjadi
alamat i’rob rafa’ itu bertempat pada 4 tempat. Yaitu :
1.isim mufrod contoh .... جَاءَ زَيْدٌ
2.jamak taksir contoh ..... جَاءَ رِجَالٌ
3.jamak muannas salim contoh ....جَاءَ
الْمُسْلِمَاتُ
4.fill mudhori’ yang tidak
kemasukan amil nawasib dan amil jawazim,serta tidak bertemu dengan sesuatu
(alif tasniyah,wawu jamak dan ya muannas mukhotobah ) contoh .... ,يَنْصُرُ ,
يَضْرِبُ
NADHOM 35,36,37
Huruf wawu
menjadi alamat i’rob rafa’ itu bertempat pada 2 tempat.yaitu :
1.jamak mudzakar salim contoh .جَاءَالْمُسْلِمُوْنَ
2.asmaul khomsah contoh .جَاءَ اَبُوْكَ ,جَاءَ اَخُوْكَ
Keterangan :
Asmaul khomsah adalah
: isim-isim tertentu yang jumlahnya ada 5 yaitu
..اَبٌ , اَخٌ , حَمٌ , فُوْ , ذُوْ
Mufrod artinya : satu
Tasniyah artinya
: dua
Jamak artinya : banyak (tiga ke atas..)
.jamak itu ada 3
macam,yaitu :
1.mudzakar salim (laki-laki)
2.muannas salim (perempuan)
3.jamak taksir (tidak laki-laki dan tidak
perempuan)
NADHOM 38,39,40
Alif menjadi
alamat i’rob rafa’ itu bertempat pada 1 tempat yaitu :
1. isim tasniyah seperti contoh : ....جَاءَ
الزَّيْدَانِ
Tetapnya nun ( ثُبُوْتُ النُّوْنْ ) menjadi alamat i’rob rafa’ itu bertempat pada Afalul khomsah (fiil mudhori’
yang akhirnya bertemu dengan alif tasniyah,wawu jamak dan ya’ muannas
mukhotobah)
Afa’lul khomsah
adalah : Fiil mudhori’ yang akhirnya bertemu dengan alif tasniyah,wawu jamak
dan ya muannas mukhotobah.
Adapun jumlahnya
ada 5 yaitu : ..يَفْعَلاَنِ , تَفْعَلاَنِ , يَفْعَلُوْنَ
,تَفْعَلُوْنَ , تَفْعَلِيْنَ
BAB TANDA-TANDA
I’ROB NASHOB
NADHOM 41
Tanda-tanda
i’rob nashob itu ada 5. Yaitu :
1.fatkhah
2.alif
3.kasroh
4.ya
5.membuang nun ( حَذْفُ
النُّونْ )
NADHOM 42
Setiap kalimat
yang ketika tingkah rafa’ ditandai dengan dhommah maka ketika tingkah nashob
ditandai dengan fatkhah kecuali jamak muannas salim.
Fatkhah menjadi
alamat i’rob nashob itu bertempat pada 3 tempat, yaitu :
1.isim mufrod contoh ....رَاَيْتُ زَيْدًا
2.jamak taksir contoh .....رَاَيْتُ رِجَالاً
3.fiil mudhori’ yang akhirnya
tidak bertemu dengan sesuatu. Contoh .... .... , اَنْ يَنْصُرَ
,اَنْ يَضْرِبَ
NADHOM 43
Alif menjadi
alamat i’rob nashob itu bertempat pada 1 tempat,yaitu Asmaul khomsah.
Contoh اَبَاكَ وَاَخَاكَ , رَاَيْتُ
Kasroh menjadi alamat i’rob nashob itu bertempat pada 1 tempat,yaitu Jamak
muannas salim.
Contoh : .....رَاَيْتُ الْمُسْلِمَاتِ
NADHOM 44
Ya menjadi
alamat i’rob nashob itu bertempat pada 2 tempat. Yaitu :
1.isim tasniyah contoh : .....رَاَيْتُ الْمُسْلِمَيْنِ
2.jamak mudzakar salim contoh : ...رَاَيْتُ
الْمُسْلِمِيْنَ
NADHOM 45
Membuang nun( حَذْفُ النُّونْ ) menjadi alamat i’rob nashob itu bertempat pada
1 tempat yaitu :
1. Afa’lul khomsah.
Contoh : لَنْ يَنْصُرَا ,
لَنْ يَضْرِبَا
BAB TANDA-TANDA I’ROB JER
NADHOM 46
Tanda-tanda i’rob jer itu ada 3. Yaitu :
1.kasroh
2.ya
3.fatkhah
NADHOM 47
Kalimat isim yang ketika tingkah rafa’ ditandai
dengan dhommah itu ketika tingkah jer ditandai dengan kasroh.
Kasroh menjadi alamat i’rob jer itu bertempat
pada 3 tempat, yaitu :
1.isim mufrod contoh
: ....مَرَرْتُ بِزَيْدٍ
2.jamak taksir contoh : ....مَرَرْتُ
بِرِجَالٍ
3.jamak muannas salim contoh : ....مَرَرْتُ
بِالْمُسْلِمَاتِ
NADHOM 48
Isim yang ketika tingkah nashob ditandai dengan
ya’ itu ketika tingkah jer juga ditandai dengan ya’.
Ya’ menjadi alamat i’rob jer itu bertempat pada 3
tempat, yaitu :
1.isim tasniyah contoh : ...مَرَرْتُ بِالْمُسْلِمَيْنِ
2.jamak mudzakar salim contoh : ... ..مَرَرْتُ
بِالْمُسْلِمِيْنَ
3.asmaul khomsah contoh : ....مَرَرْتُ
بِاَبِيْكَ وَاَخِيْكَ
NADHOM 49,50
Fatkhah menjadi alamat i’rob jer itu bertempat
pada isim ghoiru munshorif.
Isim ghoiru munshorif adalah : isim yang
tidak bisa menerima tanwin karena adanya dua illat atau satu illat yang
kekuatannya sama dengan dua ilat.
Illat –illat yang bisa mencegah tanwin itu ada 9,
yang terkumpul dalam nadzam.
...اِجْمَعْ وَزِنْ عَادِلاً #
اَنِّثْ بِمَعْرِفَةٍ
...رَكَّبْ وَزِدْ عُجْمَةً #
فَالْوَصْفُ قَدْ كَمُلاً
1.صِيْغَةْ مُنْتَهَ الْجُمُوْعْ
2.وَزَنْ فِعِلْ
3.عَدَلْ
4.تَأْنِيْثْ
5.عَلَمِيَةْ
6.تَرْكِيبْ مَزْجِى
7.زِيَادَةْ اَلِفْ نُوْنْ
8.عَجَمْ
9.وَصْفِيَةْ
NADHOM 51
Dari 9 sifat diatas yang bisa mencegah tanwin
dengan sendirinya itu ada 2 illat, Yaitu :
1.alif ta’nis contoh : ..حُبْلَى
2.sighot munatahal jumu’ contoh : ..مَسَاجِدَ
NADHOM 52,53,54
Setiap ada isim ghoiru munshorif yang dimudhofkan
atau bertemu dengan Al maka hukumnya tetap munshorif,dalam arti ketika tingkah
jer ditandai dengan kasroh,tidak difatkhah.
Seperti contoh . فِى اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ
, بِلْأَحْمَدِ
TANDA-TANDA I’ROB JAZEM
NADHOM 55
Alamat i’rob jazem itu ada 2. Yaitu :
1.sukun
2.membuang
huruf ilat atau membuang huruf nun
NADHOM 56
Membuang nun menjadi alamat i’rob jazem itu
bertempat pada Afa’lul khomsah.
Seperti contoh : لَمْ يَضْرِبُوْا , لَمْ يَضْرِبَا
NADHOM 57,58
Sukun
menjadi alamt i’rob jazem itu bertempat pada fiil mudhori’ yang akhirnya
tidak bertemu dengan sesuatu dan tidak berupa huruf illat.
Seperti contoh : لَمْ يَضْرِبْ ,
لَمْ تَنْصُرْ
Fiil mudhori’ yang akhirnya berupa huruf illat
itu ketika tingkah jazem ditandai dengan membuang huruf illat.
Seperti contoh : لَمْ يَرْمِ
(يَرْمِى) , لَمْ يَغْزُ (يَغْزُو)
Huruf illat itu ada 3,yaitu : alif,wawu an ya’
NADHOM 59,60
Fiil mudhori’ yang akhirnya berupa huruf wawu
atau berupa huruf ya’ itu ketika tingkah nashob ditandai dengan fatkhah yang
ditulis secara jelas. Seperti contoh : لَنْ يَغْزُوَ ,
لَنْ يَرْمِيَ
Adapun ketika tingkah rofa’ itu ditandai dengan
harokat yang dikira-kirakan.
Seperti contoh : يَغْزُوْ ,
يَرْمِى
NADHOM 61,62
Isim mu’tal akhir (isim yang akhirnya
berupa huruf illat) itu ada 2 macam yaitu :
1.isim mu’tal ya’ :isim yang akhirnya
berupa huruf ya’, yang disebut dengan isim manqus(اِسِمْ
مَنْقُوْصْ)
Seperti
contoh : رَاضِيْ , دَاعِيْ
2.isim mu’tal alif : isim yang akhirnya
berupa huruf alif yaang disebut dengan isim maqsur. (اِسِمْ
مَقْصُوْرْ)
Seperti contoh :
مُنْتَهَىَ , مُصْطَفَى
Adapun tanda i’robnya
isim manqus adalah dengan harokat muqoddaroh (harokat yang tidak nampak) baik
ketika tingkah rafa’,nashob maupun jer.
NADHOM 63,64
Orang arab itu mengira-ngirakan i’rob 3.yaitu
i’rob rafa’,nashob dan jer pada semisal lafadz .. غُلاَمٌ jika
disandarkan pada ya’ mutakallim.
Ya’ mutakallim adalah : ya’ yang menunjukkan
arti orang yang berbicara.
Seperti contoh : جَاءَ غُلاَمِى ,
رَاَيْتُ غُلاَمِى , مَرَرْتُ بِغُلاَمِى
Huruf wawu yang ada pada
lafadz .. مُسْلِمِيٌّ dan semisal
lafadz tersebut itu disimpan dan tidak ditampakkan.
Huruf nun yang menjadi tanda i’rob rafa’ yang
bertempat pada afa’lul khomsah yang bertemu nun taukid itu dikira-kirakan.
Seperti contoh :
لَتُبْلَوُنَّ
AL MU’ROBAT
NADHOM 65-76
.Kalimat yang di i’robi itu dibagi menjadi
2 :
1.Kalimat
yang di i’robi dengan harokat.
2.Kalimat
yang di i’robi dengan huruf.
Alamat asli i’rob rofa adalah : dhommah.
Alamat asli i’rob nashob adalah : fatkhah.
Alamat asli i’rob jer adalah: kasroh.
Alamat asli i’rob jazem adalah : sukun.
Kalimat
yang ketika rafa’ di tandai dengan dhommah maka ketika tingkah nashob ditandai
dengan fatkhah dan ketika tingkah jer ditandai dengan kasroh dan ketika tingkah
jazem ditandai dengan sukun.
.Kalimat mu’rob yang ditandai dengan
harokat itu ada 4 :
1.isim
mufod.
2.jamak
taksir.
3.jamak
muannas salim.
4.fiil
mudhorik yang akhirnya tidak bertemu dengan sesuatu.
.Kalimat mu’rob yang di tandai dengan
huruf itu ada 4 :
1.isim
tasniyah.
2.jamak
mudzakar salim.
3.asmaul
khomsah.
4.af’alul
khomsah.
BAB ISIM MA’RIFAT DAN ISIM NAKIROH
NADHOM 77
Isim Nakiroh adalah : isim yang bisa dimasuki AL MUATSIROH(Al
yang bisa merubah kalimat yang bisa dimasukinya yang asalnya isim nakiroh
menjadi isim ma’rifat.
Seperti contoh :
رَجُلٌ , مَرْأَةٌ
.Nakiroh artinya : umum.
.Ma’rifat artinya : khusus.
NADHOM 78
.Kalimat isim itu kalau tidak berupa isim
nakiroh maka pasti berupa isim ma’rifat, karena tidak ada perkara ditengah-tengah
antara keduanya.
NADHOM 79,80
Isim ma’rifat itu ada 6
Isim m a’
.Isim dhomir adalah: isim yang
digunakan sebagai kata ganti dari makna isim dhohir.
.Isim dhomir itu dibagi menjadi 2 :
1.dhomir muttasil (.ضَمِيْرْ مُتَّصِلْ..)
2.dhomir munfasil (.ضَمِيْرْ مُنْفَصِلْ...)
.dhomir muttasil itu dibagi menjadi
2 :
1.Dhomir muttasil mustatir.(..مُسْتَتِرْ. ضَمِيْرْ مُتَّصِلْ)
2.dhomir muttasil bariz. (بَارِزْ.ضَمِيْرْ مُتَّصِلْ..)
.Dhomir munfasil itu bentuknya pasti
bariz.
.Dhomir Munfasil adalah : dhomir
yang bisa berada dipermulaan kalam,dan bisa jatuh setelah ILLA seperti contoh
....أَنَا ,هُوَ
,اَنْتَ
Dhomir muttasil
adalah : dlomir yang
tidak bisa berada dipermulaan kalam dan tidak bisa jatuh setelah ILLA
Seperti contoh
.....ضَرَبْتُ
Dlomir mustatir
itu terbagi menjadi 2 macam :
1. mustatir wujub
2. mustatir jawaz
*munfasil artinya
: pisah
*muttasil artinya : sambung
*bariz artinya : jelas atau tampak
*mustatir artinya : disimpan
*wujub artinya : wajib
*jawaz artinya : boleh
NADHOM 81
Isim ma’rifat
yang kedua adalah : isim a’lam.
Isim a’lam itu
dibagi menjadi 2. Yaitu :
1.alam sakhs ( عَلَمْ شَخْصْ )
Seperti : nama manusia
,nama desa dan negara serta tempat-tempat tertentu.
2.alam jinnis ( عَلَمْ
جِنِسْ )
Seprti : nama kitab,kelompok hewan
dan sekumpulan perkara tertentu.
NADHOM 82,83,84
Isim a’lam itu dibagi
menjadi 3 macam. Yaitu :
1.Alam kunyah ( عَلَمْ كُنْيَةْ )
yaitu : isim alam yang diawwali dengan lafadz ummun atau abun
Seperti contoh : ....اَبُوْ بَكْرٍى , اُمُّ عَمْرٍى
2.Alam laqob ( عَلَمْ
لَقَبْ ) yaitu : isim a’lam yang mengandung arti
memuji atau mengejek.
Seperti contoh : .... جَاءَ زَيْدٌ زَيْنُ
الْعَابِدِيْنَ , جَاءَ خَالدٌ اَنْفُ النَّاقَةِ
3.Alam asmo ( عَلَمْ
اَسْمَا ) yaitu :
isim a’lam yang tidak mengandung arti memuji atau menghina serta tidak di awwali dengan lafadz abun atau ummun.
Seperti contoh : مُحَمَّدْ , عَائِشَةْ
NADHOM 85
Isim ma’rifat
yang ke 3 yaitu isim isaroh ( )
Isim isyaroh
adalah : isim yang
digunakan untuk isyaroh (menunjuk ) pada seseorang atau suatu benda tertentu.
Contoh :
ذَا (مُفْرَادْ مُذَكَّرْ ) ذِىْ/تِى/تِلْكَ ( مُفْرَادْ مُؤَنَّثْ)
ذّانِ
(تَثْنِيَةْ مُذَكَّر) تَانِ ( تَثْنِيَةْ )
اُولَئِكَ (جَمَعْ مُذَكَّرْ) اُولَئِكَ (جَمَع مُؤَنَّثْ)
Isim ma’rifat
yang ke 4 yaitu isim mausul. Yaitu :
Contoh :
اَللَّذِى (مُفْرَادْ مُذَكَّرْ ) اَلَّتِى ( مُفْرَادْ مُؤَنَّثْ)
اَللَّذّانِ (تَثْنِيَةْ مُذَكَّر) اللَّتَانِ ( تَثْنِيَةْ )
اُلَّذِيْنَ
(جَمَعْ مُذَكَّرْ)
اَللَّاتِ (جَمَع مُؤَنَّثْ)
NADHOM 86
Isim ma’rifat
yang ke 5 yaitu kalimat isim yang kemasukan Al mua’rrifah ( ) al yang bisa merubah isim nakiroh menjadi isim
ma’rifat.
Seperti contoh
....اَلرَّجُلُ ,
اَلْمَرْأَةُ
NADHOM 87,88
Isim ma’rifat
yang ke 6 yaitu isim yang di mudhofkan pada salah satu dari isim ma’rifat
5(lima ) yang telah disebutkan diatas.
Contoh ....اِبْنِى , اِبْنُ زَيْدٍ , اِبْنُ
ذِىْ , اِبْنُ الَّذِى , ضَرَبْتُهُ , اِبْنُ الْبَذِى
BAB FIIL
NADHOM 89
Fiil itu dibagi
menjadi 3 macam. Yaitu :
1.fiil madhi
adalah : kalimat yang menunjukkan arti pekerjaan dan bersamaan dengan zaman
madhi (lampau)
Contoh..نَصَرَ,
2.fiil mudhori’ adalah : kalimat yang menunjukkan arti pekerjaan dan
bersamaan dengan zaman khal (sekarang)
Atau zaman
mustaqbal (akan datang )
Contoh .. يَنْصُر
3.fiil amar adalah : kalimat yang menunjukkan arti perintah untuk
melakukan pekerjaan dan bersamaan dengan zaman mustaqbal (akan datang )
Contoh .. اُنْصُرْ
*zaman itu ada 3 macam. Yaitu :
1. مَاضِ (lampau)
2. حَالْ (sekarang)
3. مُسْتَقْبَلْ (akan datang)
NADHOM 90,91
Fiil madhi itu dimabnikan fath (akhirnya di baca fatkhah) apabila tidak bertemu dengan dhomir rofa’ mutaharirik ( ضَمِيْرْ
رَفَعْ مُتَحَرِّكْ )dan tidak bertemu dengan wawu jamak ( وَاوُ جَمَعْ )
Contoh ... ضَرَبَ
Fiil madhi itu dibaca mati (sukun) apabila bertemu dengan dhomir rofa’ mutaharrik
( ضَمِيْرْ رَفَعْ مُتَحَرّ )
Contoh ...ضَرَبْنَ
Fiil madhi itu akhirnya dibaca dhommah apabila bertemu dengan wawu jamak.
Contoh ..ضَرَبُوْا
Fiil madhi yang bertemu dengan wawu jamak itu setelah wawu jamak harus
ditambah Alif fariqoh.( اَلِفْ فَارِقَةْ )
Alif fariqoh adalah
: alif yang membedakan antara wawu jamak dan wawu asal fiil.
NADHOM 92
Fiil amar itu
pasti menempati salah satu dari 3 binak ( بِنَاءْ ) yaitu :
1.mabni sukun
Apabila ketika mudhori’nya adalah
sokhikhul akhir ( صَحِيْحُ الْاخِرْ )
Contoh: اِضْرِبْ mudhori’nya يَضْرِبُ
2.mabni membuang nun
Apabila bertemu dengan alif tasniyah, wawu jamak dan ya muannas mukhotobah.
Contoh اِضْرِبَا ,
اِضْرِبُوْا :
3.mabni membuang huruf illat
Apabila ketika mudhori’nya berupa
mu’tal akhir.
Contoh اِرْمِ mudhori’nya يَرْمِى
*sokhikhul akhir adalah : akhirnya tidak berupa huruf illat.contoh
.. يَضْرِبُ
*mu’talul
akhir adalah : akhirnya berupa
huruf illat.contoh .. يَرْمِى
NADHOM 93,94
Fiil mudhori’
adalah : kalimat fiil yang huruf awwalnya berupa salah satu dari huruf
mudhoroa’h
Contoh ..يَنْصُرُ ,
اَنْصُرُ
Huruf
mudhoroa’h itu ada 4 yang
terkumpul dalam lafadz .اَنَيْتُ.
(alif,nun,ya’,ta)
1.huruf hamzah
itu menunjukkan arti mutakallim wakhdah (
مُتَكَلَّمْ وَحْدَهْ ) orang yang berbicara .
2.huruf nun itu
menunjukkan arti mutakallim maa’l ghoir (
مُتَكَلِّمْ مَعَ الْغَيرْ )
artinya orang yang berbicara itu tidak sendirian atau mutakallim
binafsih ( مثتَكَلِّمْ
بِنَفْسِهْ ) artinya orang yang berbicara itu
sendirian tapi menggunakan nun untuk mengagungkan dirinya sendiri.
3.huruf ya itu
menunjukkan arti ghoib.
4.huruf ta itu
menunjukkan arti mukhotobah ( غَائِبَةْ /
مُخَطَبَةْ )
NADHOM 95
Fiil mudhori’
yang tersusun dari fiil rubai maka huruf mudhoroahnya dibaca dhommah.
Contoh ..دَخْرَجَ – يُدَخْرِجُ ,
اَكْرَمَ – يُكْرِمُ
Adapun fiil
mudhori’ selain dari fiil rubai’ maka huruf mudhoroahnya dibaca fatkahah.
Contoh . . نَصَرَ – يَنْصُرُ
(ثُلاَثِى)
اِحْمَرَّ –
يَحْمَرُّ ( رُبَاعِى)
اَسْتَغْفَرَ –
يَسْتَغْفِرُ ( سُدَاسِى)
BAB I’ROBNYA KALIMAT FIIL
NADHOM 96
Fiil mudhori’ itu
dibaca rofa’ apabila tidak kemasukan amil nawasib (nashob) atau amil jawazim
(jazem)
Contoh . . يَضْرِبُ . يَنْصُرُ
NADHOM 97,98,99
Fiil mudhori’
yang kemasukan amil nawasib itu harus di baca nashob.
Adapun amil
nawasib itu ada 10. Yaitu :
1.lafadz اَنْ contoh : اَنْ يَضْرِبَ
2.lafadz لَنْ contoh
: لَنْ يَضْرِبَ
3.lafadz اِذَنْ contoh
: اِذًا اُكْرِمَكَ
4.lafadz كَىْ contoh : جِئْتُ كَىْ اَقْرَأَ الْقُرْاَنَ
5.lafadz لَمْ كَىْ contoh : جِئْتُ
لِأَقْرَأَ الْقُرْاَنَ
6.lafadz لَمْ جُحُوْدْ contoh : لِيُعَذِّبَهُمْ
7.lafadz حَتَّى contoh
: حَتَّى يَرْجِعَ
8.lafadz اَوْ menggunakan ma’na اَلَى / اِلاَّ contoh : اَوْ يُسْلِمَ
9.lafadz وَاوُ عَطَفْ / وَاوُ مَعِيَةْ contoh : لَا تَرُمْ عِلْمًا وَتَتْرُكَ
التَّعَبْ
10.lafadz فَاءْ سَبَبِيَّةْ contoh : اِجْتَهِدْ فَتُرْزُقَ الْعِلْمَ
NADHOM 100-102
Fiil mudhori’
yang kemasukan amil jawazim itu harus dibaca jazem.
A’mil jawazim itu ada 16. Yaitu :
1.lafadz لَمْ contoh :
2.lafadz لَمَّا contoh
:
3.lafadz اَمَرْ لَامْ contoh :
4.lafadz لاَنَهِى contoh
:
5.lafadz اِنْ contoh
:
6.lafadz اِذْمَا contoh :
7.lafadz مَنْ contoh
:
8.lafadz مَا contoh
:
9.lafadz مَهْمَا contoh
:
10.lafadz مَتَى contoh :
11.lafadz اَيْنَ
contoh :
12.lafadz اَيَّانَ contoh :
13.lafadz اَنَّى contoh
:
14.lafadz حَيْثُمَا contoh
:
15.lafadz كَيْفَمَا contoh :
16.lafadz اَيٌّ contoh :
NADHOM 103
Amil jawazim in
dan lafadz yang disamakan dengan in yang mengandung ma’na syarat itu bisa
menjazemkan 2 fiil.
Fiil yang pertama disebut fiil syarat adapun fiil yang kedua disebut fiil
jawab.
seperti contoh ....اِنْ تَقُمْ اَقُمْ , اِنْ قَامَ زَيْدٌ قَامَ بَكْرٌو
NADHOM 104
Setiap lafadz yang menjadi jawabnya in dan
teman-temannya yang seumpama tidak bisa dijadikan fiil syarat maka lafadz
tersebut harus ditambah huruf fa’.adapun huruf fa’ ini disebut dengan fa’
jawab.
seperti contoh
...فَاَضْرِبْهُ . اِنْ قَامَ زَيْدٌ
BAB ISIM-ISIM YANG DIBACA
RAFA’
NADHOM 105
Isim yang
dibaca rafa’ itu ada 7
yaitu :
1.fail
2.naibul fail
3.mubtadak
4.khobar
5.isimnya kana
dan saudaranya
6.khobarnya inna
dan saudaranya
7.tabi’
(naa’t,a’thof,taukid,badal)
NADHOM 106
Fail adalah : isim yang dibaca rafa’ yang jatuh
setelah fiil dan menjadi pelaku pekerjaan.
Seperti contoh . .
قَامَ زَيْدٌ
ضَرَبَ زَيْدٌ عَمْرًا
NADHOM 107,108
Setiap fiil yang
disandarkan pada fail yang berupa isim tasniyah atau jamak, maka fiil tersebut
harus sepi dari tanda tasniyah ataupun jamak. (fiil tetap mufrod)
Seperti contoh ..
1.mufrod : جَاءَ زَيْدٌ
2.tasniyah : جَاءَ الزَّيْدَانِ
3.jamak : جَاءَ الزَّيْدُوْنَ
NADHOM 109
Fail itu dibagi
menjadi dua macam. Yaitu :
1.fail isim dhohir (jelas)
2.fail isim dlomir (disimpan)
Fail isim
dhohir adalah : fail yang
berupa isim yang menunjukkan ma’na tanpa mengandung arti takalum,khitob dan
ghoibah
Seperti contoh ...جَاءَ زَيْدٌ
Fail isim dlomir adalah : fail yang berupa isim yang menunjukkan ma’na tertentu yang mengandung
arti takallum,khitob dan ghoibah.
NADHOM 110,111
Fail isim dlomir
itu ada 12(dua belas)macam.
Yaitu قامَ قَامَتْ
قُمْتَ
قُمْت قُمْتُ
قَامَا قَامَتَا قُمْتُمَا قُمْتُمَا قُمْنَا
قَامُوْا
قُمْنَ قُمْتُمْ
قُمْتُنَّ
NADHOM 112,113
.Isim dhomir adalah: isim yang
digunakan sebagai kata ganti dari makna isim dhohir.
.Isim dhomir itu dibagi menjadi 2 :
1.dhomir
muttasil
2.dhomir
munfasil
.dhomir muttasil itu dibagi menjadi 2 :
1.Dhomir
muttasil mustatir.
2.dhomir
muttasil bariz.
.Dhomir munfasil itu bentuknya pasti
bariz.
.Dhomir Munfasil adalah
: dhomir yang bisa berada dipermulaan kalam,dan bisa jatuh setelah ILLA seperti
contoh ....هُوَ هِيَ
اَنْتَ اَنْتِ
اَنَا
هُمَا هُمَا اَنْتُمَا
اَنْتُمَا نَحْنُ
هُمْ هُنَّ اَنْتُمْ
اَنْتُنَّ
Dhomir muttasil
adalah : dlomir yang
tidak bisa berada dipermulaan kalam dan tidak bisa jatuh setelah ILLA
Seperti contoh
.... قُمْنَا. قُمْتُ
Dlomir mustatir
itu dibagi menjadi 2 macam :
1. mustatir wujub
2. mustatir jawaz
BAB NAIBUL FAIL
NADHOM 114
Naibul fail
adalah : isim yang dibaca
rafa’ yang menggantikan kedudukan fail ketika fail dibuang.
Seperti contoh . .ضُرِبَ
عَمْرٌو menjadi ضَرَبَ
زَيْدٌ عَمْرًا
NADHOM 115
Fail yang
bersamaan dengan masdar atau dhorof atau jer majrur,sedangkan fail tersebut tidak
menyebutkan lafadz yang menjadi maful bihnya ,maka ketika fail dibuang ,masdar
atau dhorof atau jer majrur itu bisa menjadi naibul fail.
Seperti contoh : ضُرِبَ يَوْمُ الْجُمْعَةِ , ضُرِبَ فِى
الْبَيْتِ
Fiil mabni ma’lum adalah : fiil yang bersamaan dengan fail.
Seperti contoh : ضَرَبَ
زَيْدٌ عَمْرًا
Fiil mabni majhul adalah : fiil yang bersamaan dengan naibul fail.
Seperti contoh : . .ضُرِبَ
عَمْرٌو menjadi ضَرَبَ
زَيْدٌ عَمْرًا
NADHOM 116,117
Cara menjadikan fiil madzi mabni ma’lum menjadi fiil madzi mabni majhul
adalah :
ضُمَّ اَوَّلُهُ وَكُسِرَ مَا قَبْلَ الْاَخِرْ
Artinya : huruf awwal di dlommah dan huruf sebelum akhir di kasroh.
Seperti contoh : ضُرِبَ menjadi
ضُرِبَ
Cara menjadikan fiil mudhori’ mabni ma’lum menjadi fiil mudhori’ mabni
majhul adalah :
ضُمَّ اَوَّلُهُ وَفُتِحَ مَا قَبْلَ الْاَخِرْ
Artinya : huruf awwal di dlommah dan huruf sebelum akhir di fatkhah.
Seperti contoh : يَنْصُرُ menjadi يُنْصَرُ
NADHOM 118
Setiap fiil madzi tsulasi mujarrod dari bina’ ajwaf, seperti contoh : بَاعَ , قَالَ
Itu ketika disandarkan pada naibul fail, menurut pendapat yang mashur
dikalangan orang arab adalah huruf awalnya dibaca kasroh.
Seperti contoh : قَالَ menjadi قِيْلَ
, بَاعَ menjadi بِيْعَ
Akan tetapi
sedikit pendapat yang mengatakan huruf awwalnya di baca dlommah.
Seperti contoh : بُوْعَ , قُوْلَ
NADHOM 119,120
Naibul fail itu
ada 2 macam. Yaitu ;
1.naibul fail
isim dhohir.
Seperti contoh : يَنْصُرُ زَيْدٌ عَمْرًا menjadi
يُنْصَرُ عَمْرٌو
2.naibul fail
isim dlomir.
Seperti contoh : دُعِيْتُ ,
دُعِيْنَا
NADHOM 121
BAB MUBTADAK DAN KHOBAR
Mubtadak
adalah : isim yang dibaca
rafa’ yang jatuh dipermulaan kalam dan sunyi dari amil lafdzi.
Seperti contoh : زَيْدٌ قَائِمٌ
Yang merofa’kan mubtadak adalah Amil ma’nawi ibtidak.
NADHOM
122,123,124
Khobar adalah : isim yang dibaca rafa’ yang disandarkan
pada mubtadak.
Seperti contoh : زَيْدٌ قَائِمٌ
Khobar itu harus mencocoki pada mubtadak dalamm beberapa hal, seperti dalam
hal i’rob,mudzakar dan muannas,mufrod, tasniyah dan jamaknya,serta ma’rifat dan
nakirohnya.
NADHOM
125,126,127,128
Mubtadak itu
dibagi menjadi 2.
1.mubtadak isim dhohir contoh : زَيْدٌ قَائِمٌ
2.mubtadak isim dlomir contoh : هُوَ زَيْدٌ
Isim dlomir yang
bisa menjadi mubtadak itu hanya dlomir munfasil dan tidak bisa berupa dlomir
muttasil.
Adapun dlomir
munfasil yang bisa menjadi mubtadak itu ada 12,yaitu :
contoh ....هُوَ هِيَ
اَنْتَ اَنْتِ
اَنَا
هُمَا هُمَا اَنْتُمَا
اَنْتُمَا نَحْنُ
هُمْ هُنَّ اَنْتُمْ
اَنْتُنَّ
NADHOM
129,130,131,132
Khobar itu dibagi
menjadi 2.
1.khobar
mufrod adalah : khobar yang tidak berupa jumlah atau menyerupai jumlah ( شِبْهُ الْجُمْلَةْ )
Seperti contoh
: زَيْدٌ قَائِمٌ
2.khobar
ghoiru mufrod adalah : khobar yang berupa jumlah atau menyerupai jumlah ( شِبْهُ الْجُمْلَةْ )
Khobar ghoiru
mufrod itu ada 4 macam.
1.berkumpulnya
kalimat fiil beserta fail atau naibul failnya (jumlah fi’liyah)
Seperti contoh : اِبْنِىْ قَرَأَ
2.berkumpulnya
mubtadak dan khobar (jumlah ismiyah)
Seperti contoh :
زَيْدٌ اَبُوْهُ قَارِئٌ
3.dzorof. seperti contoh : اَنْتَ عِنْدِى
4.jer majrur.seperti
contoh :
زَيْدٌ فِى الدَّارِ
Khobar itu juga
dibagi menjadi 2.
1.khobar
jumlah adalah : khobar yang tersusun dari jumlah isimiyah atau jumlah
fi’liyah
2.khobar yang
menyerupai jumlah ( شِبْهُ الْجُمْلَةْ ) adalah : khobar yang berupa dzorof atau jer majrur.
NADHOM 133
BAB KANA DAN SAUDARANYA
Pengamalan
kana dan saudaranya adalah : merofa’kan mubtadak menjadi isim nya dan menashobkan khobar menjadi
khobarnya.
Seperti contoh : كَانَ زَيْدٌ قَائِمًا menjadi
زَيْدٌ قَائِمٌ
Amil nawasikh adalah :
Amil yang merusak susunan mubtadak dan khobar.
Amil nawasikh itu
ada 3.
1.kana dan saudaranya ( كَانَ
وَاَخَوَاتُهَا )
2.inna
dan saudaranya. (
اِنَّ وَاَخَوَاتُهَا )
3.dzonna dan saudaranya. ( ظَنَّ وَاَخَوَاتُهَا )
Amil nawasikh itu
juga dibagi menjadi 2.
1.amil nawasikh
sughro yaitu : kana,inna dan saudaranya.
2.amil nawasikh
kubro yaitu : dzonna dan saudaranya.
NADHOM 134,135
Saudara-saudaranya
kana itu mempunyai hukum yang sama dengan kana dalam hal pengamalannya,yaitu :
merofa’kan mubtdak menjadi isimya dan menashobkan khobar menjadi khobarnya.
Saudara-saudaranya
kana itu ada 12, yaitu :
.اَضْحَى , ظَلَّ , بَاتَ ,
اَمْسَى ,اَصْبَحَ , صَارَ , لَيْسَ , فَتِئَ , اِنْفَكَّ , زَالَ , بَرِحَ ,
دَامَ,
Seperti contoh : صَارَ زَيْدٌ قَائِمًا
NADHOM 136
Lafadz DAMA itu
juga bisa mengamalkan mubtadak dan khobar sebagaimana kana,yaitu merofa’kan
mubtadak menjadi isimnya dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya dengan syarat
didahului oleh MA masdariyyah.
Seperti contoh : مَادَامَ بَكْرٌو نَائِمًا
Ma masdariyyah
adalah: ma yang digunakan
untuk mengambil masdarnya lafadz yang dimasukinya dengan tujuan dijadikan
ma’mulnya amil sebelumnya.
Fiil yang
merofa’kan mubtadak menjadi isimnya dan menashobkan khobar menjadi khobarnya
itu dibagi menjadi 2 ,yaitu :
1.beramal tanpa
syarat,Jumlahnya ada 7. yaitu : .. اَضْحَى , ظَلَّ , بَاتَ ,
اَمْسَى ,اَصْبَحَ , صَارَ , لَيْسَ
2.beramal dengan
syarat,
A.harus didahului ma nafi,jumlahnya
ada 4. Yaitu : فَتِئَ , اِنْفَكَّ ,
زَالَ , بَرِحَ
B.harus didahului ma masdariyyaah,jumlahnya
ada 1.yaitu : دَامَ
NADHOM 137,138
Setiap kalimat
yang bentuk kalimat tersebut berasal dari fiil madhinya kana atau salah satu
dari saudaranya kana,baik dalam bentuk masdar atau selainnya,seperti fiil
mudhori’,isim fail,fiil amar atau fiil nahi. Itu tetap bisa beramal seperti
bentuk madhinya yaitu merofa’kan mubtadak menjadi isimnya dan menashobkan
khobar menjadi khobarnya.
Seperti contoh : كُنْ صَدِيْقًا ,
لاَتَكُنْ مُجَافِيًا
NADHOM 139
BAB INNA DAN SAUDARANYA
Pengamalan
INNA dan saudaranya adalah : menashobkan mubtadak menjadi isim nya dan merofa’kan khobar menjadi
khobarnya.
Seperti contoh :اِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ
NADHOM 140,141
Lafadz inna dan
anna dalam kaidah bahasa arab itu mengandung makna taukid.
Taukid adalah : menguatkan
ma’na sebuah kalam dalam hati orang yang mendengarkannya.
Seperti contoh : اِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ , اَنَّ زَيْدًا قَائِمٌ
Lafadz Laita itu bisa beramal sebagaimana Inna,yaitu : menashobkan mubtadak
menjadi isim nya dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya.
Lafadz laita yang
masuk pada mubtadak dan khobar itu mempunyai makna tamanni.
Tamanni adalah : menginginkan sebuah perkara yang tidak mungkin
terjadi.atau mungkin terjadi tetapi sangat sulit.
Seperti contoh :لَيْتَ لِى مَالاً فَأَحُجُّ
بِهِ ,
لَيْتَ الشَّبَابَ يَعُوْدُ يَوْمًا
NADHOM 142
Lafadz kaanna itu
bisa beramal sebagaimana Inna,yaitu : menashobkan mubtadak menjadi isim nya dan
merofa’kan khobar menjadi khobarnya.
Lafadz kaanna
yang masuk pada mubtadak dan khobar itu mempunyai makna tasbih.
Tasbih adalah : menyamakan suatu perkara dengan perkara
lain yang terdapat kesamaan dalam hal maknanya.
Seperti contoh : كَأَنَّ زَيْدًا اَسَدٌ
Lafadz Lakinna
itu bisa beramal sebagaimana Inna,yaitu : menashobkan mubtadak menjadi isim nya
dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya.
Lafadz lakinna
yang masuk pada mubtadak dan khobar itu mempunyai makna istidrok.
Istidrok
adalah : kalimat yang
berfungsi untuk menghilangkan sebuah hukum perkataan yang mungkin disangka
adanya atau tidak adanya.
Seperti contoh : زَيْدٌ شُجَاعٌ لَكِنَّهُ بَخِيْلٌ
NADHOM 143
Lafadz Laalla itu
bisa beramal sebagaimana Inna,yaitu : menashobkan mubtadak menjadi isim nya dan
merofa’kan khobar menjadi khobarnya.
Lafadz laalla
yang masuk pada mubtadak dan khobar itu mempunyai makna tarojji.
Tarojji adalah : mengharapkan
perkara yang disenangi.
Seperti contoh :لَعَلَّ
الْعِلْمَ مَرْزُوْقٌ لِى وَلِأِخْوَانِى
Dan mengandung
arti tawaqqu’.
Tawaqqu’
adalah : menakut-nakuti
dengan perkara yang dibenci.
Seperti contoh :لَعَلَّ
الْأَمِيْرَ قَادِمٌ
NADHOM 144
BAB DZONNA DAN SAUDARANYA
Pengamalan
dzonna dan saudaranya adalah : menashobkan mubtadak dan khobar serta menjadikan keduanya menjadi
mafulnya dzonna.
Seperti contoh :ظَنَنْتُ
زَيْدًا قَئِمًا
NADHOM 145-147
Lafadz yang
mustaq dari dzonna dan saudaranya itu juga bisa beramal sebagaimana dzonna.
Seperti contoh
: اجْعَلْ لَنَا هَذَا الْمَكَانَ
مَسْجِدًا
Lafadz dzonna dan
saudaranya itu disebut Amil nawasikh kubro karena merubah mubtadak dan khobar
yang asalnya rofa’ menjadi nashob keduanya.
Lafadz dzonna dan
saudaranya itu dibagi menjadi 3,yaitu :
1.Afa’l rujhan ( رُجْحَانْ ) bermakna
menyangka,yaitu : ظَنَّ , خَالَ , حَسِبَ , زَعَمَ
2.Afa’l yaqin ( يَقِيْنْ
) bermakna
meyakinkan,yaitu : رَأَى , وَجَدَ ,
عَلِمَ
3.Afa’l shoiruroh ( صَيْرُوْرَةْ ) atau Afa’l tahwil ( تَحْوِيْلْ ) yaitu :جَعَلَ , اِتَّخَذَ
NADHOM 148
BAB NA’AT
Naat adalah : lafadz yang mengikuti lafadz sebelumnya
dalam hal i’robnya,yang berfaidah memperjelas ketika berbentuk isim ma’rifat
atau mengkhususkan ketika berbentuk isim nakiroh.
Naat itu dibagi
menjadi 2,yaitu :
1.Naat haqiqi
adalah : naat yang merofa’kan isim dlomir yang kembali pada man’ut.
Contoh : جَاءَ رَجُلٌ
عَالِمٌ
2.Naat sababi
adalah : naat yang merofa’kan isim dhohir yang bersandar pada dlomir yang
kembali pada man’ut.
Contoh : جَاءَ رَجُلٌ
عَالِمٌ اَبُوْهُ
Naat itu juga
disebut sifat.
Man’ut juga
disebut mausuf (isimyang disifati)
NADHOM 149-152
Naat itu pasti
mengikuti man’ut dalam 4 perkara dari 10 perkara,yaitu :
- Rafa’,nashob atau jernya.
- Mufrod,tasniyah atau jamaknya.
- Mudzakar atau muannasnya.
- Ma’rifat atau nakirohnya.
Seperti contoh :
جَاءَ الْغُلاَمُ الْفَاضِلُ , جَاءَ رَجُلٌ عَالِمٌ
NADHOM 153
Setiap ada Naat
yang merofa’kan isim dlohir yang mudhof pada dlomir yng kembali pada
man’ut(sifat sababi), maka naat tersebut pasti mufrod ,walaupun man’utnya tidak
termasuk lafadz yang mufrod dalam arti berupa tasniyah ataupun jamak.
Seprti contoh ..جَاءَ
الزَّيْدَانِ اَلْعَالِمُ اَبُوْهُمَا
NADHOM 154-156
Sifat sababi itu
harus cocok dengan isim dhohir yang menjadi ma’mul marfu’nya dalam hal muannas
dan mudzakarnya,walaupun tidak cocok dengan mausufnya.
Naat sababi itu
harus ikut pada mausufnya dalam 2 perkara dari 5 perkara,yaitu :
- Rafa’,nashob atau jernya.
- Ma’rifat atau nakirohnya.
Seperti contoh :
BAB ’ATHOF
NADHOM 157
Ketika ada lafadz
yang dijadikan ma’thuf maka pasti akan mengikuti ma’thuf alaihnya dalam segi
i’robnya, yaitu : rafa’,nashob,jer dan jazemnya.
Seperti contoh .....جَاءَ زَيْدٌ
وَعَمْرٌو (رفع)
رَاَيْتُ
زَيْدًا وَعَمْرًا (نصب)
مَرَرْتُ بِزَيْدٍ وَعَمْرٍى (جير)
NADHOM 158-161
Lafadz yang
menjadi ma’thuf itu bisa berupa kalimat isim atau berupa kalimat fiil, dengan
ketentuan apabila ma’thuf itu berupa
kalimat isim maka ma’thuf alaih juga harus berupa kalimat isim ,dan apabila
ma’thuf itu berupa kalimat fiil maka ma’thuf alaih juga harus berupa kalimat
fiil.
Seperti contoh جَاءَ زَيْدٌ ثُمَّ عَمْرٌو (اِسِمْ)
فِئَةٌ لَمْ يَأْكُلُوْا اَوْ يَحْضُرُوْا (فِعِلْ)
Ma’thuf itu harus
menggunakan perantara huruf ’athof.
Adapun huruf
’athof itu ada 10. Yaitu
: وَاوُ , فَاءْ , اَوْ , اَمْ , ثُمَّ
حَتَّى , بَلْ , لاَ , لَكِنْ , اِمَّا
Apabila ma’thuf
tidak menggunakan salah satu dari huruf ’athof tersebut maka kalimat fiil tidak
bisa menjadi ma’thuf,seperti ketika ’athofnya berupa ’athof bayan.
BAB TAUKID
NADHOM 162-163
Taukid adalah : lafadz yang mengikuti lafadz sebelumnya
dalam hal i’robnya,dengan tujuan untuk menghilangkan salah penafsiran makna
atau arti yang tidak menjadi maksud dari lafadz yang diikuti(muakkad)
Seperti contoh .
.
جَاءَ
زَيْدٌ نَفْسُهُ
Kalimat isim itu
bisa bisa diberi taukid(dikukuhkan maknanya) dengan lafadz yang bisa digunakan
untuk taukid(untuk mengukuhkan makna)
Lafadz yang
digunakan mengukuhkan(muakkid) itu harus ikut pada lafadz yang
dikukuhkan(muakkad)
Dalam 2 perkara
dari 4 perkara,yaitu :
- Rafa’,nashob atau jernya.
- Ma’rifatnya.
Kalau dalam
permasalahan nakiroh itu tidak berlaku dalamk bahasa arab,sebab semua lafadz
taukid itu harus ma’rifat.
Taukid itu ada 2
macam, yaitu :
- Taukid ma’nawi adalah : mengukuhkan makna dengan
menggunakan lafadz-lafadz tertentu.maksudnya adalah ada lafadz tersendiri yang digunakan untuk taukid.
seperti contoh...... جَاءَ زَيْدٌ
نَفْسُهُ
- Taukid lafdzi adalah : mengukuhkan makna dengan cara mengulangi
lafadz tersebut atau dengan menyebutkan lafadz yang mempunyai arti sama
dengan lafadz yang akan diberi taukid.
seperti contoh ..... اِنْتَهَى اِنْتَهَى , نَعَمْ نَعَمْ
NADHOM 164-167
Lafadz yang digunakan untuk taukid itu ada 4,yaitu :
1. Nafsun
contoh ... جَاءَ زَيْدٌ
نَفْسُهُ
2. A’inun
contoh ..رَأَيْتُ زَيْدًا عَيْنَهُ
3.
Kullun contoh ....اَرَى جَيْسَ
الْأَمِيْرِ كُلَّهُ
4. Ajmau
contoh ... طُفْتُ حَوْلَ الْقَوْمِ
اَجْمَعِيْنَ
Tidak diperbolehkan menggunakan taukid selain dari
keempat lafadz di atas, kecuali lafadz yang mengikuti ajmau seperti lafadz .......اَكْتَعَ ,
اَبْتَعَ , اَبْصَعَ
NADHOM 168
Setiap lafadz yang akan dikokohkan maknanya(di taukidi) itu bisa dengan
cara mengulang lafadz tersebut atau dengan menyebutkan lafadz yang mempunyai
arti sama dengan lafadz yang akan diberi taukid. Yang demikian ini disebut
taukid lafdzi.
Seperti contoh .. ..... اِنْتَهَى اِنْتَهَى , نَعَمْ نَعَمْ
Taukid lafdzi itu bisa berupa kalimat isim,kalimat fiil atau kalimat huruf.
Seperti contoh :
Kalimat isim ... , نَعَمْ
نَعَمْ
Kalimat fiil ..... اِنْتَهَى اِنْتَهَى
Kalimat huruf .....بِهِ بِهِ
BAB
BADAL
NADHOM 169-170
BADAL adalah : setiap ada
kalimat yang bersama/bersanding dengan kalimat lain,sedangkan kalimat tersebut
tidak disambung dengan huruf athof,dengan tujuan agar bisa ditetapkan hukum
padanya.
Badal itu harus mengikuti mubdal minhu dalam hal i’robnya,badal itu bisa
berupa kalimat isim atau berupa kalimat fiil dengan catatan jika badal berupa
kalimta isim maka mubdal minhu harus berupa kalimat isim dan apabila badal
berupa kalimat fiil maka mubdal minhu harus berupa kalimat fiil.
Tarkib badal itu ada 5 macam,yaitu :
1.badal kun minkul adalah : setiap ada
badal yangh ma’na dari badal itu merupakan ma’na dari mubdal minhunya, seperti
contoh. جَاءَ
زَيْدٌ اَخُوْكَ
(zaid
telah datang ,yairu saudara kamu)
Badal kun minkul itu juga disebut badal muthobiq ( بَدَلْ مُطَابِقْ )
2.badal ba’dlu minkul adalah : setiap ada
badal yang ma’nanya badal tersebut adalah sebagian dari mubdal minhunya,seperti
contoh اَكَلْتُ
الرَّغِيْفَ ثُلُثَهُ
(saya
makan roti yakni 1/3 nya)
3.badal istimal adalah : setiap ada badal
yang maknanya badal tersebut masuk dalam makna dari m ubdal minhunya.seperti
contoh وَصَلَ
الَى زَيْدٍ عَلْمِهِ
(telah
sampai kepada zaid yakni ilmunya)
4.badal gholath adalah : setiap ada badal
yang penyebutnya mubdal minhu tidak dituju oleh orang yang berbicara.seperti
contohرَكِبْتُ بَكْرًا الْفَرَسَ
5.badal idhrob adalah : Setiap ada badal
yang dalam penyebutan badal tersebut setelah orang yang berbicara dengan
sengaja mentebutkan mubdal minhu dalam arti antar badal dan mubdal minhu
sama-sama menjadi tujuan orang yang berbicara.seperti contoh جَاءَ زَيْدٌ
بَكْرٌو
(zaid,bakar datang)
BAB ISIM-ISIM
YANG DIBCA NASHOB
NADLOM 176
Isim-isim yang dibaca nashob itu ada 13, Yaitu :
1. khobarnya Kana dan saudaranya.
2. isimnya Inna dan saudaranya.
3. kedua mafulnya Dzonna dan saudaranya.
4. mafu’l bih.
5. masdar
6. dhorof
7. khal
8. tamyis
9. istisna
10. isimnya La
11. nida
12. mafu’l liajlih
13. mafu’l maa’h
Dari ke 13 isim yang dibaca nashob diatas yang 3 sudah dijelaskan di atas.
Yaitu :
1. khobarnya Kana dan saudaranya.
2. isimnya Inna dan saudaranya.
3. kedua mafulnya Dzonna dan saudaranya.
Dalam bab ini Nadlim akan menerangkan ma’mul
mansub yang hanya tinggal 10.
BAB MAFUL BIH
NADLOM 177-178
Dari ma’mul mansub yang tinggal 10.yang pertama adalah maf’ul bih.
Maf’ul bih adalah : isim yang dibaca nashob yang
kejatuhan pekerjaannya fail.
contoh ... زَيْدٌ عَمْرًا نَصَرَ
NADLOM 179
Maful bih itu terbagi menjadi 2, yaitu :
1.Maful bih isim dhohir
2.Maful bih isim dlomir
NADLOM 180-181
Maful bih isim dlomir itu terbagi menjadi 2,yaitu :
1.Maful bih isim dlomir muttasil
Seperti contoh ....جَاءَنِى , جَاءَنَا , ضَرَبْتُهُ , ضَرَبْتُكَ
2.Maful bih isim dlomir munfasil
Seperti contoh ....ضَرَبْتُ اِيَّاهُ , ضَرَبْتُ اِيَّاكَ
.Dhomir Munfasil adalah : dhomir
yang bisa berada dipermulaan kalam,dan bisa jatuh setelah ILLA.
Dhomir
muttasil adalah : dlomir
yang tidak bisa berada dipermulaan kalam dan tidak bisa jatuh setelah ILLA
NADLOM 182-183
Maful bih isim dlomir munfasil itu ada 12.yaitu :
اِيَّاهُ اِيَّاهَا
اِيَّاكَ اِيَّاكِ اِيَّايَ
اِيَّاهُمَا اِيَّاهُمَا اِيَّاكُمَا اِيَّاكُمَا
اِيَّاهُمْ اِيَّاهُنَّ اِيَّاكُمْ اِيَّاكُنَّ
جَاءَهُ جَاءَهَا جَاءَكَ جَاءَكِ
جَاءَنِى
جَاءَهُمَا جَاءَهُمَا
جَاءَكُمَا جَاءَكُمَا جَاءَنَا
جَاءَهُمْ جَاءَهُنَّ جَاءَكُمْ جَاءَكُنَّ
Lafadz Maful bih isim dlomir muttasil diatas itu hanya
sekedar contoh.jadi lafadz-lafadz yang lain itu juga bisa diqiyaskan
(disamakan) dengan lafadz-lafadz tersebut
BAB MASDAR
NADLOM 184-185
Masdar adalah : Isim yang dibaca nashob yang jatuh
pada urutan ketiga dari tasyrifnya fiil madli.
Seperti
contoh :
نَصْرًا ضَرَبَ –
يَضْرِبُ - ضَرْبًا
نَصَرَ - يَنْصُرُ
Masdar itu juga disebut dengan maful muthlaq.
Maful muthlaq adalah : Isim yang dibaca nashob
yang jatuh pada urutan ketiga dari tasyrifnya fiil madli.
Yang menashobkan masdar adalah fiilnya yang
dikira-kirakan.
NADLOM 186-188
Masdar itu dibagi menjadi 2. Yaitu :
1.Masdar lafdzi adalah : masdar yang cocok dengan
fiilnya dalam lafadz dan maknanya.
seperti contoh : قُمْ
قِيَامًا
2.Masdar ma’nawi adalah : masdar yang cocok dengan
ma’na fiilnya saja.
seperti
contoh : قُمْ
وُقُوْفًا
BAB DZOROF
NADLOM 189-190
Dzorof adalah : isim zaman atau isim makan yang dibaca nashob yang
mengira-ngirakan ma’na ‘fi’ (didalam)
Menurut orang arab.
Apabila dzorof itu berupa dzorof makan maka wajib berupa isim mubham,dan
apabila dzorof itu berupa dzorof zaman maka boleh secara mutlaq,maka hendaklah
keterangan ini diketahui.
NADLOM 191-194
Yang menashobkan dzorof adalah fiil yang
bersamanya.
Seperti contoh :
سِرْتُ
مَيْلاً , اِعْتَكَفْتُ اَشْهُرًا , اَوْ لَيْلَةً اَوْ يَوْمًا اَوْ سِنِيْنًا ,
اَوْ مُدَّةً , اَوْ جُمْعَةً , اَوْ حِيْنًا ,
قُمْ صَبَاحًا اَوْ مَسَاءً اَوْ سَحَرًا اَوْ
غُدْوَةً اَوْ بُكْرَةً اِلَى السَّحَرِ
,
اَوْ لَيْلَةَ الْإِثْنَيْنِ ,
اَوْ يَوْمَ الْأَحَدِ , اَوْ صُمْ غَدًا , اَوْ سَرْمَدًا اِلَى الْأَبَدِ
ِ NADLOM 195-198
Contoh dzorof isim makan adalah :
سِرْ
اَمَامَهُ اَوْ خَلْفَهُ , وَرَاءَهُ , قُدَامَهُ , يَمِيْنَهُ , شِمَالَهُ
,تِلْقَاءَهُ اَوْ فَوْقَهُ , اَوْ تَحْتَهُ , اِزَاءَهُ اَوْ مَعَهُ اَوْ
حِذَاءَهُ اَوْ عِنْدَهُ اَوْ دُوْنَهُ , اَوْقَبْلَهُ , اَوْبَعْدَهُ , هُنَاكَ ,
ثَمَّ , فَرْسَخًا , بَرِيْدًا , وَهَهُنَا , قِفْ مَوْقِفًا سَعِيْدًا .
BAB KHAAL
NADLOM 199-201
Khal adalah : isim sifat yang dibaca nashob yang datang untuk menjelaskan
keadaan yang samar.
Khal itu harus berupa isim nakiroh dan kebanyakan
khal itu berada di akhir.
Seperti contoh: جَاءَ زَيْدٌ
رَاكِبًا مَلْفُوْفًأ
صَاحِبُ الْحَالْ/ذُوْالْحَالْ –
زَيْدٌ
حَالْ – رَاكِبًا
NADLOM 202-203
Khal itu terkadang berada dipermulaan kalam,dan
terkadang khal itu terkadang berupa isim jamid yang di ta’wil.contoh : زَيْدٌ اَسَدًا اى مُشْتَبِهًا بِالْاَسَدِجَاءَ
Shohibul khal yang yang ditetapkan itu wajib berupa isim ma’rifat,tapi
terkadang shohibul khal itu berupa isim nakiroh.
BAB TAMYIZ
NADLOM 204-205
Tamyiz adalah : isim yang dibaca nashob yang
menjelaskan nisbat atau dzatnya jinis yang samar.
Seperti contoh : اِنْصَبَّ زَيْدٌ
عَرَقًا , وَقَدْ عَلَا قَدْرًا , وَلَكِنْ اَنْتَ اَعْلَى مَنْزِلًا
Tamyiz itu dibagi menjadi 2.yaitu :
1.tamyiz dzat
2.tamyiz nisbat
NADLOM 206-208
Dan seperti contoh :
اِشْتَرَيْتُ اَرْبَعًا نِعَاجًا (Saya membeli 4 kambing)
اِشْتَرَيْتُ اَلْفَ
رِطْلٍ سَاجًا (Saya membeli 1000 kati
kayu jati)
بِعْتُهُ مَكِيْلًةً
اَرُزًّا (Saya menjual kepadanya satu takar beras)
Tamyiz itu harus berupa isim nakiroh (tidak boleh dari isim ma’rifat )
Tamyiz itu harus berada di akhir dengan mendahulukan Amilnya.
BAB ISTISNA’
NADLOM 209
Kecualikanlah dengan huruf istisna’, lafadz (mustasna) yang hukumnya
dikeluarkan dari kalam.tapi dalam lafadznya,lafadz tersebut masih masuk.
Istisna’ adalah : mengeluarkan lafadz (mustasna)
dari hukumnya lafadz sebelumnya (mustasna minhu) dengan menggunakan adat
istisna’ (huruf istisna’)
Seperti contoh : قَامَ الْقَوْمُ اِلاَّ زَيْدًا
NADLOM 210-212
Lafadz istisna’(huruf istisna’) yaitu : اِلاَّ , غَيْرُ , سِوًى , سَوًى ,
سَوَاءً , خَلاَ , عَدَا , حَاشَا
Mustasna dengan lafadz ILLA itu harus dibaca
nashob jika berupa kalam tam mujab.
Seperti contoh :
قَامَ كُلُّ الْقَوْمِ اِلاَّ وَاحِدًا , وَقَدْ رَاَيْتُ الْقَوْمِ اِلاَّ وَاحِدًا
Kalam tam adalah : kalam yang menyebutkan mustasna
minhu.
Kalam mujab adalah : kalam yang tidak dimasuki nafi atau sibhun nafi.
NADLOM 213-215
Mustasna yang menggunakan adat ‘ILLA’ itu jika berada pada kalam Tam Manfi
maka Mustasna boleh dibaca 2 macam.
1. Dibaca Rafa menjadi badal.
Seperti contoh : لَنْ يَقُوْمَ الْقَوْمُ اِلاَّ
جَعْفَرُ
2. Dibaca Nashob menjadi istisna.
Seperti
contoh : لَنْ يَقُوْمَ الْقَوْمُ اِلاَّ بَعِيْرًا
Tetapi yang lebih baik itu dibaca rofa (menjadi badal) apabila berupa
istisna’ muttasil.
Seperti contoh : لَنْ يَقُوْمَ الْقَوْمُ اِلاَّ جَعْفَرُ
Dan lebih baik dibaca nashob (menjadi istisna) apabila berupa istisna
munqothi’.
Seperti contoh : لَنْ يَقُوْمَ الْقَوْمُ اِلاَّ
بَعِيْرًا
Istisna muttasil adalah : istisna yang mustasnanya merupakan bagian dari
mustasna minhu.
Istisna munqothi’ adalah : istisna yang mustasnanya tidak merupakan bagian
dari mustasna minhu.
NADLOM 216-217
Jika kalamnya berupa kalam naqis,maka lafadz ‘illa’ tidak berfungsi dan tidak bisa
beramal.adapun i’robnya mustasna tergantung tuntutan Amilnya.
Seperti contoh :لاَ اَرَى اِلاَّ
اَخَاكَ مُقْبِلاً , لَمْ يَقُمْ اِلاَّ
اَبُوْكَ اَوَّلاً
Kalam naqis adalah : kalam yang belum menyebutkan
mustasna minhu dan pasti berbentuk manfi.
NADLOM 218-219
Mustasna itu boleh dibaca jer secara mutlak
apabila jatuh setelah huruf istisna yang tersisa :
غَيْرُ , سِوًى , سَوًى , سَوَاءً , خَلاَ , عَدَا , حَاشَا
Dan juga boleh dibaca nashob bagi orang yang
menghendaki dengan .. مَا خَلاَ , مَا عَدَا , مَا
حَاشَا
Seperti contoh : جَاءَنِى قَوْمٌ مَاعَدَا زَيْدًا , جَاءَنِى قَوْمٌ غَيْرَ زَيْدٍ ,
BAB ‘LA’ YANG BERAMAL SEBAGAIMANA AMALNYA ‘INNA’
NADLOM 220-222
Lafadz ‘LA’ itu bisa beramal sebagaimana ‘Inna’ yaitu : menashobkan
mubtadak menjadi isimnya dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya. Dan nashobkanlah
isim nakiroh yang bertemu langsung dengan ‘LA’
Baik yang berupa mudlof atau yang serupa dengan
mudlof.
Seperti contoh : لاَ غُلاَمَ حَضِرٍ مُكَافِيْ
Akan tetapi apabila lafadz “LA’ itu diulang-ulang maka boleh mengamalkan La
dan boleh tidak mengamalkannya (
اِلْغَاءْ )
NADLOM 223-224
Apabila “LA’ diulang-ulang dan isimnya La itu berupa isim mufrod(tidak
mudlof) maka isimnya La wajib dimabnikan
Nashob karena menjadi tersusun dengan La,atau boleh dirofa’kan dengan tanwin.
Seperti contoh : لاَاَخَ وَلاَ اَبَ
Lafadz
اَبٌ itu juga boleh dinashobkan.
Dan jika kamu merofa’kan lafadz اَخٌ maka janganlah kamu menashobkan lafadz
NADLOM 225-226
Dan jika kamu mema’rifatkan isimnya LA atau LA dipisah dari isimnya maka
isimnya LA wajib dibaca Rofa’ dan ditanwin serta LA wajib diulang-ulang.
Seperti contoh :
لاَ
لَنَا عَبْدٌ وَلاَ مَا يُدَّخَرُ , لاَ عَلِيٌّ حَاضِرٌ وَلاَ عُمَرُ
BAB NIDA’
NADLOM 227-228
Tarkib Munada adalah : isim yang bertemu dengan salah satu huruf nida’ atau
isim yang kemasukan huruf Nida’
Huruf nida’ yaitu : ( مُنَادَى مَنْدُوبْ ) وَا
( بَعِيْدْ
) اَ , اَيْ
(قَرِيْبْ )
أَ , اَيْ , هَيَا ,
اَيَا , يَا
Tarkib Munada itu ada 5 yaitu :
1. Mufrod A’lam contoh : يَاعَلِيُّ
2. Nakiroh Maqsudah artinya ketika dibuat munada isim
tersebut dimaksudkan untuk menetapi(mengandung) satu arti dari beberapa arti
isim nakiroh. Contoh : يَاغُلاَمُ
3. Nakiroh ghoiru maqsudah contoh : يَاغَافِلاً
(yang dimaqsudkan adalah semua orang yang lupa
tidak tertentu pada satu orang )
4. Mudlof
contoh :يَاكَاشِفَ الْبَلْوَى
5. Sibhul mudlof contoh : يَالَطِيْفًا
بِالْعِبَادِ
NADLOM 229-232
Dua munada yang awwal (mufrod alam dan nakiroh maqsudah) itu hukumnya
adalah wajib dimabnikan menurut alamat rofa’nya sebagaimana keterangan yang
telah diketahui,dengan tanpa ditanwin secara mutlak, adapun munada yang tersisa
(nakiroh maqsudah,mudlof,sibhul mudlof) itu hukumnya adalah wajib dinashobkan.
Adapun contoh macam-macam munada itu sudah disebutkan diatas.
BAB MAFUL MIN
AJLIH
NADLOM 233-235
Maful min Ajlih adalah : masdar yang dibaca nashob yang datang untuk
menjelaskan alasan terjadinya sesuatu pekerjaan.
Seperti contoh : قَامَ زَيْدٌ
اِجْلاَلاً لِعَمْرٍى
Maful minAjlih itu juga disebut Maful liAjlih dan Maful lah.
Syaratnya isim boleh dibaca nashob menjadi maful min Ajlih adalah :
1.harus berupa masdar.
2.harus berupa pekerjaan qolbi (hati)
3.failnya/pelakunya harus satu
4.zamannya harus sama dengan zaman amilnya.
5.harus berfaidah ta’lil (alasan terjadinya pekerjaan)
BAB MAFUL MAAH
NADLOM 236-238
Maful Maa’h adalah : isim yang dibaca nashob yang jatuh setelah wawu maiyah
yang menjelaskan sesuatu yang dilakukan bersamaan dengan sesuatu pekerjaan.
Seperti contoh : سِرْتُ وَالْأَمِيْرَ لِلْقُرَى
, اَلْأَمِيْرُ قَادِمٌ
وَالْعَسْكَرَ
Maful Maa’h itu syaratnya harus jatuh setelah wawu maiyah dengan syarat
lafadz sebelumnya itu berupa jumlah (ismiyah/fi’liyah)
Amil yang menashobkan maful maah adalah fiilnya atau lafadz yang serupa
dengan fiil yang jatuh sebelum wawu.
BAB ISIM YANG
DIBACA JER
NADLOM 239
Isim yang dibaca jer itu ada 3. Yaitu :
1.isim yang dijerkan dengan huruf jer. Contoh :بِسْمِ
2.isim yang dijerkan dengan idlofah. Contoh :بِسْمِ اللَّهِ
3.isim yang ikut pada isim yang dibaca jer. Contoh
: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
NADLOM 240-242
Huruf jer adalah : lafadz
مِنْ ,
اِلَى , عَنْ , عَلَى , فِى , رُبَّ ,
بَاءْ , كَافْ , لاَمْ
حُرُوْفْ
قَسَمْ (وَاوُ , بَاءْ , تَاءْ ) مُذْ ,
مُنْذُ , وَاوُ , رُبَّ
Seperti contoh : رُبَّ
رَجُلٍ لَقِيْتُهُ , مَرَرْتُ بِزَيْدٍ
BAB IDLOFAH
NADLOM 243-244
Idlofah adalah : menyandarkan satu lafadz pada lafadz lain yang menyebabkan
lafadz yang kedua dibaca jer.
/ menggabungkan dua
lafadz atau lebih menjadi satu.
Seperti contoh :كِتَابُ
زَيْدٍ ,
غُلاَمُ زَيْدٍ , اَمَامَ الْمَدْرَسَةِ
Lafadz yang pertama disebut mudlof dan lafadz yang
kedua disebut mudlof ilaih.
Mudlof adalah : lafadz yang disandarkan pada
lafadz lain. Contoh . غُلاَمُ زَيْدٍ
Mudlof ilaih adalah : lafadz yang disandari oleh
lafadz lain. Contoh .. غُلاَمُ زَيْدٍ
Nun(jama’ atau tasniyah) atau tanwin yang ada pada
mudlof itu harus dibuang.
Seperti contoh.
Mudlof ilaih itu harus dibaca jer. Contoh..
اَهْلُوْنَ
نَا اَهْلُوْنَ
اَهْلٌ
كُمْ اَهْلُكُمْ
NADLOM 245-246
Idlofah itu ada yang mengira-ngirakan ma’na nya :
1. فِىْ Contoh .(مَكْرٌ
فِى الَّيْلِ ) مَكْرُ الَّيْلِ
(apabila mudlof ilaih itu menjadi dlorof bagi
mudlof)
2.
مِنْ Contoh)
اِنَاءُ زُجَاجٍ . (اِنَاءٌ مِنْ زُجَاجٍ
(apabila mudlof itu termasuk jenis dari mudlof
ilaih)
3.
لاَمْ Contoh. (غُلاَمٌ لِزَيْدٍ
) غُلاَمُ زَيْدٍ
(selain kedua ketentuan diatas)
NADLOM 247
Adapun hukum-hukumnya tabi’(naa’t,athof,taukid,badal) itu sudah disebutkan
secara jelas dalam tawabi’ Bab Marfua’tul Asma.
PENUTUP
NADLOM 248
Kiyai nadlim berkata “wahai Allah tuhanku,berikanlah belas kasihmu kepada
kami,agar kami semua bisa mengikuti jalan kebenaran dan petunjukmu,yang menjadi
sebab kami bisa naik pada derajat yang lebih tinggi.
NADLOM 249-251
Dan pada bulan jumadil akhir tahun 976 H,telah sempurna pembuatan nadlom
untuk kitab muqoddimah ini(matan jurmiyah) ,dengan nadlom yang berjumlah ¼ nya
1000,yang mencukupi bagi orang yang mengukuhkannya,
Yang dinadlomkan oleh orang yang sangat butuh rohmatnya Alloh,yaitu : syeh
syarofuddin yahya Al imrithi,yang mempunyai sifat lemah,sembrono dan lalai.
NADLOM 249-251
Segala puji adalah bagi Alloh selama lamanya atas anugerah dan nikmatnya
yang sangat agung,sholawat dan salam adalah yang paling utama,semoga tetap
terhaturkan kepada nabi yang terpilih,nabi yang mulia yaitu nabi muhammad serta
kepada sahabatnya dan keluarganya yang
merupakan ahli taqwa,ahli ilmu,dan ahli kesempurnaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar